( bukan Photo sendiri )
Asian Games telah usai. Hal penting apa yang dapat diambil dari event tersebut.?.
Sepanjang sejarah  ke-ikut sertaannya dalam perhelatan olah raga terbesar kedua di dunia ini (setelaholimpiade), baru kali ini Indonesia mencatat raihan medali terbanyak, total 98 medali dibukukan. Luar biasa,tonggak sejarah baru telah dicatat, peringkat ke-empat di se-antero negara-negara Asia disabet. Setelah China, Jepang dan Korea.
Lalu, sebagai bagian dari republic ini, apakah anda bangga dengan raihan tersebut.?.
Sebagai anak bangsa, tentu saya bangga  dengan dengan torehan prestasi tersebut. Kebanggaan ini buakan hanya di akhir kompetisi saja, tapi dimulai saat open ceremony yang digelar GBK. Saat itu dunia menyaksikan Dua negeri Korea yang sedang berkonflik dapat berjalanan secara beriringan, negara negara Asia barat yang sedang dilanda konflik kemanusiaan hadir dengan semangat sebagai bagian Asia,penuh persaudaraan.  Kemudian  Indonesia tampil dengan kekayaan budaya yang dimilikinya bahwa bangsa ini, digdaya. Jika perhelatan kali ini, Asian Games 2018 bertema "Energy Of Asia" maka malam itu energy Asia telah menyihir dunia.
Sekali lagi saya bangga. Lebih-lebih saat itu, saya berkesempatan hadir langsung di open Ceremony yang digelar di stadion Gelora Bung Karno(GBK). Saya tidak pernah membayang kan bahwa suatu hari akan menyaksikan secara langsung acara tersebut. sebab Saya bukan penghuni Ibukota, Tempat saya jauh, ada disebuah desa yang barangkali tidak tercatat dalam peta berstandar  Nasional.
Namun,tidak semua orang bangga dengan Raihan tersebut. Di media dan social media saya banyak menemukan cibiran, nyiyiran tentang acara dan torehan prestasi tersebut.Tidak tanggung- tanggung yang berkomentar : Para politisi, wakil rakyat kita yang ada di Senayan, pegiat media social, ada juga mantan Menpora : yaitu Roy Suryo (era SBY). Padahal beliau (Roy Suryo) ini saat jadi menteri prestasinya tidak bagus-bagus amat. Â Apalagi sebagian besar asset pemerintah yang ia kuasai selama menjabat sebagai menpora belum dikembalikan sepenuhnya sampai hari ini.
Barangkali Mereka yang berkomentar ini, jangan-jangan tidak suka terhadap presiden Joko Widodo sehingga semua yang berkaitan dengan JokoWi harus dibenci. Sekali-pun itu sesuatu yang positif.Â
Mereka lupa bahwa ini bukan hanya prestasi Jokowi semata, tapi prestasi kita sebagai sebuah bangsa, bahwa kerja kita semua adalah prestasi bangsa. Kita harus bangga dan memberikan apresiasi yang luar bisasa terhadap kerja keras semua atlet, Pelatih,official, Pembina Cabang Olah Raga, dan seterusnya.
Saya kira begini : Kalau seseorang terbiasa menggunakan cara berfikir negative dalammeniali sesuatu, maka kali ada banyak hal yang dapat di-nyiyirin dari perhelatan Asian Games 2018. Misalnya : Indonesia masuk di empat besar  karena mendulang emas dari mata lomba yang tidak dipertandingkan di Olimpiade.Â
Apa  yang dibanggakan dari Pencak silat.? Sebab hanya dikenal di negara negara Asia (barangkali tidak semuadaratan  Asia), tidak dikenal dunia.  Kebanggaan apa yang perlu di junjung ketika banyak mendapatkan emas dari pencak silat, olahraga lokal, dan baru kali ini dipertandingkan di Asian Games.?dst.Â
Maka terlalu banyak yang dapat di-nyiyirin kalau anda menggunakan logika  berfikir yang demikian. Lebih celaka lagi saat ada yang membangun logika berfikir dengan membandingkankan biaya perhelatan Asian Games dan penanganan Gempa Bumi di lombok.
Tetapi pernahkah berfikir bahwa event ini adalah sesuatu yang luar biasa. Di acara inilah kita menemukan semangat kebersamaan sebagai bagian sebuah bangsa. Pada saat itu orang-orang tidak mempersoalkan lagi, Linsweld Kwok, Ras nya apa?. Apa Sukunya Ginting, atau apa Agamanya Jhonatan Cristy (Jojo). Dahsyat nya lagi, pada saat pertandingan Jojo di final, ada orang berteriak dari Tribun penonton,"Ayo Jojo, kamu bisa, bismillah Jojo pasti menang". Dia lupa kalau Jojo adalah seorang  Nasrani.Â
Tapi itulah indah nya saat kita melebur dalam satu semangat kebersaaan. saat kita dapat menghayati makna ke-bhinneka-an dengan baik maka kita tidak akan pernah mempersolkan lagi Suku,Ras,Golongan dan agama.
Bangsa ini harus memberikan apresiasi dengan keberhasilan pemerintah memasukkan pencak silat sebagai cabang yang dipertandingkan di Asian Games sebab bukan perjuangan mudah, tapi melalui lobbi yang berlika liku.Â
Kalau ada yang mempersoalkan pencak silat sebagai cabang baru, maka saya ingin mengatakan dulunya juga Judo, Karate, Kempo, demikian adanya. Sebagai cabang baru pada saat itu dan butuh loby panjang juga untuk di masukkan sebagai cabang baru di asian Games dan Olimpiade pada masanya.
Akhirnya, mari berfikir waras kembali. Semangat  Asian Games agar terus dijaga. Saatnya kita berbicara gagasan menuju Indonesia yang mulia di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H