Mohon tunggu...
Newang Jati Kusumo
Newang Jati Kusumo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Lambung Mangkurat

Sains dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara menggunakan LQ & Shift Share

8 November 2024   04:38 Diperbarui: 8 November 2024   07:22 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasil olah data sekunder, 2024
Hasil olah data sekunder, 2024

Berdasarkan analisis Shift Share (SS) sektor peternakan tahun 2022 di Kabupaten Hulu Sungai Utara, terlihat pola pertumbuhan yang berbeda-beda pada berbagai jenis ternak di setiap kecamatan. Untuk komoditas sapi dan kerbau, sebagian besar kecamatan menunjukkan pertumbuhan yang lambat. Ini menunjukkan bahwa kedua jenis ternak ini belum mengalami perkembangan yang signifikan di wilayah ini, mungkin karena kendala seperti infrastruktur yang belum memadai, keterbatasan sumber daya pakan, atau tingkat permintaan yang belum tinggi. Kecenderungan pertumbuhan lambat ini dapat mengindikasikan adanya potensi yang belum tergarap dengan baik, sehingga diperlukan upaya strategis untuk meningkatkan produksi dan daya saing komoditas sapi dan kerbau di masa depan.

Sementara itu, untuk komoditas kambing, sebagian besar kecamatan juga mencatat pertumbuhan lambat, dengan pengecualian di Kecamatan Haur Gading dan Paminggir yang menunjukkan pertumbuhan cepat. Hal ini menandakan bahwa ada peluang untuk meningkatkan produktivitas kambing di kedua kecamatan tersebut, mungkin dengan pengembangan skala usaha atau peningkatan sistem budidaya yang lebih efektif. Dengan adanya pertumbuhan yang cepat, kambing berpotensi menjadi komoditas yang menjanjikan bagi masyarakat di kedua kecamatan ini, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor peternakan kambing.

Di sisi lain, komoditas domba menunjukkan pertumbuhan cepat di sejumlah kecamatan seperti Amuntai Selatan, Amuntai Utara, Babirik, Banjang, Paminggir, Sungai Pandan, dan Sungai Tabukan. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa domba memiliki potensi yang cukup besar di wilayah-wilayah tersebut. Tingginya tingkat pertumbuhan komoditas domba ini dapat menjadi peluang besar bagi peternak lokal untuk mengembangkan usaha peternakan domba lebih lanjut, terutama dengan adanya permintaan yang cukup kuat dari pasar lokal maupun daerah sekitar. Dalam jangka panjang, domba bisa menjadi salah satu sektor unggulan bagi kecamatan-kecamatan tersebut, terutama jika didukung dengan program pengembangan dan pelatihan yang sesuai bagi peternak.

Untuk sektor ayam ras pedaging dan ayam ras petelur, sebagian besar kecamatan menunjukkan pertumbuhan lambat. Ini mengindikasikan bahwa sektor unggas, terutama ayam pedaging dan petelur, mungkin menghadapi tantangan seperti pasar yang belum optimal atau ketergantungan pada pakan impor, yang menyebabkan perkembangan sektor ini tertinggal dibandingkan dengan komoditas lain. Kendala dalam sektor ayam pedaging dan petelur ini mungkin juga terkait dengan skala produksi yang masih kecil, sehingga kurang mampu memenuhi permintaan pasar dalam jumlah besar. Dengan demikian, sektor ini masih memerlukan dukungan, baik dari segi akses terhadap pasar yang lebih luas, perbaikan infrastruktur, atau subsidi untuk pakan dan bibit unggas.

Sebaliknya, sektor ayam ras buras menunjukkan pertumbuhan yang cepat di hampir semua kecamatan, kecuali di Danau Panggang yang tetap mencatat pertumbuhan lambat. Tingginya pertumbuhan ayam ras buras ini mengindikasikan bahwa jenis unggas ini memiliki peran ekonomi yang signifikan di berbagai kecamatan dan berpotensi untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Ayam buras sering kali menjadi pilihan masyarakat karena adaptabilitasnya yang tinggi terhadap kondisi lokal dan permintaan yang relatif stabil. Peningkatan produksi ayam buras di berbagai kecamatan ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat dan mendukung kemandirian pangan di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Terakhir, untuk komoditas itik, hampir seluruh kecamatan mengalami pertumbuhan lambat, yang menunjukkan bahwa sektor ini belum berkembang secara optimal dan mungkin belum dianggap sebagai komoditas yang potensial. Pertumbuhan lambat pada sektor itik bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keterbatasan akses terhadap pasar, kurangnya dukungan infrastruktur atau teknologi, serta keterbatasan sumber daya untuk pengembangan itik. Meskipun demikian, potensi pengembangan itik tetap ada jika dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan minat peternak dan memberikan dukungan yang memadai dari pihak pemerintah daerah atau stakeholder terkait.

  • Sektor Perikanan

Hasil olah data sekunder, 2024
Hasil olah data sekunder, 2024

Berdasarkan analisis Shift Share (SS) sektor peternakan tahun 2022 di Kabupaten Hulu Sungai Utara, terlihat pola pertumbuhan yang berbeda-beda pada berbagai jenis ternak di setiap kecamatan. Untuk komoditas sapi dan kerbau, sebagian besar kecamatan menunjukkan pertumbuhan yang lambat. Ini menunjukkan bahwa kedua jenis ternak ini belum mengalami perkembangan yang signifikan di wilayah ini, mungkin karena kendala seperti infrastruktur yang belum memadai, keterbatasan sumber daya pakan, atau tingkat permintaan yang belum tinggi. Kecenderungan pertumbuhan lambat ini dapat mengindikasikan adanya potensi yang belum tergarap dengan baik, sehingga diperlukan upaya strategis untuk meningkatkan produksi dan daya saing komoditas sapi dan kerbau di masa depan.

Sementara itu, untuk komoditas kambing, sebagian besar kecamatan juga mencatat pertumbuhan lambat, dengan pengecualian di Kecamatan Haur Gading dan Paminggir yang menunjukkan pertumbuhan cepat. Hal ini menandakan bahwa ada peluang untuk meningkatkan produktivitas kambing di kedua kecamatan tersebut, mungkin dengan pengembangan skala usaha atau peningkatan sistem budidaya yang lebih efektif. Dengan adanya pertumbuhan yang cepat, kambing berpotensi menjadi komoditas yang menjanjikan bagi masyarakat di kedua kecamatan ini, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor peternakan kambing.

Di sisi lain, komoditas domba menunjukkan pertumbuhan cepat di sejumlah kecamatan seperti Amuntai Selatan, Amuntai Utara, Babirik, Banjang, Paminggir, Sungai Pandan, dan Sungai Tabukan. Kecenderungan ini menunjukkan bahwa domba memiliki potensi yang cukup besar di wilayah-wilayah tersebut. Tingginya tingkat pertumbuhan komoditas domba ini dapat menjadi peluang besar bagi peternak lokal untuk mengembangkan usaha peternakan domba lebih lanjut, terutama dengan adanya permintaan yang cukup kuat dari pasar lokal maupun daerah sekitar. Dalam jangka panjang, domba bisa menjadi salah satu sektor unggulan bagi kecamatan-kecamatan tersebut, terutama jika didukung dengan program pengembangan dan pelatihan yang sesuai bagi peternak.

Untuk sektor ayam ras pedaging dan ayam ras petelur, sebagian besar kecamatan menunjukkan pertumbuhan lambat. Ini mengindikasikan bahwa sektor unggas, terutama ayam pedaging dan petelur, mungkin menghadapi tantangan seperti pasar yang belum optimal atau ketergantungan pada pakan impor, yang menyebabkan perkembangan sektor ini tertinggal dibandingkan dengan komoditas lain. Kendala dalam sektor ayam pedaging dan petelur ini mungkin juga terkait dengan skala produksi yang masih kecil, sehingga kurang mampu memenuhi permintaan pasar dalam jumlah besar. Dengan demikian, sektor ini masih memerlukan dukungan, baik dari segi akses terhadap pasar yang lebih luas, perbaikan infrastruktur, atau subsidi untuk pakan dan bibit unggas.

Sebaliknya, sektor ayam ras buras menunjukkan pertumbuhan yang cepat di hampir semua kecamatan, kecuali di Danau Panggang yang tetap mencatat pertumbuhan lambat. Tingginya pertumbuhan ayam ras buras ini mengindikasikan bahwa jenis unggas ini memiliki peran ekonomi yang signifikan di berbagai kecamatan dan berpotensi untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Ayam buras sering kali menjadi pilihan masyarakat karena adaptabilitasnya yang tinggi terhadap kondisi lokal dan permintaan yang relatif stabil. Peningkatan produksi ayam buras di berbagai kecamatan ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat dan mendukung kemandirian pangan di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Terakhir, untuk komoditas itik, hampir seluruh kecamatan mengalami pertumbuhan lambat, yang menunjukkan bahwa sektor ini belum berkembang secara optimal dan mungkin belum dianggap sebagai komoditas yang potensial. Pertumbuhan lambat pada sektor itik bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keterbatasan akses terhadap pasar, kurangnya dukungan infrastruktur atau teknologi, serta keterbatasan sumber daya untuk pengembangan itik. Meskipun demikian, potensi pengembangan itik tetap ada jika dilakukan langkah-langkah untuk meningkatkan minat peternak dan memberikan dukungan yang memadai dari pihak pemerintah daerah atau stakeholder terkait.


POTENSI WILAYAH

  • Sektor Perkebunan

Hasil olah data sekunder, 2024
Hasil olah data sekunder, 2024

Dari tabel di atas, menghasilkan peta sebagai berikut:

  • Karet

Gambar 1: Peta potensi perkebunan karet Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Kelapa 

Gambar 2: Peta potensi perkebunan kelapa Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Kelapa Sawit Rakyat

Gambar 3: Peta potensi perkebunan sawit rakyat Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Sagu

Gambar 4: Peta potensi perkebunan sagu Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Purun

Gambar 5: Peta potensi perkebunan purun Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Lainnya

Gambar 6: Peta potensi perkebunan lainnya Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024

Kabupaten Hulu Sungai Utara memiliki potensi besar dalam sektor perkebunan dengan variasi komoditas yang dapat dikembangkan di masing-masing kecamatan, sesuai dengan kondisi dan keunggulan wilayahnya. Di antara komoditas utama, karet dan kelapa menjadi yang paling menonjol di berbagai kecamatan. Kecamatan Amuntai Selatan, Amuntai Tengah, Amuntai Utara, Banjang, Sungai Pandan, dan Danau Panggang memiliki status "prospektif" untuk karet, menunjukkan adanya potensi yang menjanjikan meskipun mungkin masih memerlukan pengembangan infrastruktur dan dukungan teknis. Beberapa kecamatan, seperti Babirik, Haur Gading, dan Sungai Tabukan bahkan memiliki status "unggul" untuk karet, yang menunjukkan kecocokan alami serta kesiapan wilayah ini dalam pengembangan lebih lanjut untuk menjadi pusat produksi karet di Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Pada komoditi kelapa, Babirik dan Haur Gading menonjol sebagai kecamatan dengan potensi unggul, diikuti oleh Danau Panggang yang juga memiliki potensi serupa. Kecamatan Amuntai Selatan, Amuntai Tengah, Amuntai Utara, Banjang, dan Sungai Tabukan memiliki potensi prospektif, yang menandakan adanya peluang yang bisa dimaksimalkan. Kelapa merupakan komoditas yang dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah, sehingga dengan pengembangan yang tepat, potensi kelapa di kecamatan-kecamatan ini dapat mendukung diversifikasi ekonomi dan memberikan keuntungan bagi masyarakat.

Sementara itu, kelapa sawit rakyat masih tertinggal di hampir seluruh kecamatan, kecuali di Kecamatan Paminggir, yang memiliki status "unggul" untuk komoditas ini. Hal ini mengindikasikan bahwa Kecamatan Paminggir mungkin telah memiliki kondisi lahan, iklim, atau pengetahuan petani yang mendukung budidaya kelapa sawit, dan dapat dimanfaatkan sebagai percontohan bagi kecamatan lain yang tertinggal.

Beberapa komoditas lain seperti sagu dan purun memiliki potensi yang tertinggal di hampir seluruh kecamatan. Meskipun demikian, purun dapat dimanfaatkan untuk produk kerajinan tangan, yang memiliki nilai ekonomi dan budaya. Namun, untuk saat ini, komoditas sagu dan purun belum menjadi fokus utama dan mungkin masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat potensinya.

  • Sektor Peternakan

Hasil olah data sekunder, 2024
Hasil olah data sekunder, 2024
  • Sapi

Gambar 7: Peta potensi peternakan sapi Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Kerbau

Gambar 8: Peta potensi peternakan kerbau Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Kambing

Gambar 9: Peta potensi peternakan kambing Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Domba

Gambar 10: Peta potensi peternakan domba Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Ayam Ras Pedaging

Gambar 11: Peta potensi peternakan ayam ras pedaging Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Ayam Ras Petelur

Gambar 12: Peta potensi peternakan ayam ras petelur Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Ayam Ras Buras

Gambar 13: Peta potensi peternakan ayam ras buras Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Itik

Gambar 14: Peta potensi peternakan itik Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024

Potensi wilayah sektor peternakan di Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022 menunjukkan variasi yang cukup luas antar kecamatan, dengan berbagai jenis ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, ayam ras, dan itik. Beberapa kecamatan memiliki keunggulan spesifik pada jenis ternak tertentu, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan sektor peternakan dan kesejahteraan masyarakat.

Kecamatan Amuntai Selatan dan Amuntai Utara, misalnya, memiliki potensi andalan untuk domba, menunjukkan bahwa kedua wilayah ini memiliki kondisi yang mendukung bagi pengembangan peternakan domba. Keduanya juga menunjukkan prospek baik dalam pengembangan sapi dan kambing, terutama dengan status "prospektif" untuk kedua jenis ternak tersebut, yang berarti kecamatan ini memiliki potensi cukup besar meski mungkin masih membutuhkan dukungan tambahan dalam infrastruktur atau akses pasar untuk memaksimalkannya. Di sisi lain, ayam ras buras di Amuntai Selatan dan Amuntai Tengah juga memiliki potensi unggul, yang menunjukkan bahwa unggas lokal ini dapat berkembang pesat di wilayah ini dan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat.

Kecamatan Babirik tampil unggul untuk sapi dan memiliki status prospektif untuk ayam ras pedaging dan itik. Hal ini mengindikasikan bahwa Babirik dapat menjadi pusat peternakan sapi dan ayam ras pedaging di kabupaten ini, terutama dengan potensi andalan pada ayam buras. Dengan dukungan yang tepat, Babirik dapat memenuhi kebutuhan daging sapi dan ayam lokal serta menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Selain itu, potensi unggul pada sapi juga terlihat di Haur Gading, sementara domba dan ayam ras pedaging menunjukkan prospek yang baik.

Di Kecamatan Paminggir dan Sungai Pandan, terdapat potensi andalan untuk beberapa jenis ternak seperti ayam ras buras dan kambing, sementara di Paminggir juga unggul dalam peternakan domba. Potensi yang dimiliki Paminggir dan Sungai Pandan ini menunjukkan peluang untuk memperluas skala peternakan di kedua kecamatan tersebut. Terutama, domba dan ayam ras buras dapat menjadi komoditas utama yang dapat dikembangkan lebih lanjut, meningkatkan kontribusi ekonomi lokal.

Namun, beberapa kecamatan menunjukkan potensi tertinggal dalam jenis ternak tertentu, seperti kerbau di hampir seluruh wilayah, yang mungkin disebabkan oleh kondisi lahan atau kebutuhan khusus yang tidak sesuai dengan karakteristik wilayah di kabupaten ini. Dengan demikian, pengembangan potensi kerbau mungkin tidak menjadi prioritas.

  • Sektor Perikanan

Hasil olah data sekunder, 2024
Hasil olah data sekunder, 2024
  • Ayam Ras Buras

Gambar 13: Peta potensi perikanan rawa Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024
  • Sungai

Gambar 14: Peta potensi perikanan sungai Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2022

Dokumen Pribadi, 2024
Dokumen Pribadi, 2024

Potensi sektor perikanan di Kabupaten Hulu Sungai Utara pada tahun 2022 menunjukkan perbedaan daya saing antara wilayah yang memiliki akses terhadap sumber daya perairan rawa dan sungai. Kecamatan yang memiliki akses rawa seperti Amuntai Selatan, Amuntai Tengah, dan Amuntai Utara dinilai "prospektif" dalam pengembangan perikanan di perairan rawa. Ini berarti wilayah-wilayah ini memiliki potensi besar untuk mengembangkan budidaya perikanan yang masih perlu ditingkatkan, baik melalui infrastruktur maupun teknologi budidaya. Khusus di Amuntai Utara, perikanan di perairan sungai memiliki status "unggul," yang menunjukkan potensi optimal dalam memanfaatkan aliran sungai sebagai sumber perikanan utama.

Beberapa kecamatan lainnya, seperti Banjang, Haur Gading, Paminggir, Sungai Pandan, dan Sungai Tabukan, tercatat sebagai wilayah dengan potensi andalan, terutama di rawa. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah-wilayah ini memiliki kapasitas sumber daya yang baik untuk mendukung perikanan air rawa yang produktif. Sungai Pandan, bahkan, memiliki status "andalan" untuk kedua jenis perairan (rawa dan sungai), yang membuat kecamatan ini sangat prospektif untuk dikembangkan sebagai pusat perikanan di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Potensi ini dapat dimaksimalkan dengan pengembangan budidaya ikan air tawar, yang dapat meningkatkan hasil panen serta mendukung kebutuhan pangan di wilayah tersebut.

Sebaliknya, kecamatan Babirik dan sebagian wilayah lainnya tercatat tertinggal dalam pengembangan sektor perikanan, baik di perairan rawa maupun sungai. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti keterbatasan lahan, kurangnya akses pasar, atau kurangnya dukungan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan perikanan di daerah-daerah ini.


KESIMPULAN

Potensi sektor perkebunan, peternakan, dan perikanan di Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan Shift-Share. Hasil analisis menunjukkan bahwa komoditas karet dan kelapa menjadi sektor basis yang dominan di banyak kecamatan, yang berarti kedua komoditas ini berkontribusi besar terhadap perekonomian lokal. Kecamatan seperti Danau Panggang, Paminggir, Babirik, dan Haur Gading memiliki potensi kuat untuk mengembangkan karet dan kelapa, sedangkan kelapa sawit hanya menunjukkan status basis di Kecamatan Banjang. Ini mengindikasikan perlunya perhatian lebih dalam pengembangan kelapa sawit di kecamatan lain.

Dalam sektor peternakan, analisis LQ menunjukkan bahwa beberapa kecamatan memiliki potensi unggul untuk berbagai jenis ternak seperti sapi, kambing, dan ayam. Misalnya, Kecamatan Danau Panggang dan Paminggir memiliki status basis untuk ternak sapi dan kambing. Namun, ada beberapa kecamatan yang mengalami pertumbuhan lambat dalam sektor ini, menunjukkan tantangan yang perlu diatasi agar potensi peternakan dapat dimaksimalkan.

Sektor perikanan juga menunjukkan variasi potensi antar kecamatan. Danau Panggang, Paminggir, dan Babirik memiliki status basis untuk perikanan rawa dan sungai, menandakan bahwa sektor ini penting bagi perekonomian lokal. Sebaliknya, banyak kecamatan lainnya masih berada dalam kategori non-basis untuk perikanan, yang menunjukkan bahwa sektor ini belum sepenuhnya berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun