Kabupaten Hulu Sungai Utara, yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama dalam sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Sektor-sektor ini menjadi sumber pendapatan utama bagi masyarakat lokal dan berperan penting dalam pembangunan ekonomi daerah. Menurut penelitian oleh Saihani et al. (2019), sektor pertanian di Kabupaten Hulu Sungai Utara menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dengan subsektor tanaman pangan, peternakan, dan perikanan sebagai sektor basis yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Dalam konteks ini, pemahaman yang mendalam tentang potensi dan tantangan yang dihadapi oleh sektor-sektor ini sangat penting untuk merumuskan kebijakan pengembangan yang efektif.
Laporan praktikum ini bertujuan untuk menganalisis potensi sektor perkebunan, peternakan, dan perikanan di Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ) dan Shift-Share. Pentingnya analisis ini terletak pada peran sektor-sektor tersebut sebagai pilar utama dalam perekonomian daerah. Sektor pertanian, termasuk sub-sektor perkebunan dan peternakan, merupakan sumber utama pendapatan bagi masyarakat setempat. Menurut penelitian oleh Fitriani et al. (2021), sektor pertanian memiliki kontribusi besar terhadap PDRB Kabupaten Hulu Sungai Utara, sehingga pemetaan potensi melalui analisis LQ menjadi sangat relevan untuk mengidentifikasi sektor-sektor unggulan yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Dengan memahami keunggulan komparatif dari masing-masing sektor, pemerintah daerah dapat merumuskan kebijakan yang lebih efektif untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.
Di samping itu, analisis Shift-Share akan menggambarkan dengan baik mengenai dinamika pertumbuhan sektor-sektor tersebut. Metode ini memungkinkan kita untuk mengevaluasi kinerja sektor perkebunan, peternakan, dan perikanan dalam konteks pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Menurut Supriyadi & Rachmawati (2022), analisis Shift-Share dapat membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor dan menunjukkan potensi pengembangan yang ada.
Hasil dari analisis ini diharapkan akan memberikan wawasan yang berharga bagi pengambil kebijakan dalam merancang strategi pengembangan yang lebih tepat sasaran dan  juga dapat berfungsi sebagai panduan bagi pelaku ekonomi lokal dalam memanfaatkan potensi yang ada. Sektor perkebunan, peternakan, dan perikanan memiliki peran krusial dalam mendukung ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemetaan potensi melalui metode analisis LQ dan Shift-Share menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi daerah dapat berlangsung secara berkelanjutan dan inklusif.
ANALISIS LQ TAHUN 2022
- Sektor Perkebunan
Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ) sektor perkebunan di Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk tahun 2022, terdapat gambaran mengenai potensi setiap kecamatan terhadap berbagai komoditas perkebunan seperti karet, kelapa, kelapa sawit, sagu, purun, dan komoditas lain. Dari hasil ini, terlihat bahwa komoditas karet dan kelapa memiliki nilai LQ yang menunjukkan sebagai komoditas basis di sebagian besar kecamatan. Kecamatan Danau Panggang, Paminggir, Babirik, Sungai Pandan, Sungai Tabukan, Amuntai Selatan, Amuntai Tengah, Amuntai Utara, dan Haur Gading semuanya memiliki status "Basis" untuk kedua komoditas ini. Ini berarti karet dan kelapa menjadi komoditas unggulan yang lebih dominan dibandingkan sektor-sektor lain, sehingga kedua komoditas ini penting bagi perekonomian kecamatan-kecamatan tersebut. Potensi ini menunjukkan bahwa karet dan kelapa adalah pilihan yang paling produktif di daerah ini, dan kecamatan-kecamatan ini cenderung memiliki lingkungan atau kondisi yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan kedua komoditas tersebut.
Di sisi lain, komoditas kelapa sawit menunjukkan nilai LQ "Basis" hanya di Kecamatan Banjang, sementara di kecamatan lain, kelapa sawit masuk kategori "Non Basis." Artinya, Banjang memiliki potensi lebih besar dalam pengembangan kelapa sawit dibandingkan kecamatan lainnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor geografis, aksesibilitas, atau kesesuaian tanah di wilayah Banjang yang mendukung pertumbuhan kelapa sawit lebih baik daripada di kecamatan lain.
Sedangkan untuk komoditas lain seperti sagu, purun, dan komoditas lainnya, semua kecamatan berada dalam kategori "Non Basis." Hal ini menunjukkan bahwa komoditas-komoditas tersebut belum menjadi sektor unggulan di seluruh kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dengan kata lain, komoditas ini mungkin memiliki potensi yang kurang optimal di daerah ini atau belum mendapatkan perhatian yang signifikan dalam pengembangan sektor perkebunan.
- Sektor Peternakan
Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) sektor peternakan tahun 2022 di Kabupaten Hulu Sungai Utara, terdapat perbedaan potensi pada setiap kecamatan untuk berbagai jenis ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, ayam ras buras, dan itik. Berikut ini adalah interpretasi dari hasil analisis ini.
Kecamatan Danau Panggang memiliki potensi yang unggul (Basis) untuk ternak sapi, kambing, dan ayam ras buras. Artinya, sektor-sektor ini merupakan kekuatan utama di Danau Panggang, dan kemungkinan besar ternak-ternak ini memiliki produktivitas tinggi atau permintaan yang signifikan di daerah tersebut. Di Kecamatan Paminggir, ternak kerbau, kambing, dan ayam ras buras menjadi komoditas basis, menunjukkan bahwa ketiga jenis ternak ini merupakan andalan ekonomi lokal di kecamatan tersebut.
Kecamatan Babirik menonjol dengan ternak sapi, kambing, ayam ras buras, dan itik sebagai komoditas basis. Ini berarti bahwa Babirik memiliki kondisi yang cocok untuk pengembangan sektor-sektor ini, baik dari sisi lingkungan maupun permintaan pasar. Kecamatan Sungai Pandan menonjol dalam ternak sapi, kambing, ayam ras pedaging, dan itik. Hal ini menunjukkan bahwa Sungai Pandan memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan daging di wilayah tersebut, baik dari ternak besar seperti sapi maupun unggas seperti ayam pedaging.
Di Kecamatan Sungai Tabukan, sektor unggulan meliputi kerbau, kambing, dan ayam ras pedaging, sehingga ketiga jenis ternak ini menjadi basis utama yang mendukung perekonomian kecamatan. Sementara itu, Kecamatan Amuntai Selatan menunjukkan potensi besar untuk ternak sapi, kambing, ayam ras petelur, dan itik, yang menunjukkan bahwa Amuntai Selatan memiliki variasi komoditas ternak yang cukup kuat. Di Kecamatan Amuntai Tengah, komoditas basis meliputi sapi, domba, ayam ras pedaging, dan ayam ras petelur, menandakan potensi yang luas dalam bidang peternakan untuk memenuhi permintaan daging dan telur.
Kecamatan Banjang memiliki potensi unggulan dalam ternak sapi, kambing, dan ayam ras pedaging. Hal ini menandakan kekuatan ekonomi lokal di bidang peternakan besar dan unggas. Di Kecamatan Amuntai Utara, yang menjadi basis adalah ternak sapi dan ayam ras pedaging, yang menunjukkan kekuatan sektor peternakan besar dan ayam pedaging di daerah tersebut. Terakhir, Kecamatan Haur Gading memiliki potensi untuk ayam ras pedaging saja sebagai komoditas basis, yang menunjukkan fokus utama peternakan di kecamatan ini adalah pada unggas pedaging.
- Sektor Perikanan
Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) sektor perikanan tahun 2022 di Kabupaten Hulu Sungai Utara, terlihat perbedaan potensi perikanan antara kecamatan-kecamatan. Analisis ini menyoroti perikanan rawa dan sungai sebagai dua jenis perikanan yang dinilai potensinya di setiap kecamatan.
Kecamatan Danau Panggang, Paminggir, dan Babirik memiliki nilai LQ "Basis" untuk perikanan rawa dan sungai, yang menunjukkan bahwa kedua jenis perikanan ini memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung perekonomian di ketiga kecamatan tersebut. Kecamatan-kecamatan ini tampaknya memiliki lingkungan yang sangat mendukung untuk perikanan rawa dan sungai, seperti lahan perairan yang luas, kondisi alam yang baik untuk habitat ikan, serta mungkin tradisi atau keterampilan masyarakat setempat yang mendukung sektor ini. Karena memiliki status basis, sektor perikanan rawa dan sungai di kecamatan-kecamatan ini bisa menjadi andalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal dan memenuhi permintaan ikan baik untuk kebutuhan sendiri maupun untuk didistribusikan ke daerah lain.
Di sisi lain, kecamatan seperti Sungai Pandan, Sungai Tabukan, Amuntai Selatan, Amuntai Tengah, Banjang, Amuntai Utara, dan Haur Gading semuanya memiliki status "Non Basis" untuk kedua jenis perikanan ini. Artinya, perikanan rawa dan sungai di kecamatan-kecamatan ini belum menjadi sektor unggulan atau mungkin belum berkembang secara optimal. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya infrastruktur yang mendukung perikanan, kurangnya akses terhadap sumber daya air yang memadai, atau mungkin juga karena keterbatasan keterampilan dan pengetahuan masyarakat dalam mengelola potensi perikanan.
ANALISIS SHIFT SHARE TAHUN 2022
- Sektor Perkebunan
Berdasarkan analisis Shift Share (SS) sektor perkebunan tahun 2022 di Kabupaten Hulu Sungai Utara, dapat dilihat bagaimana pertumbuhan komoditas perkebunan seperti karet, kelapa, kelapa sawit rakyat, sagu, purun, dan komoditas lainnya berbeda di setiap kecamatan. Analisis ini membantu kita memahami kecenderungan pertumbuhan sektor perkebunan di berbagai kecamatan.
Pada komoditas karet, pertumbuhan cepat terlihat di Kecamatan Babirik, Haur Gading, Paminggir, dan Sungai Tabukan. Artinya, karet mengalami peningkatan yang signifikan di kecamatan-kecamatan ini, baik dalam hal produksi maupun peran ekonominya. Karet tampaknya memiliki potensi untuk berkembang lebih lanjut di kecamatan tersebut, yang dapat memberikan peluang bagi masyarakat setempat untuk meningkatkan pendapatan melalui komoditas ini. Sebaliknya, kecamatan lainnya seperti Amuntai Selatan, Amuntai Tengah, Amuntai Utara, Banjang, dan Sungai Pandan menunjukkan pertumbuhan lambat pada sektor karet, yang mengindikasikan bahwa karet belum berkembang optimal atau menghadapi kendala dalam hal produktivitas atau pemasaran.
Komoditas kelapa menunjukkan pertumbuhan cepat di kecamatan Amuntai Selatan, Babirik, Danau Panggang, dan Haur Gading. Kecamatan ini memiliki potensi yang besar dalam produksi kelapa, yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi setempat melalui produk-produk turunan kelapa. Namun, di kecamatan lain seperti Amuntai Tengah, Amuntai Utara, Banjang, Paminggir, dan Sungai Tabukan, pertumbuhan kelapa masih lambat, menunjukkan adanya tantangan yang perlu diatasi untuk mendorong peningkatan produktivitas kelapa.
Kelapa sawit rakyat menunjukkan pertumbuhan cepat hanya di Kecamatan Paminggir, yang menandakan adanya potensi pengembangan kelapa sawit di daerah tersebut. Di kecamatan lainnya, kelapa sawit rakyat tumbuh lambat, yang bisa jadi disebabkan oleh kendala seperti kondisi tanah, infrastruktur yang kurang mendukung, atau keterbatasan pengetahuan masyarakat dalam budidaya kelapa sawit.
- Sektor Peternakan