Jas hitam yang dipakai pada hari perkawinan penulis itu barang bekas, dan ini yang membuat tukang rias pengantinnya tertawa saat tahu yang diriasnya hanya memakai baju bekas yang ada label huruf kanji di jahitan dalamnya.
Hanya sayang, celana hitamnya dipinjam oleh teman penulis, dan penulis sendiri sudah lupa siapa orang terakhir telah meminjamnya sehingga sampai sekarang celana hitam pasangan baju jas itu lenyap tak ketahuan lagi dimana barangnya.
Pengalaman yang lucu sekaligus menyedihkan jika diingat kala memakai pakaian bekas bukan karena mengikuti tren yang terjadi di masyarakat, tetapi karena memang isi dompet yang "cekak".Â
Ternyata dahulu untuk bergaya dan tampil beda bisa dengan pakaian bekas, dengan catatan jangan sampai ada orang yang tahu saja saat kita membelinya.
podjok pawon, Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H