Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Prasasti Sojomerto, Dapunta Selendra dan Asal-usul Wangsa Sailendra

24 Oktober 2020   16:22 Diperbarui: 24 Oktober 2020   16:31 1318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.dictio.id/

Prasasti Sojomerto yang bermediakan batu andesit ini ditemukan di desa Sojomerto, kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Prasasti in mempergunakan aksara Pallawa dan berbahasa Melayu-Kuno, dengan tanpa menyertakan tahun penerbitannya.

 

Transkripsi prasasti Sojomerto:

1) .................................ryyon sri sata.....

2) ..................................-a koti........... namah ssiwaya

3) bhatara parameswa

4) ra sarwwa daiwa ku samwah hiyang

5) - - mih inan dhisnanda dapu

6) nta selendra namah santanu

7) namanda bapanda bhadrawati

8) namanda ayanda sampula

9) namanda wininda selendra namah

10) mamagappasarlempewanih

Terjemahannya adalah:

) .................................................

2) ................................................

3) Hormat kepada dewa Siwa

4) Bhatara Parameswa

5) ra dan semua dewa yang kuhormat. Hiyang

6) - - mih adalah ..................................

7) dari yang terhormat Dapunta Selendra. Santanu

8) adalah nama ayahnya. Bhadrawati

9) adalah nama ibunya. Sampula

10) adalah nama istri dari yang terhormat Selendra

11.........................................................(Darmosoetopo, 2012).

Isi dari prasasti Sojomerto menyebutkan adanya seorang penganut agama Siwa yang bernama Dapunta Selendra, putra dari Santanu dan Bhadrawati. Dia memiliki isteri yang bernama Sampula.

  • Dapunta Selendra dan Sailendra (Teori Sumatera)

Ada beberapa  teori tentang asal usul wangsa Sailendra, salah satunya adalah teori yang menyatakan bahwa wangsa Sailendra itu berasal dari Sumatera (Sriwijaya). Vogel (1919) dan Krom (1919) yang juga kemudian didukung Coedes, menyatakan bahwa sejak awal Sriwijaya  diperintah oleh dinasti Sailendra dan kemudian ibukota pemerintahannya dipindahkan ke Jawa pada pertengahan abad ke-delapan masehi.

Argumen yang menjadi dasar teori ini adalah sifat Buddhis dari prasasti Kalasan dan Kelurak yang  dipengaruhi oleh agama Buddha yang berkembang lebih dulu di Sriwijaya, dan juga dari kalimat "menghukum bhumi Jawa yang tidak mau tunduk kepada Sriwijaya" sebagaimana yang dituliskan dalam prasasti Kota Kapur 686 M.

Teori asal usul Sailendra berasal dari Sumatera ini populer pada paruh pertama abad XX Masehi. Teori ini menjadi semakin populer ketika Boechari (1966) menyatakan bahwa Dapunta Selendra yang namanya ditulis di prasasti Sojomerto itu adalah ejaan Melayu Kuno dari nama Sailendra, dan prasasti Sojomerto itu berasal dari abad ke VII Masehi. Dapunta Selendra adalah pendiri wangsa Sailendra, dia berasal dari suatu daerah di Sumatera, yaitu Akhandalapura.

Nama Dapunta Selendra kemudian dihubungkan dengan nama Dapunta Hyang Sri Jayanasa, raja penguasa Sriwijaya yang mengirimkan ekspedisi untuk menghukum Bhumi Jawa. Orang yang ditugaskan untuk memimpin ekspedisi ini adalah Dapunta Selendra. Akan tetapi rupanya ekspedisi untuk menghukum Bhumi Jawa, yang dalam hal ini adalah kerajaan Kalingga (Ho Ling) yang diperintah oleh Ratu Shima, tidak berhasil.

Dapunta Selendra dan sisa pasukannya tidak berani kembali ke Sriwijaya karena takut menghadapi kemarahan rajanya. Mereka kemudian tinggal dan menetap di Jawa, yaitu di daerah sekitar Sojomerto. Setelah beberapa lama menetap disana, akhirnya Dapunta Selendra menjadi penguasa Jawa di daerah Sojomerto. Namun karena Dapunta Selendra ini bukan orang Jawa, maka untuk mengukuhkan kekuasaannya dia membuat prasasti yang berisi silsilah keluarganya dan juga sekaligus untuk mempertegas keberadaan dirinya.

  • Dapunta Selendra dan Sailendra (Teori Jawa)

Senada dengan pendapat Boechari, Poerbatjaraka menyatakan bahwa hanya ada satu dinasti yang berkuasa di Medang atau Mataram Kuno, yaitu dinasti Sailendra (wangsa Sailendra), yang mana cikal bakal atau pendiri dari wangsa ini adalah Dapunta Selendra.

Teori atau pendapat Poebatjaraka ini didasarkan atas Carita Parahiyangan yang kemudian digabungkan dengan prasasti Sojomerto, kronik Tiongkok Dinasti Tang dan prasasti Canggal, sehingga terjalin pertalian kerabat antara Kalingga dan Galuh (Sunda) yang kemudian menurunkan Sanjaya sebagai pendiri kerajaan Medang (Mataram Kuno).

Dari prasasti Sojomerto diperoleh nama Dapunta Selendra yang dianggap sebagai pendiri wangsa Sailendra (? -- 674 M). Dari kronik Tiongkok Dinasti Tang diperoleh nama  Ratu Shima (674 -- 703 M) yang berkuasa di Holing (Kalingga). Dari Carita Parahiyangan diperoleh nama Ratu Parwati (695 -709 M), raja Sanna (709 -- 716 M), dan dari prasasti Canggal diperoleh nama Sanjaya (717 -- 746 M) yang kemudian diteruskan putranya yaitu Rake Panangkaran (746 -- 784 M) dan seterusnya.

Berdasarkan pendapat Poerbatjaraka, Sanjaya dan keturunan-keturunannya itu adalah anggota wangsa Sailendra yang semula merupakan penganut Siwa. Namun setelah Rake Panangkaran, mereka menjadi penganut Buddha Mahayana. Hal ini sesuai dengan apa yang termuat dalam Carita Parahiyangan bahwa Rake Panangkaran  (Rake Panaraban) atau Rake Temperan disuruh berpindah keyakinan oleh ayahnya (Sanjaya) karena keyakinan yang dianutnya (Siwa) itu ditakuti oleh semua orang. Pendapat ini juga sesuai dengan apa yang terdapat dalam prasasti Raja Sankhara.

  • Sailendra Berasal dari Jawa (Medang)

Tidak semua ahli sejarah sepakat bahwa prasasti Sojomerto itu berasal dari pertengahan abad ke VII dan awal abad ke VIII. Salah satunya adalah LC. Damais (1970) yang menyatakan bahwa prasasti tersebut berasal dari abad ke IX, dengan kata lain tidak menempatkannya sebelum tahun 800 M. pendapat LC Damais ini didukung oleh Zakharov (2012).

Pendapat Zakharov ini  menolak teori Sumatera dan Teori Jawa tentang asal-usul wangsa Sailendra dengan argumen yang sangat mendasar yaitu bahwa kehadiran Sailendra di Sumatera terjadi hanya setelah Balaputradewa menjadi raja di Swarnadwipa. Dengan kata lain tak ada jejak rekam wangsa Sailendra di Sumatera sebelum abad ke IX. Demikian juga dengan teori Jawa, mengapa Sanjaya sebagai pendahulu Rake Panangkaran tidak disebut sebagai anggota sailendra dan mengapa sebutan untuk wangsa ini menghilang dari sumber-sumber Jawa Kuno.

Dengan  melakukan analisa terhadap sumber-sumber sejarah primer yang menyebutkan wangsa Sailendra, prasasti Mantyasih dan prasasti Wanua tengah III, sampai pada pendapat bahwa hanya ada satu dinasti (wangsa) yang memerintah di Medang (Mataram Kuno) yaitu wangsa Sailendra dan wangsa Sailendra ini berasal dari Jawa.

Zakharov mengajukan hipotesa bahwa Sailendra adalah Sanjaya. Sanjaya sebagai pendiri wangsa Sailendra (sailendravamsa) sekaligus sebagai pendiri kerajaan Medang (Mataram Kuno). Hipotesa ini masih memerlukan pengujian lebih lanjut yang tentu saja harus disertai dengan bukti-bukti sejarah yang kuat.

Sumber bacaan:

  • Riboet Darmo Soetopo, PRASASTI SOJOMERTO, Dalam Konteks Sejarah Medang, Makalah tanpa tahun.
  • Anton O. Zakharov, THE AILENDRAS RECONSIDERED Nalanda-Sriwijaya centre working paper series, no. 12, Aug 2012.
  • G. Coedes dan L.Ch. Damais, KEDATUAN SRIWIJAYA, Penelitian Tentang Sriwijaya, Seri Terjemahan Arkeologi No.2, Kerjasama Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Dengan Ecole Francaise d'Extreme-Orient, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989.
  • Hariani Santiko, DUA DINASTI DI KERAJAAN MATARAM KUNO: Tinjauan Prasasti, Sejarah Dan Budaya, Tahun Ketujuh, Nomor 2, Desember 2013.
  • Wikipedia, Wangsa Sailendra

Podjok pawon, Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun