9) adalah nama ibunya. Sampula
10) adalah nama istri dari yang terhormat Selendra
11.........................................................(Darmosoetopo, 2012).
Isi dari prasasti Sojomerto menyebutkan adanya seorang penganut agama Siwa yang bernama Dapunta Selendra, putra dari Santanu dan Bhadrawati. Dia memiliki isteri yang bernama Sampula.
- Dapunta Selendra dan Sailendra (Teori Sumatera)
Ada beberapa  teori tentang asal usul wangsa Sailendra, salah satunya adalah teori yang menyatakan bahwa wangsa Sailendra itu berasal dari Sumatera (Sriwijaya). Vogel (1919) dan Krom (1919) yang juga kemudian didukung Coedes, menyatakan bahwa sejak awal Sriwijaya  diperintah oleh dinasti Sailendra dan kemudian ibukota pemerintahannya dipindahkan ke Jawa pada pertengahan abad ke-delapan masehi.
Argumen yang menjadi dasar teori ini adalah sifat Buddhis dari prasasti Kalasan dan Kelurak yang  dipengaruhi oleh agama Buddha yang berkembang lebih dulu di Sriwijaya, dan juga dari kalimat "menghukum bhumi Jawa yang tidak mau tunduk kepada Sriwijaya" sebagaimana yang dituliskan dalam prasasti Kota Kapur 686 M.
Teori asal usul Sailendra berasal dari Sumatera ini populer pada paruh pertama abad XX Masehi. Teori ini menjadi semakin populer ketika Boechari (1966) menyatakan bahwa Dapunta Selendra yang namanya ditulis di prasasti Sojomerto itu adalah ejaan Melayu Kuno dari nama Sailendra, dan prasasti Sojomerto itu berasal dari abad ke VII Masehi. Dapunta Selendra adalah pendiri wangsa Sailendra, dia berasal dari suatu daerah di Sumatera, yaitu Akhandalapura.
Nama Dapunta Selendra kemudian dihubungkan dengan nama Dapunta Hyang Sri Jayanasa, raja penguasa Sriwijaya yang mengirimkan ekspedisi untuk menghukum Bhumi Jawa. Orang yang ditugaskan untuk memimpin ekspedisi ini adalah Dapunta Selendra. Akan tetapi rupanya ekspedisi untuk menghukum Bhumi Jawa, yang dalam hal ini adalah kerajaan Kalingga (Ho Ling) yang diperintah oleh Ratu Shima, tidak berhasil.
Dapunta Selendra dan sisa pasukannya tidak berani kembali ke Sriwijaya karena takut menghadapi kemarahan rajanya. Mereka kemudian tinggal dan menetap di Jawa, yaitu di daerah sekitar Sojomerto. Setelah beberapa lama menetap disana, akhirnya Dapunta Selendra menjadi penguasa Jawa di daerah Sojomerto. Namun karena Dapunta Selendra ini bukan orang Jawa, maka untuk mengukuhkan kekuasaannya dia membuat prasasti yang berisi silsilah keluarganya dan juga sekaligus untuk mempertegas keberadaan dirinya.
- Dapunta Selendra dan Sailendra (Teori Jawa)
Senada dengan pendapat Boechari, Poerbatjaraka menyatakan bahwa hanya ada satu dinasti yang berkuasa di Medang atau Mataram Kuno, yaitu dinasti Sailendra (wangsa Sailendra), yang mana cikal bakal atau pendiri dari wangsa ini adalah Dapunta Selendra.
Teori atau pendapat Poebatjaraka ini didasarkan atas Carita Parahiyangan yang kemudian digabungkan dengan prasasti Sojomerto, kronik Tiongkok Dinasti Tang dan prasasti Canggal, sehingga terjalin pertalian kerabat antara Kalingga dan Galuh (Sunda) yang kemudian menurunkan Sanjaya sebagai pendiri kerajaan Medang (Mataram Kuno).