Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lukisan Perempuan Cantik di Kamar Kosong

19 Oktober 2020   12:43 Diperbarui: 19 Oktober 2020   12:44 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu pagi saat hendak berangkat memancing ikan, mendadak Pramono didatangi oleh kakak kandungnya yang bernama Baskoro. 

Tanpa diduga dan disangka-sangka, dengan wajah memerah menaham amarah Baskoro lalu menudingkan telunjuk jari tangannya sambil mendamprat Pramono," Pram, jangan berbuat yang aneh-aneh dan bikin malu keluarga di rumah ini ya!"

Dengan wajah kaget bercampur heran, Pramono menjawab," Lha memangnya ada apa mas ? Pagi-pagi datang langsung marah-marah tak karuan!"

"Kamu itu Pram...kamu yang kalau dicarikan calon isteri selalu menolak,  ternyata malam-malam malah membawa masuk perempuan  ke rumah ini, " sahut Baskoro. "Bu Rukmini yang melihat semalam ada perempuan yang masuk ke rumah ini, masih mau kamu sangkal hah!?" Baskoro tambah tinggi nada bicaranya.

"Wah, ini jelas fitnah mas, semalam yang berada di rumah ini bukan perempuan tapi si Darman. Aku bermain catur dengan Darman  sampai jam satu malam. Kalau tak percaya, sekarang cari saja si Darman, tanya saja sendiri ke orangnya!" sanggah Pramono menjawab tuduhan dari kakaknya.

Pramono merasa lega karena Baskoro tidak memperpanjang persoalan setelah mendengar alibinya. Setelah Baskoro pamitan untuk pulang, Pramono segera berangkat menuju rumah Bu Rukmini untuk meminta penjelasan atas apa yang sudah dilaporkannya kepada Baskoro soal perempuan di dalam rumahnya. Acara memancing ikan pun terpaksa dibatalkannya.

Kedatangan Pramono di rumah Bu Rukmini bukannya membuat persoalan dirinya semakin jelas namun malah menciptakan adu mulut yang sengit. Bu Rukmini tetap kukuh dengan apa yang dilihatnya dan dilaporkannya kepada Baskoro. Tadi malam dia memang dengan mata kepalanya sendiri melihat ada seorang perempuan di rumah Pramono. Sedangkan Pramono juga kukuh tidak mengakui jika semalam ada perempuan yang masuk ke dalam rumahnya.

Pertengkaran antara keduanya pun mengundang perhatian para tetangga. Darman yang kebetulan juga datang ke tempat itu pun memberi kesaksian bahwa dia semalam bermain catur dan tidur di rumah Pramono. "Paling Bu Rukmini hanya melihat sekelebat saja bayangan seperti seorang perempuan saja," ujar Darman.

Mendengar ucapan Darman, Bu Rukmini tambah emosi. "He Darman, mataku belum buta, aku masih bisa melihat dengan jelas tahu!" sahut Bu Rukmini dengan sengitnya.

Pak Wardoyo, salah seorang tetangga yang hadir di tempat itu membenarkan apa yang dilihat Bu Rukmini. "Sebenarnya aku juga pernah melihat ada perempuan di dalam rumah itu. Bukan hanya sekali saja aku melihatnya. Itu kira-kira jam sebelas malam. Perempuan itu cantik sekali, baju yang dipakainya berwarna putih dan rambutnya dibiarkan terurai menyentuh pundaknya, " ucapnya.

"He Darman, dengarkan itu! Pak Wardoyo juga sudah pernah melihatnya. Koq kamu berani-beraninya bilang aku cuma melihat hanya sekilas saja!" cibir Bu Rukmini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun