Prasasti Turyyan (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/)
Berdasarkan tulisan yang terdapat dalam prasasti Turyyan (929 M), Mpu Sindok memindahkan kerajaannya ke Jawa Timur dan membangun ibukotannya di Tamwlang, yang sekarang diidentifikasikan sebagai desa Tembelang di daerah Jombang Jawa Timur.Â
Kemudian berpindah lagi ke Watugaluh. Selain itu Mpu Sindok juga membangun wangsa sendiri yang bernama Wangsa Isana. Alasan pemindahan ini kemungkinan besar untuk menghindarkan diri dari ancaman kekuatan kerajaan Sriwijaya.
Prasasti Anjuk Ladang (https://id.wikipedia.org/wiki/Prasasti_Anjuk_Ladang)
Walaupun sudah menjadi raja dan sudah membangun wangsa sendiri, Mpu Sindok masih menganggap bahwa dirinya adalah penerus dari kerajaan Mataram Kuno Jawa Tengah,  seperti yang terdapat dalam prasasti Anjuk Ladang  yang menyebutkan "...kita prasiddha mangraksa kadatuan rahyangta i mdang i bhumi mataram..." yang artinya adalah engkau yang mulia yang melindungi leluhurmu di Medang di bumi Mataram.
Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur berakhir ketika terjadi peristiwa yang disebut dengan "Pralaya Medang " dimana kerajaan Mataram Medang di jaman raja Dharmawangsa Teguh diserang dan dihancurkan oleh haji (raja bawahan) Wurawari (raja Lwaram (sekarang desa Ngloram, Cepu, Blora) yang didukung balatentara dari Sriwijaya. Dengan berakhirnya pemerintahan Dharmawangsa Teguh pada 1017 M, berakhir pula sejarah dari Kerajaan Mataram Kuno.
Sumber bacaan:
Kerajaan_Mataram_Kuno Â
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Prasasti_Canggal Â
Prasasti_Mantyasih Â
Prasasti_Wanua_Tengah_IIIÂ
https://historia.id/
Lihat Sosbud Selengkapnya