Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kerajaan Tarumanegara dan Bukti Keberadaannya

21 Juli 2020   16:07 Diperbarui: 21 Juli 2020   17:59 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.holamigo.id/prasasti-ciaruteun-jejak-kerajaan-tarumanagara-di-bogor/

Sejaman dengan kerajaan Kutai Kuno yang berada di Kalimantan timur, di Jawa Barat juga muncul kerajaan yang bercorak Hindu. Kerajaan ini disebut dengan nama Tarumanegara atau kerajaan Taruma yang namanya diambil dari nama yang tercantum di dalam tulisan prasasti-prasasti yang ditinggalkannya dan berhasil ditemukan serta dapat terbaca.

Ada tujuh buah prasasti yang berhasil ditemukan dan diperkirakan berasal dari masa kerajaan Taruma yang sudah ada pada abad ke empat-ke lima masehi. Ketujuh prasasti tersebut adalah:

1. Prasasti Tugu

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/munas/prasasti-tugu/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/munas/prasasti-tugu/
Prasasti Tugu ini berupa batu bertuliskan aksara Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Isinya secara garis besar menuliskan tentang penggalian saluran sungai Candrabgha yang telah dilakukan raja Pernawarman yang  juga memerintahkan lagi untuk menggali saluran sungai Gomati yang panjangnya sekitar 12 km.

2. Prasasti Ciaruteun

https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/
https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/
Prasasti Ciaruteun berisi empat baris tulisan yang beraksara Pallawa dan berbahasa Sanskerta  yang telah berhasil dibaca dan diterjemahkan, dan goresan sepasang telapak kaki serta goresan yang seperti gambar laba-laba yang tidak diketahui apa maknanya.

Isi Prasasti tersebut berupa kalimat-kalimat pujian untuk raja Purnawarman, raja di negara Taruma yang digambarkan seperti dewa Wishnu

 3. Prasasti Jambu

https://www.dictio.id/
https://www.dictio.id/
Prasasti ini juga memnggunakan huruf Pallawa dan bernahasa Sanskerta. Isinya bertutur tentang puja puji atas kehebatan dan kemashyuran raja Purnawarman yang memerintah di negara Taruma.

 4.Prasasti Munjul atau Cidanghiyang

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Isi dari prasasti yang berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta ini  berupa pujian akan kehebatan dan kemuliaan dari Raja Purnawarman.

5. Prasasti Kebon Kopi (Tapak Gajah)

https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2016031000013/prasasti-kebon-kopi-i-prasasti-tapak-gajah
https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2016031000013/prasasti-kebon-kopi-i-prasasti-tapak-gajah
Prasasti Kebon Kopi ini beraksara Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Isinya tentang tapak kaki gajah kendaraan sang penguasa yang diibaratkan seperti gajah kendaraan dewa

 6. Prasasti Pasir Awi

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Prasasti Pasir Awi ini tidak memuat tulisan apapun. Prasasti ini hanya merupakan goresan-goresan yang berbentuk telapak kaki namun tidak sejajar dan goresan-goresan piktograf  yang berupa sebatang dahan dengan ranting-ranting dedaunan dan buah-buahan yang tidak diketahui apa maknanya.

7. Prasasti Muara Cianten

https://www.dictio.id/t
https://www.dictio.id/t
Prasasti Muara Cianten ini berupa  pahatan gambar sulur-suluran atau goresan berbentuk ikal yang keluar dari umbi yang dipahatkan pada sebuah batu besar.

Selain bukti-bukti sejarah yang utama seperti prasasti yang telah ditemukan dan dapat dibaca isi tulisannya, bukti-bukti sejarah lainnya yang mendukung akan keberadaan kerajaan ini adalah sumber-sumber berita yang berasal dari Tiongkok, seperti berita dari Fa Hien dalam bukunya Fa Kao Chi.

Juga berita dari Tiongkok yang lain  yang berasal dari dinasti Sui (abad ke enam) dan dinasti Tang (abad ke tujuh). Kedua berita dari dua dinasti ini sama-sama menyebut tentang adanya utusan dari To lo mo ( Taruma).

sumber bacaan:

https://id.wikipedia.org/

https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/ 

https://www.dictio.id/ 

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/  

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/

https://www.dictio.id/

PodjokPawon_Sejarah_Nusantara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun