Dalam sebuah wilayah sebuah suku bangsa tertentu, jika sudah ditemukan bukti-bukti adanya lukisan, goresan ataupun pahatan yang merupakan gambar yang bisa diidentifikasikan atau bisa dibaca sebagai sebuah aksara atau tulisan pada masa sekarang maka suku bangsa tersebut sudah dapat dikatakan sudah memasuki zaman sejarahnya.
Bagaimana dengan suku-suku bangsa yang ada di nusantara atau yang sekarang kita kenal dengan nama Indonesia ini, kapan bangsa di nusantara ini memasuki zaman sejarahnya?
Jika berdasar pada pernyataan sebelumnya tentang syarat memasuki zaman sejarah dengan ditemukan bukti-bukti adanya aksara atau tulisan, maka dapat dikatakan bahwa bangsa Indonesia ini memasuki zaman sejarahnya pada sekitar abad ke empat-ke lima masehi.
Baca juga :Legenda Museum Mulawarman dan Museum Kayu Tenggarong
Hal ini didasarkan pada ditemukannya bukti-bukti tertulis yang dianggap tertua yang pernah ada dan ditemukan di wilayah yang berada dalam lingkup wilayah Indonesia. Bukti-bukti tertulis itu dikenal dengan nama prasasti, yang lebih umum disebut dengan nama batu bertulis.
Prasasti yang dalam dunia arkeologi disebut inskripsi ini merupakan dokumen atau piagam yang ditulis pada permukaan bahan yang keras dan tajan lama, seperti lempengan logam dan batu.
Prasasti yang ditemukan dan dianggap tertua yang menjadi pembuka zaman sejarah nusantara adalah prasasti Mulawarman atau prasasti Kutai. Prasasti ini berupa yupa atau tugu monumen yang terbuat dari batu, yang ditemukan di hulu sungai Mahakam, Muara Kaman, Â Kutai, Kalimantan Timur.
Prasasti Mulawarman ini berhuruf Pallawa Pra-Nagari dan berbahasa Sanskerta. Prasasti ini diperkirakan telah ada pada abad kelima masehi. Hal ini didasarkan atas model huruf yang dipergunakan untuk menulis prasasti tersebut memiliki kesamaan dengan huruf yang digunakan di India pada abad ke empat masehi.
Baca juga : Awal Mula Masa Sejarah dan Munculnya Kerajaan Tertua di Indonesia
Isi prasasti Mulawarman ini, dari ketujuh parasasti yang ditemukan, baru ada empat yang berhasil dibaca dan diterjemahkan. Isi prasasti ini adalah puja-puji dari para bramnana Hindu kepada Raja Mulawarmman yang telah memberikan sumbangan sapi dan sedekah dalam jumlah yang besar kepada mereka.
Selain itu prasasti Mulawarman juga menyebutkan tentang silsilah nama raja-raja Kutai Kuno yang dimulai dari kakeknya raja Mulawarmman yang bernama Sang Maharaja Kudungga. Maharaja Kudungga ini berputra Sang Aswawarmman. Maharaja Aswawarmman berputra tiga orang dan yang paling terkemuka adalah Sang Mulawarmman.
Yang menarik dari nama-nama tersebut adalah telah adanya perubahan dalam pemberian nama. Nama Kudungga dipandang adalah nama asli dari wilayah setempat.Â
Sedangkan putranya yang diberi nama Aswawarman dan cucunya yang diberi nama Mulawarman itu adalah bukan nama-nama yang diambil dari bahasa setempat, melainkan nama-nama yang sudah terpengaruh oleh kebudayaan  India.
Baca juga : Kerajaan Kutai, Pasir, dan Berau hingga Jelang Kedatangan Belanda di Kaltim
Kesimpulan yang dapat diambil dari tulisan ini adalah bahwa berdasarkan bukti-bukti tertulis yang berupa prasasti, ini bukti yang terkuat, zaman sejarah nusantara ini dimulai pada abad ke empat-ke lima masehi yaitu dengan ditemukannya prasasti Mulawarman.Â
Bukti ini juga memperkuat pandangan bahwa kerajaan tertua yang pertama kali muncul di nusantara adalah kerajaan Kutai Kuno yang bercorak Hindu.
Sumber bacaan:
#podjokpawon_sejarah_nusantara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H