Belum lama ini terjadi kasus pemadaman listrik yang luar biasa yang konom akibat sutet, si menara listrik itu disenggol pohon sengon. Lucu saja mendengarnya. Mosok gara-gara pohon sengon sih? Aneh-aneh saja cara berpikir manusia di negeri ini.
Soal pemadaman listrik yang kemudian dilanjutkan dengan pemadaman secara bergilir ini sebenarnya dapat diatasi dengan cara yang sederhana. Cara yang sudah terbukti 'cespleng' dan sukses dijalankan di jaman rejim sang Diktator berkuasa pada jaman dulu kala dalam menghadapi berbagai persoalan di negeri ini.
Misalnya saat masih ada sekelompok masyarakat yang miskin dan kurang gizi di perkotaan, si pejabat yang berwewenang mengurusnya akan melapor ke sang atasan bahwa di masyarakat perkotaan itu masih ada masyarakat yang pra-sejahtera yang butuh perhatian dan bantuan pemerintah.
 Nah, berdasar cara tersebut, maka sudah selayaknya sekarang tidak ada lagi kata pemadaman listrik yang harus disampaikan ke khalayak luas. Ganti istilah itu dengan istilah 'penyalaan bergilir', dan segera disosialisasikan ke masyarakat secepatnya. Djamin dalam waktu yang singkat persoalan listrik 'byat-pet' ini teratasi. Silakan mencoba!
podjok pawon, Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H