Salah satu cerita keris yang haus darah yang pernah ada di tanah Jawa ini adalah kisah cerita keris Mpu Gandring. Menurut cerita dalam kitab Pararaton, keris buatan Mpu Gandring ini telah mencabut nyawa beberapa orang termasuk dirinya sendiri.
Berdasarkan kisah dari kitab Pararaton, korban pertama dari keris buatan Mpu Gandring ini adalah Mpu Gandring sendiri. Sang Mpu tewas ditusuk kerisnya sendiri oleh Ken Arok, seorang abdi dari akuwu Tumapel, Â yang menganggap Mpu Gandring tidak menenpati janji soal batasan waktu pembuatan keris pesanannya.Â
Di saat menjelang ajalnya sang Mpu Gandring mengutuk perbuatan Ken Arok dengan mengucapkan bahwa Kelak ken Arok dan tujuh keturunannya akan binasa juga oleh keris tersebut.
Korban yang kedua dari keris Mpu Gandring ini adalah Tunggul Ametung sang akuwu Tumapel yang dibunuh oleh Ken Arok. Tujuan Ken Arok membunuh Tunggul Ametung  adalah untuk merebut kekuasaan Tumapel, yang merupakan salah satu daerah yang menjadi bawahan kerajaan Kediri,  sekaligus merebut isterinya yang cantik yang bernama Ken Dedes.
Korban ketiga adalah teman Ken Arok yang bernama Kebo Hijo yang menjadi tertutuh sebagai pembunuh Tunggul Ametung. Hal ini gara-gara Kebo Hijo meminjam keris buatan Mpu Gandring dari Ken Arok dan pamer mengaku-aku dimuka umum jika keris itu adalah miliknya.
Setelah berhasil menyingkirkan Tunggul Ametung dan menutupi jejak pembunuhannya dengan mengorbankan Kebo Hijo, Ken Arok lalu menguasai Tumapel. Kisah selanjutnya menceritakan Ken Arok yang  berhasil mengalahkan Kediri dan mengangkat dirinya sebagai raja yang bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Kerajaannya kemudian diganti nama menjadi kerajaan Singhasari.
Korban yang keempat dari keris Mpu Gandring ini berikutnya adalah Ken Arok yang dibunuh oleh Ki Pengalasan atas perintah Anusapati yang merupakan anak tiri Ken Arok. Anusapati ini adalah putra Tunggul Ametung dan Ken Dedes.
Korban kelima adalah Ki Pengalasan yang dibunuh oleh Anusapati untuk menutupi jejak dirinya sebagai orang yang merencanakan dan menyuruh Ki Pengalasan untuk melakukan pembunuhan terhadap Ken Arok.
Setelah berhasil balas dendam dengan membunuh Ken Arok dan menyingkirkan Ki Pangalasan, Anusapati lalu naik tahta menjadi raja di Singhasasri.
Anusapati menjadi raja di Singhasari hanya sebentar saja karena juga menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh Tohjaya dengan ditusuk oleh keris Mpu Gandring saat adu ayam. Tohjaya ini anak Ken Arok dan Ken Umang (selir Ken Arok). Jadilah Anusapai sebagai korban yang keenam dari keris Mpu Gandring.
Rupanya kematian Anusapati ini menjadi korban yang terakhir dari keris Mpu Gandring. Dalam kisah kitab Pararaton, setelah Anusapati  tak ada lagi cerita tentang korban pembunuhan akibat keris Mpu Gandring.
Berdasarkan kisah cerita tersebut, dapat dibaca bahwa kutukan Mpu Gandring menjelang kematiannya tidak berlaku sepenuhnya terhadap Ken Arok. Tidak ada keturunan Ken Arok, selain Ken Arok sendiri, yang menjadi korban dari keris Mpu Gandring.
podjok pawon, April 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI