Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keris Kyai Condong Campur

5 April 2019   07:56 Diperbarui: 5 April 2019   08:20 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gallery-keris.blogspot.com

Salah satu kisah tentang keris yang terkenal yang pernah ada di tanah Jawa ini adalah kisah tentang keris Kyai Condong Campur. Keris ini penuh misteri karena tidak diketahui secara jelas Mpu pembuatnya dan bagaimana pula ujud dapur-nya

Keris Kyai Condong Campur ini konon dibuat oleh seratus empu dari berbagai daerah di jaman Prabu Brawijaya V di akhir masa kejayaan kerajaan Majapahit. Bahan yang dipergunakan untuk membuat keris ini pun juga diambil dari berbagai daerah di Majapahit.

Konon, dari percampuran bahan dan pekerjaan para mpu yang berjumlah seratus itu malah menjadikan keris Kyai Condong Campur itu sebagai keris yang bersifat jahat kekuatannya. Keris ini menebarkan bencana dan kematian di Majapahit.

Keris Kyai Sabuk Inten yang berusaha menghalangi kejahatan Kyai Condong Campur pun gagal. Kalah dan bagian ujungnya ada yang rusak.

Baru setelah keris Kyai Sengkelat turun tangan, keris Kyai Condong Campur bisa dikalahkan. Keris Kyai Condong Campur yang kalah itu akhirnya melesat pergi dan berubah menjadi lintang kemukus.

Pada jaman sekarang, memang masih ditemukan bahkan diperjual-belikan keris yang ber-dapur  Condong Campur. Ujud keris ber-dapur Condong Campur ini ada yang beupa keris lurus dan ada pula yang mengatakan keris ber-luk atau berlekuk-lekuk. Tidak jelas mana yang benar-benar asli dapur-nya.

Dapat dipahami adanya perbedaan tentang dapur dari keris Condong Campur ini. Kisah sejarah pembuatannya di jaman Majapahit dan bagaimana ujud aslinya juga tak diketahui koq... hehehe!

pdjok pawon. April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun