Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Situs Benteng Jebolan Raden Rangga di Kota Gede

4 Maret 2019   17:22 Diperbarui: 4 Maret 2019   17:39 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto situs Benteng Jebolan Raden Rangga dilihat dari sisi selatan dari arah timur obyek (dokpri)

Situs Benteng Jebolan Raden Rangga ini adalah sisa-sisa Benteng Cepuri  atau benteng dalam yang terdapat di sisi utara Keraton Mataram Kotagede pada masa lalu. Lokasinya berjarak 200 an meter dari Pasar Kotagede ke arah selatan mengikuti jalan aspal, dan ada di sebelah kanan jalan pas di pintu masuk masuk ke sebuah gang kecil jalan kampung yang merupakan batas wilayah antara Kampung nDalem dengan Kampung  Cokroyudan.

Menurut cerita Pak Ikhlas, seorang warga kampung nDalem,  beberapa puluh tahun yang lalu ujud lobang pada benteng tersebut masih terlihat. Tetapi karena ditumbuhi akar-akat tanaman dan adanya pelapukan, batu-batu yang semula ada dibagian atas lobang itu runtuh. Sekarang sisa-sisa benteng tersebut terlihat seperti foto di atas.

Disebut dengan Benteng Jebolan Raden Rangga karena menurut kisahnya, lobang yang terbentuk di benteng itu karena dijebol oleh Raden Rangga putra Panembahan Senapati sang Raja Mataram Islam yang pertama. Ada dua versi ceritera yang berkaitan dengan jebolnya benteng ini.

Versi yang pertama mengatakan untuk menghukum Raden Rangga yang pada waktu itu terlalu nakal dan sombong karena memiliki kesaktian yang tinggi, Panembahan Senapati menguji kesaktian Raden Rangga dengan menyuruhnya mematahkan jari telunjuknya. Dihadapan orang banyak, Raden Rangga menyanggupinya. Namun ternyata jari telunjuk Panembahan Senapati tak dapat dipatahkannya.

Raden Rangga yang malu itu lalu pergi meninggalkan tempat itu, namun tak melalui pintu yang semestinya. Dengan acuh terus berjalan menabrak tembok Benteng Cepuri hingga hancur dan meninggalkan sebuah lobang seukuran manusia.

Versi yang lain adalah pada saat memijit kaki ayahandanya, Raden Rangga ada niat hendak menguki kesaktian denga cara memijit jempol kakinya ayahandanya sang Panembahan Senopati. Karena kaget dan merasa sakit, Panembahan Seapati lalu menghentakan kakinya sehingga tubuh Raden Rangga terpental menabrak tembok Beteng Cepuri. Terkena tubrukan  tubuh Raden Rangga itu tembok benteng setebal 2 meter-an itu pun hancur dan meninggalkan lobang yang menganga.

Entah versi mana yang benar dan apakah cerita itu benar-benar terjadi, wallahu'alam. Hanya Tuhan yang tahu untuk saat sekarang ini.

foto situs Benteng Jebolan Raden Rangga dilihat dari sisi selatan dari arah barat obyek (dokpri)
foto situs Benteng Jebolan Raden Rangga dilihat dari sisi selatan dari arah barat obyek (dokpri)
Foto situs Benteng Jebolan Raden Rangga dilihat dari sisi selatan dari arah timur obyek (dokpri)
Foto situs Benteng Jebolan Raden Rangga dilihat dari sisi selatan dari arah timur obyek (dokpri)
podjok pawon, Maret 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun