Bilah atau dalam bahasa Jawanya “wilah” merupakan bagian yang utama dari sebuah keris. Bilah keris merupakan logam yang ditempa secara berulang-ulang sehingga mempunyai ujud yang sedemikian rupa sebagai sebuah senjata tajam. Bilah yang ditempa ini kemudian dijadikan sebagai sebuah bentuk keris yang dinamakan “dhapur” setelah ditambahkan dengan ornamen-ornamen (“ricikan” dalam bahasa Jawanya) sebagai ciri dari nama keris yang akan diberikan nantinya. Apakah itu nanti akan mejadi keris berbentuk dhapur keris lurus atau dhapur keris yang memiliki bentuk berlekuk (bahasa Jawanya “luk”).
Sebelum seorang Mpu menempa bahan logam yang akan dibuat menjadi keris, tentunya semua bahan yang akan dipergunakan sudah harus tersedia terlebih dahulu. Besi, baja dan bahan pamor adalah tiga bahan untuk membuat keris. Khusus untuk bahan pamor, bisa mempergunakan bahan dari batu meteorit yang mengandung unsur akan titanium atau memakai bahan nikel, untuk memberi sentuhan keindahan pada permukaan bilahnya.
Bilah keris yang sudah jadi, secara garis besar terdiri atas tiga bagian, yang pertama adalah bagian wilahan (bilahnya), bagian gonjo dan bagian pesi. Bagian wilahan wilahan atau bilah ini juga terbagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu pucukan keris atau bagian ujung atas keris yang lancip, awak-awak atau bagian tengah badan keris, dan sor-soran keris atau bagian bawah keris. Pada bagian sor-soran keris yang ada di bagian bawah keris inilah ricikan dan nama-nama yang dipergunakan untuk menyebutkannya ditampilkan, sehingga dengan diketahui ricikan-ricikan yang ada akan diketahui pula nama dhapur dari kerisnya.
Gambar Ricikan Keris
Sebagai contoh Dhapur keris dan ricikannya adalah keris berdhapur Pasopati, seperti dibawah ini.
Bilah Keris dhapur Pasopati berbentuk lurus, ukuran panjang bilahnya sedang dan kesannya ramping serta pada permukaan bilahnya nggigir sapi. Pada bagian sor-soran memiliki kembang kacang pogok, lambe gajah satu sogokannya dua berukuran normal dan memiliki ri pandan. Keris dhapur Pasopati ini kadang memakai gusen dan lis-lisan.
Untuk contoh keris yang ber “luk” adalah keris dhapur Sengkelat seperti gambar yang berikut:
Apa yang telah disampaikan diatas adalah gambaran secara umum tentang ricikan bilah sebuah dhapur keris Jawa. Semoga bermanfaat menambah pengetahuan tentang benda budaya yang termasuk tosan aji ini dan juga merangsang minat untuk terus menjaga dan melestarikanny
(berrsambung)
Tulisan sebelumnya:
http://www.kompasiana.com/jatikumoro/keris-mengenal-perabot-keris-jawa_5646a0cec423bde310208800
Sumber gambar:
http://www.gudangpusaka.com/2013/02/4-dimaharkan-sengkelat-mantap-pamor.html
http://goedangdjadoel.com/dhapur-ricikan-keris/
http://www.griyokulo.com/2015/08/pasopati/
http://kerisdoeloe.blogspot.co.id/2014/03/keris-sengkelat-mataram-senopaten.html
podjok pawon. November 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H