Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tombak Pusaka dan Kisahnya dalam Sejarah

29 Oktober 2015   16:33 Diperbarui: 29 Oktober 2015   16:39 3857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam cerita yang berkaitan dengan senjata pusaka di Jawa, dikenal adanya tombak pusaka yang konon memiliki daya kekuatan yang luar biasa. Tombak yang terkenal memiliki kekuatan yang luar biasa itu tak lain adalah tombak pusaka Kyai Plered dan tombak pusaka Kyai Baru Klinthing. Keduanya memiliki kisah yang sangat terkenal dan berada pada masa bisa dikatakan bersinambungan, yaitu dari jaman Pajang hingga Mataram Islam.

Tombak pusaka Kyai Plered ini dahulunya milik Sultan Hadiwijaya, raja Pajang. Tombak pusaka ini dipinjamkan kepada putra angkatnya yang bernama Danang Sutawijaya saat hendak maju berperang melawan Arya Penangsang ketika terjadi geger Pajang melawan Jipang. Tombak pusaka ini terbukti ampuh karena ternyata mampu merobek perut Arya Penangsang yang terkenal sakti dan tak mempan berbagai senjata tajam.

Tombak kyai Plered ini kemudian menjadi pusaka Kerajaan Mataram saat Sutawijaya mendirikan kerajaannya di  Bumi Mentaok, yang sekarang menjadi  daerah yang bernama Kota Gede di Jogjakarta. Namun hingga kini, bagaimana ujud dari tombak pusaka ini juga belum ada yang berhasil mendokumentasikannya. Namun dipercaya bahwa tombak pusaka ini masih tersimpan di Kraton Mataram Jogjakarta.

 Sedangkan tombak Kyai Baru Klinthing adalah tombak pusaka yang menjadi andalan dari Ki Ageng Mangir, penguasa daerah perdikan Mangiran yang masih keturunan dari penguasa Majapahit. Dalam cerita sejarahnya, tombak p[usaka Ki Ageng Mangir ini juga memiliki daya kekuatan yang tak kalah hebat dengan tombak Kyai Plered.

Seorang Patih Mandaraka atau Ki Juru Mertani  pun telah mewanti-wanti agar Panembahan Senopati jangan sampai harus beradu laga dengan Ki Ageng Mangir karena mengingat faktor kesaktian tombak Kyai baru Klinthing selain juga kedigdayaan Ki Ageng Mangir yang pilih tanding. Untuk itu maka siasat “mengumpankan” putrinya yang bernama Pembayun untuk meluluhkan hati Ki Ageng Mangir dilaksanakan dengan menyamar menjadi penari keliling (tayub).

Tombak Kyai baru Klinthing ini seperti apa ujudnya juga belum ada yang mendokumentasikan. Bagaimana dapurnya atau pamornya juga belum ada yang tahu. Apakah masih tersimpan di Kraton Jogjakarta apa di Surakarta, juga tidak terdengar beritanya.

 

 

Sumber gambar: http://kerissakti.com/tombak-baru-tropong-pamor-singkir/

 

podjok pawon. Oktober 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun