Mohon tunggu...
Jati Kumoro
Jati Kumoro Mohon Tunggu... Wiraswasta - nulis di podjok pawon

suka nulis sejarah, kebudayaan, cerpen dan humor

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mpok Palasi Pak Dei (Sound of Duuttts)

24 Oktober 2015   11:51 Diperbarui: 24 Oktober 2015   11:51 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terus terang, saya merasa heran dengan kompasianer Gatot Swandito yang memunculkan kembali ungkapan “Mpok Palasi Pak Dei”. Ungkapan ini sudah lama sekali terkubur dalam filsyahwat Habulian, bahkan boleh dikata hanya tinggal segelintir orang saja yang masih mengingatnya.

Ungkapan “ Mpok Palasi Pak dei” ini artinya  suara kentut adalah suara dzilith. Secara lugas pengetiannya  suara kentut itu adalah suara yang keluar melalui anus. Bunyi suara itu bisa bermacam-macam, dari mulai yang hanya berupa suara mendesis sampai dengan suara yang lirih hingga lantang, dan tentu saja dengan variasi bunyi  dan aroma yang berbeda-beda pula.

Suara kentut atau yang dalam filsyahwat Habulian disebut dengan nama “sound of duuttts” itu dipelajari guna memahami watak atau sifat manusia dengan mendengar suara kentutnya. Watak atau sifat manusia yang dilihat dari suara kentutnya, sebagai contoh, antara lain adalah sebagai berikut:

Pertama, manusia  bijaksana adalah manusia yang jika kentut akan mengeluarkan suara yang datar-datar saja, alamiah, tanpa mengejan (ngeden dalam bahasa Jawa-nya). Orang yang bijaksana mengetahui situasi, kapan dan dimana dia harus kentut. Selain itu, juga selalu berhati-hati dalam mengeluarkan kentut agar tidak ikut keluar ampasnya.

Kedua, manusia  cerdik adalah manusia yang jika kentut tidak terdengar suaranya atau hanya mendesis saja sehingga tak terdengar siapapun yang ada disekitarnya.  Orang-orang yang ada disekitarnya pun sampai tidak tahu jika dia telah kentut, meskipun baunya bisa bikin muntah yang menghisapnya.

Ketiga, manusia yang sombong adalah manusia yang kentutnya  bersuara keras juga tak pandang tempat jika hendak kentut. Manusia jenis ini sehabis kentut kemudian menghirup kembali aroma kentutnya  karena menganggap bau kentutnya itu sangat harum.

Keempat, manusia kreatif adalah manusia yang jika kentut mengeluarkan suara tidak terlalu keras namun iramanya panjang layaknya suara sebuah biola yang sedang memainkan komposisi musiknya Bethoven.

Kelima, manusia yang tidak mampu menguasai diri, manusia jenis ini adalah manusia yang jika kentut selalu mengeluarkan suara yang khas karena saat kentut selalu saja ikut keluar ampasnya. Setelah kentut, biasanya selalu diikuti dengan kata”waduuhhhh!!!” meski kadang hanya dibatin saja.

 

Dari kelima contoh tersebut di atas, mudah-mudahan pengertian tentang “Mpok Palasi Pak Dei” dan “ sound of duuttts” ini bisa dipahami dan menambah pengetahuan tentang watak manusia yang ada di sekitar kita. Jika ada kekurangan harap dimaklumi dan jika ada kelebihannya mohon dikembalikan…..ha ha ha ha….!!!!

 

 

 

podjok pawon, Oktober 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun