Mohon tunggu...
Jatijajar Bergas90
Jatijajar Bergas90 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas PGRI Semarang

Kami dari KKN UPGRIS 2023 kelompok 90 yang ditempatkan di Desa Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mahasiswa KKN UPGRIS Kelompok 90 Mengikuti Kegiatan Fogging untuk Mencegah Penyakit DBD di Dusun Saren Desa Jatijajar Kecamatan Bergas

23 Januari 2023   01:30 Diperbarui: 23 Januari 2023   15:33 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa KKN Universitas PGRI Semarang kelompok 90 dengan Dosen Pembimbing Lapangan yang bernama Bpk Dr. F.X. Didik Purwosetiyono, M. Pd. berserta Kepala Desa Jatijajar Bpk Sugiharto. Di desa Jatijajar dusun Saren kami mahasiswa KKN telah mengikuti kegiatan fogging untuk mencegah penyakit DBD yang dilaksanakan di Dusun Saren Desa Jatijajar Kecamatan Bergas. Kegiatan fogging tersebut bertujuan mengentaskan nyamuk Aedes Aegypti yang menyebabkan Demam Berdarah Dengue (DBD) untuk memutus penularan kasus yang ada di suatu wilayah/daerah yang dilakukan setiap 1-2 kali dalam satu tahun. 

Fogging adalah tindakan pengsapan dengan bahan insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan meminimalisir dampak negatif yang ada di lingkungan masyarakat. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah di Indonesia yang menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi, sering menimbulkan keresahan di masyarakat karena, penularan penyakitnya sangat cepat yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. 

Kegiatan fogging hari ini dilaksanakan di Dusun Saren Desa Jatijajar tepatnya pada tanggal 20 Januari 2023 yang melibatkan warga secara aktif. Indikasi dilakukan fogging adalah ketika ditemukan satu kasus positif demam berdarah ada penderita panas yang lain yang ditemukan jentik. Dalam kegiatan fooging ini menunjukkan bahwa kegiatan tersebut dapat memutus mata rantai penularan. Pelaksanaan fooging harus dilakukan pada waktu yang tepat yaitu sekitar pukul 07.00 s.d 10.00 WIB dan pukul 14.00 s.d 17.00 WIB.

Menghilangkan jentik-jentik nyamuk (larva) itu lebih mudah daripada mengendalikan saat sudah menjadi nyamuk dewasa atau nyamuk aedes aegypti. Dengan demikian masyarakat dihimbau untuk waspada dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk di lingkungan sekitar dengan menerapkan 3M Plus. 3M sendiri yaitu menguras, menutup, dan mengubur. 

Pengertian dari 3 M plus adalah :

1. Menguras

Menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan sebagai penampungan air seperti bak mandi, bak wc, dan tempat penampungan tang berisi air

2. Menutup

Menutup tempat penampungan air rumah tangga dengan rapat seperti drum, toren air, dll.

3. Mengubur

Mengubur menyingkirkan atau memusnahkan barang bekas yang berpotensi tempat berkembangbiakan nyamuk seperti kaleng, ban bekas, plastik ,dll.

Plusnya yaitu kegiatan pencegahan penyakit DBD dengan cara :

1. Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk

2. Menggunkan obat anti nyamuk

3. Menghalangi agar nyamuk demam berdarah tidak masuk rumah dengan cara menutup lubang fentilasi, jendela dan pintu menggunakan kawat kasa nyamuk

4. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian

5. Menaburkan bubuk larvasida pada penampungan air

Kegiatan fogging juga dapat menjadi sarana untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan cegahlah nyamuk demam berdarah dan penyakit lainnya pada saat musim pancaroba seperti ini dengan rajin membersihkan lingkungan rumah. Jika, ada salah satu anggota keluarga yang menghalangi tanda- tanda penyakit demam berdarah segera pergi ke tempat pelayanan kesehatan yang terdekat. 

Secara umum pengetahuan masyarakat tentang DBD masih rendah. Masyarakat sekitar yang menjadi informan belum dapat menjelaskan penyakit DBD, sebagian besar menyebutkan bahwa DBD terjadi karena kondisi yang lemah, kurang menjaga kebersihan, dan salah pergaulan, sehingga mudah terjangkit DBD. Dengan demikian, penyebab DBD ditemukan di beberapa tempat yang bisa dikatakan kurang bersih. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap metode pengasapan juga ditunjukkan oleh jawaban "penyemprotan" atau pengasapan yang mengemuka untuk pertanyaan tentang metode pencegahan kejadian demam berdarah. Pemerintah menilai bahwa masyarakat kurang serius dalam menghadapi persoalan DBD yang terus meningkat. Maka dari itu masyarakat dapat dihimbau selalu menerapkan 3M tersebut. 

Selanjutnya, sosialisasi perlu disegerakan dan terus menerus dilakukan kepada segenap perangkat pemerintahan, di tingkat kelurahan, sampai tingkat kota. Partisipasi berbagai lembaga swadaya masyarakat perlu didorong guna menggerakkan kegiatan pengendalian vektor DBD pada tingkat rukun dan rukun tetangga (RT/RW). Untuk menjamin pelaksanaan di ingkat terendah rukun tetangga, serta tingkat pemerintahan seperti kelurahan dan kecamatan. Maka setiap kelembagaan perlu menyusun perencanaan dengan pendampingan yang dilakukan oleh LSM. Dengan perencanaan pendampingan, format perencanaan tersebut dapat lebih terkendali, sehingga koordinasi dan sosialisasi dapat berlangsung dengan baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun