Pekalongan - (13/02/2023) Sampah merupakan masalah besar yang sering diremehkan oleh sebagian orang. Penanganan sampah masih menjadi tantangan besar bagi masyarakat maupun pemerintah, baik dalam sektor besar negara maupun lingkup kecil seperti perdesaan. Tidak terkecuali di Desa Depok, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan.Â
Desa Depok yang notabenenya dihuni oleh +-610 jiwa dan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani memiliki permasalahan pengelolaan sampah yang cukup pelik. Masyarakat Desa Depok cenderung memiliki kebiasaan untuk membuang sampah sembarangan baik di darat, maupun di sungai.
Masalah sampah di Desa Depok juga dipicu karena tidak adanya TPS (Tempat Penampungan Sementara) di sekitar Desa Depok dan sekitarnya. Tidak adanya lahan untuk pembuangan sampah membuat para warga mengambil langkah ekstrem membuang sampah ke sungai.Â
Pengolahan sampah merupakan bagian dari pengelolaan sampah. pengelolaan sampah menurut UU No. 18 Tahun 2008 diartikan sebagai proses mengubah bentuk sampah dengan cara mengubah sifat, komposisi dan jumlahnya. Pengolahan sampah merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah, selain memanfaatkan nilai yang masih ada pada sampah itu sendiri (bahan daur ulang, produk lain dan energi). Pengelolaan sampah dapat dilakukan sebagai berikut: pengomposan, ecobrick, daur ulang/daur ulang, insinerasi (pembakaran) dan lain-lain.
Dalam rangka pengabdian masyarakat dan menjalankan program kerja KKN universitas Diponegoro sebagai salah satu dharma mahasiswa, KKN TIM I Universitas Diponegoro Desa Depok 2022/2023 memberikan sosialisasi mengenai pemilahan dan pengolahan sampah kepada Masyarakat Depok.Â
Edukasi kepada warga ini bersifat bertahap dan untuk menarik minat masyarakat untuk hadir dalam sosialisasi yang dilakukan setiap minggu, maka diadakan pula senam pagi bersama sebelum dilaksanakannya sosialisasi.
Pada minggu pertama warga diberikan berbagai informasi mengenai jenis sampah dan tata cara  pemilahan sampah yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian trash bag untuk nantinya bisa langsung digunakan masyarakat memilah sampah pada masing-masing rumah.
Pada minggu selanjutnya edukasi terfokus pada pengolahan sampah organik menjadi pupuk, dijelaskan pula tata cara pembuatan alat untuk memproduksi pupuk dari bahan sampah organik dengan menggunakan bahan sederhana berupa ember cat bekas yang sudah tidak terpakai. barulah kemudian pada minggu ketiga dilakukan pemaparan hasil pupuk cair yang telah dibuat, pemaparan ini melingkupi sifat pupuk, penggunaan pupuk dan perawatannya.
Pada minggu-minggu selanjutnya edukasi terfokus pada pengolahan sampah anorganik menjadi ecobrick. Ecobrick adalah pemanfaatan sampah sampah plastik seperti Botol PET, kantong plastik dan sebagainya yang kemudian diolah menjadi barang-barang berdaya guna dan hiasan hiasan cantik serta kerajinan lainnya.
Selain memberikan referensi mengenai tata cara pembuatan ecobrick, untuk memicu semangat masyarakat desa dalam gencar memanfaatkan sampah menjadi barang dengan daya guna, maka di inisiasilah lomba lingkungan antar RT yang terbagi atas tiga tim. Lomba ini melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk aktif kreatif membuat ecobrick. Selain kreativitas ecobrick, kebersihan lingkungan dan kehijauan lingkungan antar RT juga menjadi poin penilaian.
Dengan adanya lomba lingkungan ini, diharap masyarakat dapat lebih kreatif, lebih inovatif dan timbul kesadaran akan pemilahan dan pengolahan sampah serta sadar bahwa kebersihan lingkungan merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan.
Penulis : KKN UNDIP Tim 1 Desa Depok
Dosen Pembimbing :
1. Riandhita Eri Werdani, S.M.B., M.S.M
2. Ma'sut, S.Ag., M.Si.
3. Ir. Sutrisno. M.P.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H