Mohon tunggu...
Jati Nantiasa
Jati Nantiasa Mohon Tunggu... -

Peneliti Psikologi Sosial.\r\n\r\n\r\nwww.planpolitika.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Om Freddy, Kamu ternyata PMK

12 Mei 2011   02:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:49 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Om Freddy yang budiman,

kira-kira dalam sebulan berapa kali Om freddy naik KRL?

Kalau berkisar 1-10 kali, maka perlu ditambah lagu tuh Om freddy intensitasnya. Biar adil gituuh.

Om freddy yang ciamik,

Tau ga kenapa kami pada naik diatas gerbong KRL?

bukan mau kayak superman tauk! tapi kami have no choice.

Yaelah Om, gaji kami kan berkisar 600 ribu sampai 1,2 juta, maka KRL adalah satu-satunya pilihan yang murah untuk lekas sampai tujuan.

Orang kecil mah ga boleh terlambat kerja,Om. Bisa gawat kalau terlambat.

Om freddy yang baik,

kemarin ini anak buah Om freddy dari daops 1 minta kami turun dari atas gerbong KRL. Udah gitu kami dikumpulin di satu tempat dan diceramahain.

Sumpah! ga kami dengerin tuh ceramah. Soalnya kami lagi mikirin gimana ngejelasin ke pak Bos kenapa kami telat masuk kerja.

Sebenernya kami juga mau masuk di dalem. Tapi Om freddy tau ga, kalau pagi menjelang siang itu gabungan antara keringat, mentari pagi, parfum curah murah, dan bau sayur mayur bercampur jadi satu di dalem KRL. Itu sangat menyiksa loooh Om freddy.

Belum lagi iman kami ditantang di dalem kereta. Pelaku pelecehan seksual pada wanit di KRL ada kalanya khilaf loh. Artinya tidak ada niatan sebelumnya. Seperti kisah berikut ini.

Begitu juga ketika sore hari tiba. Om freddy tau ga, kita kan capek setelah seharian diperas tenaga dan otak oleh kejamnya Jakarta. Jadi prosesi kepulangan juga setidaknya tidak menguras tenaga. Nah, kalau kami masuk di dalem gerbong, beuuuh itu capek luar biasa. Karena kami harus berdiri dan tetap siaga. Sungguh capek,om...

Om freddy yang berbahagia,

Kami tahu bahwa naik diatas gerbong KRL itu salah. Kami juga punya anak dan istri yang menanti di rumah. Kami paham betul resiko yang dihadapi. Namun,kebijakan Om freddy yang meminta bawahan Om untuk mengusir kami rasa kurang tepat.

Kami memang tidak sepintar Om freddy. Tapi sebentar dulu deh. Hmmm....rasanya Om freddy kok mirip petugas PMK yah?! itu looh yang jadi pemadam kebakaran ketika kebakaran terjadi.

Jadi begini Om freddy, kami naik ke atas KRL karena memang jumlah KRL yang sedikit dan kami tidak punya pilihan. Kalau info-info yang kami dengar, ini terjadi karena lemahnya politik transportasi kita.

Kalau KRL diperbanyak, stasiun diperbagus, walhasil pengguna motor bakalan pindah ke KRL dong. Nah pengusaha otomotif bakalan merugi dan juga perusahaan perkreditan motor juga akan merugi.

Nah, kalo Om freddy hanya mengusir kami dari atas gerbong, itu selayaknya petugas PMK yang memadamkan api. Api kan hanya akibat, sumbernya lah yang perlu diantisipasi agar kebakaran tidak terjadi.

Om freddy yang bijaksana,

kami sangat berharap Om freddy dapat sedikit berempati. Cubalah tengok kami di pagi dan sore hari. Atau sesekali bergabung bersama kami di KRL.

Konon dengan berempati kita mampu menemukan solisi yang tepat dan adil.

Selain itu, kami juga berharap pemerintah mampu menaikan bargaining position dengan para pengusaha otomotif dan investor untuk mengembangkan sarana transportasi publik di Jakarta.

Sekian dulu ya Om freddy. Mau kerja dulu.

Salam hangat,

keep piss,love and gaul!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun