Kabupaten Kepulauan Sangihe – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada telah menjalankan sejumlah program kerja pada minggu kedua pelaksanaan KKN-PPM. Kelompok mahasiswa yang terdistribusi di tiga kampung, yakni Bantung, Malamenggu, dan Simueng, mengimplementasikan beberapa program yang berfokus pada isu perubahan iklim dan konservasi lingkungan. Sejumlah program ini dilaksanakan dengan menyasar berbagai lapisan masyarakat.
Dalam mengawali rentetan program kerja, telah dilaksanakan edukasi terhadap siswa sekolah menengah melalui sosialisasi isu perubahan iklim dan penerapan konservasi alam dalam kehidupan sehari-hari pada Kamis (11/07/2024). Program ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tabukan Selatan yang terletak di Kampung Bentung dan mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah. Dengan diikuti oleh kurang lebih 155 siswa, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan pemahaman dan kesadaran mengenai pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.
Tidak hanya pada siswa sekolah, edukasi mengenai perubahan iklim juga diberikan pada masyarakat, khususnya di Kampung Simueng pada Kamis (11/07/2024). Dalam kegiatan yang dilaksanakan, dipaparkan kepada warga mengenai perubahan iklim serta urgensi penyelenggaraan program kampung iklim. Kegiatan ini memperoleh antusiasme masyarakat yang sangat baik dan menjadi langkah awal implementasi Program Kampung Iklim di Kampung Simueng.
Dalam mengawal isu lingkungan yang terjadi di masyarakat, diperlukan adanya kontribusi dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam program yang akan dilaksanakan. Untuk itu, diselenggarakan forum warga di Kampung Bentung dengan fokus pembahasan mengenai pengelolaan sampah. Forum ini dilaksanakan sejak Sabtu (14/07/2024) dengan menyasar masyarakat di tiga lindongan. Melalui penyelenggaraan forum ini, diperoleh sejumlah perspektif masyarakat mengenai pengelolaan sampah di Kampung Bentung yang dapat menjadi dasar perumusan kebijakan dan implementasinya di waktu yang akan datang.
Selain melalui edukasi dan diskusi, implementasi praktik konservasi alam juga dilakukan secara praktis, salah satunya dalam praktik pertanian. Di Kampung Malamenggu, diimplementasikan praktik pertanian permakultur yang mengembangkan pertanian berkelanjutan berdasarkan ekosistem alam. Kegiatan ini telah dimulai dengan melakukan penyemaian bibit yang dilakukan oleh mahasiswa bersama warga pada Sabtu (15/07/2024). Adanya implementasi pertanian permakultur di Kampung Malamenggu, diharapkan dapat mewujudkan sistem pertanian swadaya dan mengembalikan keseimbangan ekosistem alam.
Sebagai upaya preventif, implementasi kesiapan dalam menghadapi dampak perubahan iklim juga dilakukan dengan pelaksanaan pemetaan lokasi rawan bencana, khususnya tanah longsor. Wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe yang seringkali diterjang hujan deras selama berhari-hari memperbesar potensi kejadian bencana tanah longsor. Oleh karena itu, adanya pemetaan lokasi rawan bencana menjadi salah satu langkah konkret untuk meminimalisasi dampak bencana. Selain itu, hasil pemetaan lokasi rawan bencana akan menjadi landasan dalam implementasi program pemasangan early warning system atau sistem peringatan dini bencana yang telah direncanakan akan diterapkan pada minggu kelima pelaksanaan KKN-PPM.