Mohon tunggu...
William Klemens
William Klemens Mohon Tunggu... Ilustrator - A person who loves football

Football & sport enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengungkap Tirai Kemenangan Afghanistan atas Indonesia

19 November 2021   13:24 Diperbarui: 19 November 2021   16:09 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain timnas kala menghadapi Afghanistan si Gloria Stadium. (Sumber: kompas.com)

Selama beberapa bulan, akhirnya Indonesia telah diuji kembali akan seberapa tangguhnya mereka di atas lapangan sepak bola. kali ini, Afghanistanlah yang menjadi tim percobaan bagi tim yang dinahkodai sang pelatih Shin Tae Yong. Laga yang digelar di Gloria Stadium pada malam kemarin (11/17/2021) dipenuhi berbagai jual beli serangan. Namun pada akhirnya Indonesia harus lagi - lagi mengakui kekalahan dari Afganistan dengan skor tipis 1-0.

Gol dari kubu Afganistan sendiri lahir pada menit ke-85 melalui sontekkan Omid Opalzai, setelah para pemain Afghanistan berhasil memanfaatkan kesalahan yang dibuat oleh kubu Indonesia. Gol semata wayang ini tidak mampu dibalas oleh timnas Indonesia meskipun telah membombardir tuan rumah setelah terjadinya gol. 

Dalam kesempatan kali ini, penulis akan membahas bagaimana berjalannya permainan dan hal apa saja yang dapat kita amati dari jalannya pertandingan antara kedua tim ini. Sebenarnya Indonesia tidak kalah secara permainan. Bahkan mereka sanggup melawan bahkan beberapa kali menguasai pertandingan.

Namun pada akhirnya, yang paling lantang berbicara ialah skor, efisiensi para pemain, dan fokus para pemain selama 90 menit. Tiga faktor inilah yang akhirnya membuat Afganistan mampu mencuri kemenangan dan memaksa skuad garuda pulang dengan kekalahan.

Dimulai dari formasi, Afghanistan sebagai tuan rumah menerapkan formasi 4-3-3 dengan permainan yang berfokus pada lini sayap. Sedangkan Indonesia menurunkan formasi 5-4-1 yang bisa bertransformasi menjadi 3-4-3. Dalam permainan ini sepertinya Shin Tae Yong ingin lebih berfokus pada pertahanannya. Pelatih asal Korea ini juga menurunkan lini depan yang memiliki kecepatan dan kemampuan penetrasi tinggi untuk melakukan serangan balik cepat. 

Dan benar saja seperti apa yang diterapkan kedua pelatih dari kubu mereka masing - masing, pertandingan pada awal laga berjalan dengan tuan rumah yang gencar melakukan serangan dan penguasaan bola terhadap Indonesia.

Dari segi penguasaan bola pada 20 menit pertama, timnas sangat kesulitan dalam mengalirkan bola akibat tekanan-tekanan dari lini depan yang diluncurkan Afghanistan. Akibatnya, Indonesia seakan dipaksa untuk melakukan long ball atau passing-passing yang berujung kesalahan yang membuat kubu tuan rumah dengan mudah merebut bola kembali. 

Serangan yang dilancarkan oleh Afganistan sangat terorganisir dan memang memiliki pattern yang pakem saat melawan Indonesia. Jika melihat pola serangan mereka, sisi kiri lebih sering digunakan sebagai hidangan pembuka untul memancing pemain Indonesia ke area kanan mereka. Saat inilah, sisi kiri Indonesia yang kosong dimanfaatkan dengan umpan lambung ke ujung sayap kanan yang disambu dengan penetrasi dan operan ke tengah. Sejak awal permainan, memang pos kiri Indonesialah yang diincar oleh pelatih Afghanistan. 

Tidak sampai disitu. Afganistan juga memanfaatkan apa yang menjadi kelebihan mereka dari sisi kekuatan fisik dan tinggi badan. Dibandingkan pemain timnas, tinggi badan dan fisik dari pemain Afghanistan rata - rata lebih besar dari timnas Indonesia. Sehingga saat eksekusi corner kick atau tendangan sudut, mereka lebih bisa memenangi duel udara yang beruntung bagi kubu Indonesia, tidak menghasilkan gol karena finishing yang kurang baik.

Skuad Indonesia mungkin tidak sekuat Afghanistan dari segi kekuatan fisik. Tapi kalau urusan kecepatan dan kelincahan jelas kitalah yang lebih unggul. Kita punya pemain seperti Witan dan Egy memang dipersiapkan oleh sang pelatih untuk melancarkan serangan balik cepat.

Dalam 20 menit pertama, melalui serangan balik cepat mereka berhasil mengancam gawang Afghanistan sebanyak dua kali melalui umpan terobosan yang mengahasilkan duel 1 lawan 1 antara kiper dan pemain menyerang. Satu oleh Dedik Setiawan, dan Satu lagi oleh Witan Sulaiman. Tapi sayang lagi - lagi finishing menjadi penghalang pemain Indonesia untuk unggul terlebih dahulu.

Formasi yang diterapkan oleh Shin Tae Yong diawal permainan ini, meskipun bayak diserang, mampu membuat para pemain Afghanistan berpikir dua kali untuk melakukan bombardir serangan. Tim tuan rumah jelas tidak mau tidak mau lagi kecolongan dengan kecepatan para pemain Indonesia.

Setelah tuan rumah gagal dalam misinya mencetak gol lebih awal dan justru terancam kebobolan pada 20 menit pertama, akhirnya timnas Afghanistan memutuskan untuk bermain lebih hati - hati namun tetap melakukan pressing dengan 4-5 orang ke area pertahanan Indonesia. Mulai dari sinilah Indonesia mengambil alih permainan dan lebih mendominasi secara penguasaan bola.

Sebenarnya, selain pressing dari Afghanistan, ada satu hal yang menjadi kesalahan dari pemain timnas pada 20 menit pertama, yang membuat mereka kesulitan mengalirkan bola. Kesalahan tersebut ada pada jarak antara lini belakang dan lini tengah yang terlalu jauh. Karena itulah para pemain depan Afganistan seakan-akan terlihat sangat mudah menekan pemain belakang Indonesia. Lini tengah Indonesia sepertinya belum menyadari hal ini sehingga hampir tidak ada back up dari lini tengah.

Mulai dari menit ke - 20 disaat yang bersamaan Afghanistan mengandurkan serangan, jarak antar pemain barulah lebih dekat dan membuat pemain Indonesia lebih mudah lepas dari tekanan pemain depan dan membangun serangan lewat kombinasi meskipun ada sedikit momen dimana mereka melakukan bola lambung. Namun mayoritasnya adalah build- up dengan bola bola pendek.

Hanya saja kembali lagi, passing - passing dari kubu Indonesia itu masih harus diperbaiki lagi. Banyak serangan Indonesia yang gagal ditengah jalan akibat operan yang tidak akurat terutama dari sisi tenaga yang dikeluarkan. Hal ini juga dinyatakan oleh Shin Tae Yong dalam wawancaranya setelah pertandingan berlangsung dimana faktor yang menyebabkan kekalahan itu adalah para pemainnya sendiri khususnya dalam hal passing. Padahal dari pola permainan, setidaknya mereka sudah bermain lebih baik dari pertandingan sebelumnya. Babak pertama pun berakhir dengan skor kaca mata.

Berdasarkan artikel dari sportstars.id, Indonesia berhasil unggul secara penguasaan bola yakni 55%, dan 45% sisanya untuk tuan rumah Afghanistan. Jumlah passing yang terjadi di kubu timnas ada sebesar 364 operan. Statistik ini merupakan angka selama pertandingan penuh. Penguasaan bola atas Afghanistan menjadi hal yang positif dalam pertandingan ini dimana mereka bisa lebih mengendalikan permainan. Sisanya adalah efektivitas yang pastinya harus dibenahi oleh timnas Indonesia.

memulai babak kedua, Indonesia kini tampil lebih menyerang, sementara Afghanistan bermain kembali mengandalkan serangan dari sayap dengan pola yang sama. Pertandingan berjalan cukup seimbang dimana kedua tim sama - sama mengancam satu sama lain. Jika Indonesia bermain dengan kombinasi bola - bola pendek di sayap, maka Afghanistan bermain dengan direct dan crossing dari lini sayap.

Sepanjang pertandingan,  Elkan Baggot adalah pemain yang paling apik bagi kubu timnas Indonesia. Bek tengah bertinggi 190 cm ini melakukan passing sebanyak 41 buah. Jumlah ini merupakan yang terbanyak sepanjang laga persahabatan ini. Pemain ini juga solid dalam menghalau umpan - umpan lawan serta membantu menjaga gawang timnas tetap aman. Ia banyak terlibat dalam proses membangun serangan dan seringkali menjadi sasaran operan temannya kala sedang ditekan.

Elkan Baggott. (Sumber: PSSI.org)
Elkan Baggott. (Sumber: PSSI.org)

Sayangnya Elkan tidak mampu bermain selama 90 menit penuh. pada menit ke 70, ia harus digantikan karena cidera oleh marcko merauje. Kehilangan Elkan merupakan sebuah pukulan yang cukup penting bagi timnas Indonesia. Pasalnya, setelah Elkan diganti, pertahanan Indonesia lebih rentan diserang dari sebelumnya.

Ditambah dengan mulai hilangnya fokus dan konsentrasi pemain menyebabkan sebuah kesalahan dari pemain belakang yang berbuah gol bagi kubu Afghanistan. Dan benar saja, gol yang terjadi merupakan hasil dari crossing dari sisi kanan, sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sejak awal.

Timnas berusaha menyamakan kedudukan namun tidak berbuah gol. Afganistan yang kerap diserang menambah dinding pertahanan dengan 4 pergantian pemain. Hingga peluit panjang berakhir, skor 1-0 menjadi angka penutup bagi kemenangan Afghanistan. 

Walaupun Indonesia kalah, tetap mereka sudah memperlihatkan bahwa secara permainan mereka telah berkembang setelah dilatih oleh Shin Tae Yong dan dibanding match sebelumnya. Pertandingan ini memperlihatkan kalau setidaknya sistem yang dilancarkan oleh Shin Tae Yong ini sudah semakin berjalan. Hanya soal efektivitas, akurasi passing, dan fokus di menit-menit akhir lah yang menjadi catatan untuk diperbaiki oleh timnas.

Tetap semangat untuk timnas, jangan lupa jaga kesehatan dan kami akan terus mendukungmu. Salam Indonesia maju. Salam sepak bola. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun