Tak terasa sudah hampir setengah musim berlalu bagi pentas sepak bola di benua Eropa. Dan pada minggu ini giliran para pemain menunjukkan kebolehan masing - masing untuk membela tanah air mereka.Â
Satu per satu pemain yang tampil mengesankan di klubnya dipanggil demi menjadi yang terkuat. Untuk beberapa pemain, momen ini bisa digunakan untuk istirahat dan berbenah diri demi meningkatkan performanya.Â
Tidak hanya para pemain, para manager dan klub setidaknya bisa rehat sejenak dari kesibukan kompetisi liga. Setidaknya mereka bisa berkumpul lebih banyak dengan keluarga ataupun membahas strategi baru untuk diterapkan kedepannya. Di satu sisi, jeda ini bisa menjadi keuntungan bagi klub.Â
Mulai dari pembenahan performa, kebanggaan saat pemainnya terpanggil, hingga pemulihan untuk para pemain yang kelelahan maupun yang cidera. Lumayan jika ternyata ada pemain penting yang cideranya sembuh saat jeda internasional. Tetapi banyak juga kejadian dimana saat - saat seperti ini malah membuat cidera para pemainnya.Â
Jika melihat performa para tim khususnya yang berada di papan atas, international break ini datang di waktu yang sangat tepat. Mengingat kompetisi yang berjalan begitu padat di liga, setidaknya para pemain bisa mengembalikan percaya dirinya lewat tim nasional. Karena saat pemain tampil baik di timnas, hawa positif ini bisa terciprat di klub.
Kita ambil contoh dari beberapa klub. Manchester United merupakan salah satu tim yang performanya sangat angin - anginan dalam setengah musim ini.Â
Sayangnya, Pogba justru cedera yang kabarnya baru selesai di tahun depan. Jelas ini sebuah kehilangan besar bagi Man United. Akan tetapi, jeda ini setidaknya tepat untuk Ole untuk mematangkan strateginya kembali setelah rentetan hasil yang tidak memuaskan di liga. Bagi pemainnya, ini bisa jadi momen untuk istirahat dari penatnya liga.
Demikian juga dengan kisah Chelsea yang terakhir mendapatkan hasil seri atas Burnley. Sangat terlihat terutama untuk pemain depan yang performanya kian menurun dari pertandingan ke pertandingan.Â
Beberapa pemain seperti Odoi, Ziyech dan Havertz harus main terus menerus demi menambal cidera Lukaku dan Werner, serta Mason Mount yang tidak fit karena sakit. Sementara Ross Barkley nampaknya belum tampil sesuai ekspektasi dengan banyaknya ia dicadangkan.
Bagi Liverpool, momen ini bisa dijadikan masa - masa pembenahan bagi pemain maupun pelatih setelah mengalami penurunan performa terutama di lini belakang. Terlihat dengan 5 kebobolan dalam 2 match terakhir The Reds di liga yang menjadi penghalang mereka dalam mencuri angka penuh.Â
Padahal lini depannya sedang sangar dalam membobol tim lawan. Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa lawannya Brighton dan West Ham sedang dalam moral dan performa yang naik - naiknya. Lihat saja posisi West Ham di liga saat ini.
Kalau tadi dari sisi pemain, ada juga kari sisi manajemen klub. Premiere League merupakan contoh paling utama yang bisa dibahas. Tidak lama sebelum jeda internasional berlangsung sudah ada 5 pelatih yang dipecat setelah meraih rentetan hasil buruk selama musim ini tanpa adanya peningkatan.
Yang pertama ada Nuno Santo yang menangani Tottenham. Pelatih asal portugal ini dipecat setelah meraih kekalahan dari Arsenal serta hasil tidak memuaskan dari pertandingan - pertandingan sebelumnya yang membuat mereka tertinggal dari zona Eropa. Tak butuh waktu lama, Antonio Conte langsung ditunjuk untuk melatih Harry kane, dkk.
 Newcastle yang digantikan Eddie Howie setelah datangnya investor baru, disusul dengan Xisco Munos dari Watford. Dan yang terakhir ada manager Norwich dan Aston Villa Daniel Farke dan Dean Smith masih hangat setelah melakoni pertandingan terakhirnya sebelum international break.Â
Di luar Liga Inggris ada Klub asal Spanyol yang baru saja resmi mendatangkan kembali legendanya sebagai pelatih baru. Barcelona memboyong Xavi dari Al-Sadd setelah melihat managerial yang ia tunjukkan selama melatih di klun asal Qatar Al-Sadd. Teruntuk Xavi sendiri, jeda ini jelas memberi keuntungan untuknya. Ia mendapatkan waktu tambahan untuk meramu model permainan yang akan ia terapkan di Barca.Â
Selama melatih di Qatar, ia berhasil memboyong 4 gelar juara diantaranya 1 juara Liga Qatar, 2 Piala Liga Qatar, dan 1 piala super Qatar. Xavi sendiri datang untuk menggantikan Ronald Koeman setelah dua minggu lalu diberhentikan dengan alasan tidak membaiknya performa serta permainan dibawahnya.
Jeda internasional pada November ini membawa banyak berita dan momentum bagi beberapa klub di benua Eropa. Semoga ada perubahan positif bagi para tim - tim di masa ini. Salam Sepak bola.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H