Saat semua orang membahas tentang kepemimpinan, SEMUA pasti membahas sifat seorang pemimpin, bagaimana cara memimpin, bagaimana menjadi pemimpin yang baik, dan masih banyak lagi.Â
Tapi, Pernahkah kita membahas tentang pengikutnya? Padahal seorang pemimpin tidak bisa disebut pemimpin apabila tidak memiliki pengikut.
Dengan pendekatan yang sama seperti seorang pemimpin, seorang pengikut perlu juga memiliki karakteristik yang baik. Coba bayangkan! Sebuah tim olahraga, tetapi hanya kapten-nya yang bermain dengan baik. Apakah mereka bisa memenangkan pertandingan? tentu tidak.Â
Sama dengan pemimpin di perusahaan. Jika hanya bos atau manajer yang bisa memimpin dengan baik, tapi yang dipimpin berkarakteristik buruk. Apakah yang terjadi? Tentu saja mereka akan gagal. Kira-kira seperti itulah konsepnya mengapa pengikut sama pentingnya dengan seorang pemimpin.
Followership does not mean changing the rank of followers but changing their response to their rank, their response to their superiors and to the situation at hand. -Barbara Kellerman
Untuk mencapai hubungan yang efektif, pengikut harus menyadari kemampuan masing-masing. Semua orang harus aktif! Mengapa? Karena jika para pengikut adalah pengikut aktif, mereka bisa menjadi pemikir yang baik yang membantu tim nya dan pemimpin-nya sendiri.
Saat menjadi seorang pengikut, ada 2 hal penting yang kita perlu tunjukkan. 2 hal itu adalah berpikir kritis (Critical Thinking)Â dan perilaku aktif (Active Behavior).Â
Critical Thinking
Pemikiran kritis adalah di mana pengikut memperhatikan apa yang terjadi di sekitarnya, dan apa yang dibutuhkan tim untuk mencapai hasil mereka bersama-sama.Â
DAN mereka harus mempunyai prinsip bahwa "Ini bukan tentang masing masing orang, tetapi ini tentang tujuan tim dan tujuan bersama"
Active Behavior
Perilaku aktif adalah di mana kita tidak duduk diam dan menunggu orang lain bekerja atau memberi kita perintah untuk melakukan sesuatu. Kita harus berinisiatif untuk bekerja dan melakukannya serta menunjukan jika kita adalah yang terbaik sebagai pengikut.
The world is moved not only by the mighty shoves of heroes, but also by the aggregate of the tiny pushes of each honest worker. -Helen Keller
Berdasarkan 2 hal penting yang disebutkan diatas, ternyata Robert E. Kelley menyimpulkan 2 hal yang bersangkutan dan bertolakbelakang. Yaitu yang pertama menjadi mandiri, berpikir kritis, versus bergantung, berpikir tidak kritis; yang kedua adalah perilaku aktif versus pasif.
Berdasarkan kedua hal yang bersangkutan tersebut, Robert E. Kelley mengidentifikasi 5 model gaya dari seorang pengikut yaitu, efektif (effective), konformis (conformist), pasif (passive), terasing (alienated), dan penyitas pragmatis (pragmatic survivor).
Effective
Pengikut yang efektif dideskripsikan sebagai pengikut yang kritis, pemikir independen dan aktif dalam perilaku.Â
Mereka selalu menunjukkan perilaku yang konsisten, terlepas dari kekuatan mereka dalam organisasi, dan menangani konflik dan risiko dengan baik. Mereka dengan mudah mengatasi perubahan, mengemukakan pandangan mereka sendiri, dan tetap fokus pada apa yang dibutuhkan tim.
Conformist
Tipe pengikut yang konformis biasanya sangat sibuk, tetapi tidak selalu melibatkan otak mereka untuk memikirkan apa yang sedang mereka lakukan.Â
Mereka berpartisipasi dengan sukarela dengan tidak mempertanyakan perintah. Mereka akan menghindari konflik dengan segala cara dan mengambil jalan yang paling tenang, tetapi akan selalu berada di pihak bos-nya.Â
Passive
Pengikut yang dikatakan sebagai pengikut pasif biasanya tidak melibatkan otak mereka dan juga tidak bisa mengambil tindakan nyata.Â
Meskipun tidak menunjukkan inisiatif atau tanggung jawab apa pun, tipe pengikut ini dapat disebabkan oleh pemimpin yang buruk atau budaya negatif, dan terlalu mengontrol.
Alienated
Tipe pengikut terasing biasanya, adalah seorang pemikir kritis yang independen tetapi pasif dalam organisasi.Â
Pengikut yang terasing sering kali merupakan pengikut yang efektif yang telah mengalami kemunduran dan hambatan, mungkin janji yang dilanggar oleh atasan. Dengan demikian, mereka mampu, tetapi biasanya mereka hanya fokus pada kekurangan organisasi.
Pragmatic Survivor
Orang penyintas pragmatis memiliki kualitas empat buah sifat ekstrem yaitu efektif, konformis, pasif, dan terasing. Biasanya, mereka bergantung pada gaya mana yang cocok dengan situasi yang sedang terjadi.Â
Jenis pengikut ini menggunakan gaya apa pun yang paling menguntungkan posisinya sendiri dan meminimalkan resiko.
True leadership must have follower-ship. Management styles can vary, but even an autocrat needs people who believe and simply don't follow from fear. -James Robinson
Beberapa tipe ini menunjukan beberapa sifat yang berbeda-beda dari seorang pengikut. Di sebuah organisasi tidak mungkin hanya memiliki orang yang efektif, atauapun semuanya pasif.Â
Mengapa? karena kita semua selalu berusaha meminimalkan risiko sampai kita merasa nyaman dan lebih yakin dengan lingkungan kita.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H