It is literally true that you can succeed best and quickest by helping others to succeed. -Napolean Hill
Siapa yang ingin mempunyai bos yang berwibawa, tegas, tapi sekaligus juga bos yang suportif? Semua orang pastinya mau memiliki bos seperti ini! Saat kamu mempunyai bos yang memiliki sifat-sifat ini, bisa dikatakan bahwa bos-mu adalah bos impian kebanyakan orang karena bisa menyeimbangkan tipe kepemimpinan-nya berdasarkan situasi yang berbeda.
Contohnya saat pandemi covid-19 ini, banyak sekali karyawan-karyawan yang di PHK, kondisi finansial perusahaan juga turut memburuk. Setiap pemimpin perusahaan pasti memiliki caranya sendiri untuk menangani hal ini. Namun apa sih tipe pemimpin yang sebenarnya dibutuhkan karyawan pada saat seperti ini?Â
The boss drives people, the leader coaches them. The boss depends on authority, the leader on good will. The boss inspires fear, the leader inspires enthusiasm. -H. Gordon Selfridge
Pada buku yang berjudul "The Leadership Experience" karangan Richard L. Daft, ada 4 perilaku kepemimpinan yang dapat diidentifikasi berdasarkan teori path-goal. Perilaku kepemimpinan yang pertama adalah perilaku pemimpin yang suportif, yang kedua adalah perilaku pemimpin yang mengarahkan bawahannya, lalu perilaku pemimpin yang partisipatif, dan yang terakhir adalah perilaku pemimpin yang berorientasi pada pencapaian anggotanya.
Supportive Leadership
Pemimpin yang suportif menunjukkan kepedulian dengan memperhatikan kesejahteraan dan kebutuhan pribadi pengikutnya. Perilaku kepemimpinan biasanya terbuka, ramah, dan mudah didekati, dan pemimpin menciptakan suasana tim yang mendukung dan memperlakukan bawahan secara setara.
Directive Leadership
"Directive leadership" atau kepemimpinan yang mengarahkan bawahannya memberitahu bawahan apa yang seharusnya mereka lakukan. Perilaku pemimpin dengan tipe mengarahkan biasanya mencakup perencanaan, pembuatan jadwal, menentukan objektif dan standar perusahaan, dan menekankan kepatuhan terhadap aturan dan peraturan.
Integrity is the most valuable and respected quality of leadership. -Brian Tracy
Participative Leadership
Tipe kepemimpinan yang partisipatif pada umumnya sering mengonsultasikan dengan para pengikutnya saat ia ingin mengambil keputusan. Â Pemimpin yang partisipating biasanya ia meminta pendapat dan saran, mendorong partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan sering bertemu dengan bawahan-nya di tempat kerjanya.
Achievement-oriented Leadership
Kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian menetapkan tujuan yang jelas dan menantang bagi bawahannya. Perilaku pemimpin biasanya menekankan kinerja yang berkualitas tinggi dan peningkatan kinerja saat ini dibandingkan dengan sebelumnya. Pemimpin yang berorientasi pada prestasi juga menunjukkan kepercayaan pada bawahan dan membantu mereka dalam belajar bagaimana mencapai tujuan yang tinggi.
Dari keempat tipe ini, Â seorang pemimpin bisa dikatakan ideal jika bisa mengimplementasikan keempatnya secara bersamaan dengan seimbang. Karena sebenarnya keempat hal ini adalah hal yang sangat penting bagi hubungan seorang pemimpin dengan pengikutnya.
Keempat jenis perilaku pemimpin diatas tidak dianggap sebagai ciri kepribadian atau sifat seperti yang dipaparkan oleh "Leadership Traits Theory" atau teori sifat. Melainkan, mereka mencerminkan jenis perilaku yang dapat diadopsi oleh setiap pemimpin, tergantung pada situasinya.
The pessimist complains about the wind. The optimist expects it to change. The leader adjusts the sails. -John Maxwell
Pertanyaan kita diawal adalah, manakah yang paling penting saat dalam kondisi kita sekarang dalam pandemi? Ada 2 yang paling penting, yaitu supportive leadership dan achievement-oriented leadership. Kepemimpinan yang suportif sangat dibutuhkan pada masa ini, karena banyak orang yang merasakan tekanan yang disebabkan oleh keadaan yang mencekam. Jika seorang pemimpin bisa meyesuaikan dirinya menjadi pemimpin yang suportif kepada pengikutnya, ini akan menjadi hal yang berharga bagi pengikutnya.
Yang tak kalah pentingnya juga yaitu pemimpin yang berorientasi pada pencapaian. Jika pemimpin bisa memberikan apresiasi atas pekerjaan yang telah dikerjakan, walau dalam keadaan dalam pandemi ini, pengikut tidak akan kehilangan rasa semangat karena merasakan pekerjaannya diapresiasi walapun mungkin tidak melampaui target.
Kesimpulannya, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa menyimbangi tipe kepemimpinannya. Pemimpin yang tahu kapan harus menerapkan kepemimpinan yang tegas, sekaligus pemimpin yang tahu kapan harus menerapkan kepemimpinan yang suportif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H