Mohon tunggu...
Jason Dennis Wilaysono
Jason Dennis Wilaysono Mohon Tunggu... Lainnya - SMA Kolese Kanisius

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pengggunaan Algoritma dalam Menggali Data User, Apakah Etis Secara Sosial?

17 Februari 2023   08:00 Diperbarui: 17 Februari 2023   07:58 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Dunia modern yang terus berkembang membuka kesempatan-kesempatan baru untuk peluang usaha. Ditambah dengan perkembangan informatika dan juga penerapannya dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, maka munculah alat-alat yang bisa mempermudah pemaparan usaha-usaha baru maupun juga dari perusahaan besar. Salah satu alat yang digunakan adalah algoritma dalam dunia maya.

Sebelum menggali lebih dalam, apa itu algoritma? Dalam ilmu komputer, algoritma adalah sebuah urutan dari instruksi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah atau mengerjakan sebuah tugas berdasarkan dengan pengertian dari alternatif yang tersedia. 

Jika melihat penjelasan tersebut, maka algoritma dapat dilihat sebagai sebuah ilmu bahasa komputer yang rumit, tetapi sebenarnya kami semua menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Algoritma hanya memerlukan 3 hal, yaitu input, process, dan output. Contoh mudah yang dapat digunakan adalah proses pembuatan kue, dimana input berupa alat dan bahan untuk membuat kue, process berupa cara atau langkah untuk membuat kue, dan output berupa kue yang merupakan hasil akhir. 

Dalam ilmu komputer, komputer tidak akan bergerak atau melakukan sebuah tindakan bila tidak ada instruksi yang diberikannya oleh kita manusia sebagai pengguna. 

Di sini, algoritma berfungsi untuk menghasilkan perintah kepada komputer agar menghasilkan produk akhir tertentu dengan data yang bisa digunakan. Contoh penggunaan algoritma adalah media sosial yang ada di ponsel masing-masing. 

Algoritma digunakan untuk mempertahankan pengguna dalam aplikasi media sosial tersebut selama mungkin dengan menggunakan data berupa "post" yang pengguna menyukai atau melakukan interaksi dalam jangka panjang. 

Algoritma juga digunakan untuk memberikan iklan-iklan yang bisa menarik minat dari pengguna berdasarkan produk-produk yang telah dibeli oleh pengguna. Taktik ini disebut sebagai "Targeted Marketing'.

Masalah yang muncul dari sini adalah siapa pemegang dari algoritma tersebut. Karena sumber dari algoritma dimiliki oleh perusahaan teknologi besar, maka terjadi penyimpangan dan ketidakadilan dari pembebasan penggunaan untuk perusahaan lain. Bisa dibayangkan dengan cara kerja algoritma yang telah dijelaskan. Bila output dari algoritma ditentukan hanya kepada mereka yang membayar perusahaan teknologi besar dan perusahaan kecil hanya bisa menyandarkan nasib karena ketergantungan kepada algoritma untuk menghasilkan keuntungan sehingga perusahaan teknologi besar memonopoli pasar dunia maya. Permasalahan ini sudah terjadi beberapa kali oleh perusahaan besar seperti google yang dituntut karena monopoli digital marketing. Ini juga membuat masalah kepada para pengguna yang bisa digunakan untuk menggali informasi dari pengguna. Bila sewaktu-waktu informasi tersebut diambil dan disebarkan kepada umum maka data privat pengguna tersebar.

Perkembangan dan pembangunan algoritma ini di dalam kehidupan digital ibarat pedang bermata dua yang bisa dimanfaatkan untuk membantu perkembangan dunia digital tetapi juga bisa digunakan untuk merusak persaingan yang kompetitif dan adil maupun juga menyerang balik pengguna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun