#1 Malam Menelan
Seekor merpati terbang tinggi,
Arahkan pada ufuk, dirinya,
Sebelah barat langit, yang jingganya
Menandakan matahari membenamkan diri.
Singgah merpati terhitung tiada,
Bahkan ketika surya tidur dirinya.
Teruslah dia, yang putih mengabu,
Sayapnya terkepak, dan terus ia tuju
Tiada tahu akhirnya dia dimana
Dan malam pun menelan dirinya.
#2 Aku hanya seekor belatung
Aku hanya seekor belatung,
Jijik mereka lihat diriku,
Pendapat itu tidak kusangkal.
Apa baiknya makhluk hasil
Dari konsumsi makanan sisa.
Aku hanya seekor belatung
Dari lahir diriku jelek,
Dewasa pun tetap jelek.
Aku hanya seekor belatung,
Di tempat sampah ku lahir
Di situ pula ku kembali,
Memang tugasku di situ.
Aku hanya seekor belatung?
Aku hanya seekor belatung!
Aku hanya seekor belatung,
Aku hanya seekor belatung…
Aku seekor belatung.
#3 Pengecut
Jutaan mungkin mengingat ungkapan;
“Aku ini binatang jalang”
Kalimat Chairil Anwar punya.
Tambahannya pun ada;
‘Aku ini binatang jalan
Dari kumpulannya terbuang’
‘Binatang’ ini juga dari ‘kumpulang terbuang’,
Namun sayang, bukan ‘jalang’ binatang ini,
Melainkan sebaliknya, cukup terhormat
‘binatang’ ini dipandang.
Tapi pengecut dirinya! Bodoh!
Dan juga kecut senyum palsunya!
Tak berharga! Tak berguna! Hanya dirinya
Yang binatang ini pikirkan! EGOIS!
Ingin ‘jalang’ ‘binatang’ ini, tapi apa daya,
Masih pengecut dirinya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H