Mohon tunggu...
Jason DanielFransiskus
Jason DanielFransiskus Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya suka futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hilangnya Nilai Penting Bahasa Indonesia di Kehidupan Sehari-hari

15 Maret 2023   20:45 Diperbarui: 15 Maret 2023   20:47 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penggunaan Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sudah sangat jarang untuk diucapkan sebagai Bahasa utama, dan kebanyakan dari kita menggunakan Bahasa daerah masing-masing. Apalagi di era sekarang dimana Bahasa asing menjadi nilai plus untuk karir mereka di masa mendatang. Sehingga tidak jarang beberapa orang menggunakan Bahasa asing sebagai Bahasa utama mereka. Berkurangnya nilai penting Bahasa Indonesia juga dikarenakan efek globalisasi yang dimana keadaan seluruh penduduk dunia dapat dilihat tanpa harus mengunjungi tempat tersebut. Globalisasi membuat pengunaan Bahasa Indonesia menjadi lebih sedikit diminati daripada Bahasa asing. 

Di jaman ini siapa yang tidak mengenal K-POP? Grup besar asal Korea ini menjadi perhatian publik karena memiliki daya tarik dari segi budaya, bentuk fisik,dan lain-lain. Sehingga tidak jarang kaum milenial mempelajari budaya dan Bahasa mereka bahkan membeli album lagu, alat make up, dan pakaian yang terbilang cukup mahal. Ada juga beberapa dari kaum milineal yang tidak tanggung-tanggung untuk pindah kewarganegaraan menjadi warga negara asing. Sikap fanatisme dari fans Indonesia beberapa kali meresahkan media sosial. Jika salah satu idol terdapati dihina oleh netizen, maka para pengikutnya tidak akan segan untuk membela atau mengancam kembali.

 Miris sekali melihat nilai penting Bahasa Indonesia sudah tidak berarti lagi. Apalagi kaum Gen Z yang kebanyakan menggunakan Bahasa gaul agar terlihat keren dan mengikuti jaman. Menurut mereka, Bahasa Indonesia memberikan kesan kaku untuk diucapkan seharihari. Kebanyakan dari mereka menggunakan Bahasa daerah masing-masing sehingga orang yang tidak paham Bahasa daerah mereka menjadi teracuhkan. Banyak sekali perantauperantau yang harus belajar Bahasa daerah di tempat barunya agar tidak tertinggal dalam pembahasan yang dilakukan oleh teman-temannya. Beberapa dari perantau juga menjadi penyendiri karena merasa tidak perlu belajar Bahasa daerah mereka. 

Menurut saya globalisasi juga memilii sisi positif dalam peningkatan nilai Bahasa Indonesia yaitu banyak turis-turis yang mengenal bahkan mencintai kebudayaan kita. Banyak juga dari mereka menetap untuk beberapa bulan bahkan memiliki tempat tinggal di Indonesia. Banyaknya turis yang datang ke Indonesia membuat visa negara menjadi naik. Sebenarnya Indonesia juga memiliki banyak sekali tempat wisata yang sangat indah, pemandangan alam yang tidak dimiliki oleh negara lain. Sehingga banyak sekali turis pergi berlibur untuk beristirahat dari pekerjaan mereka. Bahkan ada beberapa warga asing yang menikahi warga Indonesia dan tinggal di Indonesia. 

Disarankan untuk para kaum milenial agar tidak terlalu fanatik dalam mencintai kebudayaan bangsa asing. Jika bukan kita sendiri yang melestarikan budaya kita maka negara ini tidak akan memiliki daya tarik dan akan tertinggal oleh bangsa-bangsa lainnya. Kalian boleh untuk menyukai tetapi jangan lupakan tempat tinggal kalian sendiri. Apalagi menghilangkan cinta pada tanah air. Sangat disayangkan perjuangan para pendahulu untuk kemerdekaan bangsa kita dari penjajahan bangsa lain jika kita sendiri tidak menghargai perjuangan mereka. Sebaiknya kita mempelajari Bahasa nenek moyang kita dan mempromosikan kepada warga negara asing agar bangsa kita menjadi bangsa yang maju. 

Harapan saya ini bisa menjadi sisi positif bagi kaum milenial sekarang bahwa belajar Bahasa asing itu baik dan berguna sekali bagi masa depan mereka. Tetapi jangan lupa untuk melestarikan kebudayaan Bahasa Indonesia juga agar tidak kalah dengan Bahasa asing. Semakin anda sering mengucapakan Bahasa Indonesia berarti anda juga ikut serta dalam melestarikan kebudayaan Indonesia. Menurut saya, boleh belajar Bahasa gaul untuk keperluan sehari-hari tetapi penempatan posisi kelompok saja yang harus diketahui terlebih dahulu. Kapan saya harus menggunakan Bahasa Indonesia , kapan saya harus menggunakan Bahasa gaul, dan bahkan Bahasa asing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun