Suatu hari, beberapa pengendara motor ditilang oleh anggota kepolisian setempat karena melanggar aturan lalu lintas. Salah satunya adalah Pak Marsel.
Siang itu, Pak Marsel sedang asyik mengendarai motor kesayangannya. Tanpa sengaja, ia melanggar rambu lalu lintas. Ditambah lagi, ia sedang asyik mendengarkan musik dangdut dengan headset sehingga tidak mendengar teguran polisi. Akhirnya, polisi harus menghentikannya.
"Hei, Bapak! Enak sekali ya mendengarkan musik dengan headset sambil berkendara, sampai-sampai melanggar lalu lintas dan ditegur saja tidak mendengar!" bentak polisi.
Pak Marsel pun menghentikan motornya. "Maaf, Pak. Saya sedang stres hari ini dan ingin menghilangkan penat dengan berkendara keliling kota sambil mendengarkan musik," jawab Pak Marsel.
"Sekarang, Bapak perlihatkan SIM dan STNK-nya," perintah polisi. Pak Marsel dengan percaya diri menyerahkan SIM dan STNK-nya. Setelah memeriksa dokumen tersebut, polisi berkata sambil bercanda, "Surat-surat Bapak sudah lengkap. Namun, karena Bapak melanggar lalu lintas, Bapak harus membayar denda seratus ribu rupiah."
Pak Marsel terkejut mendengarnya. "Hah? Seratus ribu? Mahal sekali, Pak. Padahal saya hanya melanggar sekali," protes Pak Marsel. Polisi menjawab tegas, "Aturan tetaplah aturan, Pak."
Karena tidak ingin berdebat lebih lama dan merasa punya uang, Pak Marsel mengeluarkan dompetnya. Namun, betapa terkejutnya ia saat melihat isi dompetnya yang hanya berisi recehan. "Waduh, Pak. Ini mah tinggal uang jajan anak saya," kata Pak Marsel sambil tertawa dan menunjukkan recehan di tangannya. Polisi ikut tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Pak Marsel. Akhirnya, polisi mengizinkan Pak Marsel pergi dengan peringatan agar lebih berhati-hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H