Controlling selanjutnya adalah pada tahap recycle, terutama pada incinerator. Pada incinerator masih menjadi masalah ketika ada asap hitam dan residu abu yang dihasilkan dimana hal ini justru menimbulkan "sampah" baru. Hal ini berarti, sekolah perlu melakukan tindakan dan controlling dimana perlu dilakukan tindakan lebih lanjut. M
enurut pandangan penulis, hal ini dapat terjadi karena minimnya controlling dan perencanaan yang dilakukan sekolah. Hal ini dikarenakan pada kerja lapangan, ditemui bahwa incinerator belum efektif sehingga masih perlu ditingkatkan dengan cara menggunakan tenaga ahli untuk mencari solusi alternatif.Â
Misalnya, dari hasil controlling yang dilakukan ternyata ditemui bahwa corong incinerator terlalu rendah, maka dengan peninggian corong incinerator dapat ditambahkan filter asap hitam berjenjang. Artinya controlling sungguh benar harus dilakukan untuk mengetahui akar masalah di lapangan.Â
Sehingga, harapannya seluruh anggota SMA Kolese de Britto dapat merawat bumi pada waktu jangka panjang. Pengunaan sistem apapun tidak akan berjalan tanpa controlling yang dilakukan sehingga dengan dilakukan hal ini, efek yang ada akan berpengaruh pada masa depan dan ada unsur keberlanjutan dalam 3R(reduce, reuse, recycle) yang dilakukan SMA Kolese de Britto. Sehingga kebiasaan baik ini dapat diterapkan pada lingkup yang lebih luas, tidak hanya pada lingkugan SMA Kolese de Britto.Â
AMDG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H