Mohon tunggu...
Jason NicholasWinata
Jason NicholasWinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengunaan Gerobak Sekat dan Sistem Controlling 3R

14 September 2024   18:34 Diperbarui: 14 September 2024   18:36 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dengan dilakukan controlling berkala, sekolah dapat melihat perkembangan pemisahan, pengolahan sampah. Sehingga sekolah dapat mengetahui apakah sistem yang sudah dilakukan cukup efektif atau tidak. Dengan melakukan hal ini, maka dapat meningkatkan ketaatan pembuangan sampah. Sehingga ketika pembuangan sampah sudah efektif dilakukan, maka dapat lanjut ke tahap pengolahan yang lebih lanjut maupun menggunakan gerobak sampah yang ada. 

Controlling 3R menjadi awal yang baik untuk sekolah. Tahap reduce, reuse, dan recycle perlu benar benar diawasi oleh sekolah. Jika controlling ini dilakukan, maka akan terjadi kesadaran ekologis bersama dimana sampah menjadi sesuatu yang perlu dipilah, dan diolah secara efektif. Sehingga sistem gerobak sekat, maupun wadah makan di kantin dapat benar-benar berjalan.

Pada tahap reduce masih sering ditemui adanya plastik dalam kemasan-kemasan snack kecil di kantin, hal ini berarti tidak dilakukan controlling yang efektif terkait pandangan reduce ini. Namun, baru-baru ini walaupun kantin sudah menggunakan wadah makan tetapi esensi dari pengurangan tidak tertanam pada siswa. Seharusnya, hal ini bukan menjadi kewajiban ibu kantin melainkan para siswa ataupun pihak sekolah. Menurut data yang ada, masih banyak wadah makanan yang tidak kembali ke kantin dan sistem penginformasian dari central tidak efektif. 

Controlling artinya harus terjun pada lapangan. Controlling seharusnya dilakukan dengan datang ke kantin dan memberikan solusi yang cukup efektif, salah satunya dengan para siswa yang membawa wadah makan mereka masing-masing. Jika wadah makan masih disediakan kantin, para siswa tidak akan sadar mengenai pentingnya mengurangi jumlah sampah. Dimana artinya terjadi kesalahan target, dimana terjadi karena minimnya controlling di tahap reduce ini. 

Pada tahap pengolahan berikutnya, dimana ketika sampah dijadikan satu kembali juga dapat terjadi karena minimnya controlling yang dilakukan. Hal ini justru disadari oleh para siswa, bukan oleh sekolah. Sehingga muncullah ide gerobak sekat, dimana memisahkan jenis-jenis sampah pada gerobak juga. Termasuk juga pada pengunaan kembali wadah makan yang justru disediakan ibu kantin. Sehingga ketika siswa sudah lulus, edukasi seperti ini tidak akan tertanam pada diri siswa. 

Pada tahap recycle, juga perlu dilakukan controlling karena tahap recycle merupakan tahap yang penting dalam pengolahan sampah. Hal ini disebabkan karena jika ada kesalahan pada tahap recycle maka sampah tidak dapat diolah kembali. Sehingga proses pengolahan akan tidak efektif. 

Hal ini dapat dilakukan dengan perencanaan yang matang. Controlling dapat dilakukan dengan pihak sekolah memastikan bahwa benar-benar terjadi pengurangan sampah, hingga pengolahan sampah. Sehingga sebuah sistem tidak berjalan secara independen, karena sistem apapun tidak akan bisa berjalan jika tidak dilakukan controlling ini. 

Sekolah dapat memberikan feedback pada siswa dan kantin, apakah dengan penggunaan wadah dapat membantu siswa memahami dan merubah pandangan mengenai permasalahan sampah yang ada ataukah hanya sebatas pada pemikiran tertutup dimana "aku" hanya ingin makan untuk memenuhi kebutuhan jasmaniku.

 Juga dapat dilakukan controlling berkala di kantin terkait kemasan yang dipakai atau mungkin yang dibutuhkan kantin oleh sekolah. Hal ini dikarenakan baru-baru ini justru digunakan kemasan plastik untuk snack-snack kecil artinya sekolah belum mengawasi betul sistem reduce ini. 

Controlling ini juga dapat dilakukan pada tong-tong sampah di berbagai lokasi yang ada. Pada data yang ada, tong-tong sampah juga dapat dijadikan di satu tempat sehingga controlling dapat dilakukan dimana sudah terbukti efektif di sekolah Negeri. Hal ini dapat menjadi salah satu alternatif, karena tong sampah di SMA Kolese de Britto tersebar di beberapa titik sehingga controlling juga cukup sulit untuk dilakukan. 

Perubahan pola pikir siswa inilah yang perlu dirubah, maka sekolah dapat melakukan controlling dengan cara memberikan pemahaman pada siswa maupun pihak kantin dengan menyamakan pandangan yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan pengisian survey maupun pendataan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun