Mohon tunggu...
Jason Kartasasmita
Jason Kartasasmita Mohon Tunggu... Lainnya - Pengembara Asa

Seorang pencinta kehidupan, penjelajah rasa, dan makna, yang haus akan bahasa, pertemuan, nada, dan cakrawala baru. Terus bergerak, merangkai kisah, dan menelusuri dunia dengan perspektif awan yang bergelora demi memburu asa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perjalanan Inspiratif Melintasi Jerman: dari Bahasa hingga Budaya

20 Agustus 2023   14:36 Diperbarui: 21 Agustus 2023   21:44 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan teman-teman di Haribo, Bonn, Jerman (dokpub/Jason)

Cara ini jelas lebih menyenangkan bagi siswa dan membuat materi lebih mudah dipahami dan diingat. Jika sistem belajar ini bisa diterapkan di Indonesia, menurut saya akan sangat baik bagi perbaikan sistem pendidikan di Indonesia. 

Di Aschaffenburg, saya juga menyadari bahwa sebagian besar pelajar di Jerman senang bersosialisasi dan beraktivitas fisik.

Selain sekolah, waktu saya dipenuhi dengan berkunjung ke rumah teman baru atau melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti bermain sepak bola, basket, handball, voli pantai, dan berenang di danau. Airnya dingin seperti air es dan sangat menyegarkan di tengah musim panas.

Hal ini menurut saya adalah hal yang sangat positif karena selain fisik sehat, kita juga berkembang secara sosial dan memiliki jejaring pergaulan yang lebih luas.

Di balik semua hal yang positif yang saya rasakan, ada satu hal yang baru saya sadari dan rindukan tentang Indonesia ketika belajar di Aschaffenburg, yaitu AC. Belajar di dalam ruangan pada musim panas lumayan menantang karena kebanyakan rumah dan bangunan di Jerman tidak memiliki memiliki AC padahal suhunya sangat tinggi ketika musim panas.

Saya pun akhirnya kerap membuka jendela ketika belajar ataupun tidur, demi mendapatkan hembusan angin surga yang sangat nikmat di tengah cuaca terik. Membuka jendela ketika tidur merupakan pengalaman baru yang tidak berani saya terapkan di Indonesia karena kemungkinan diserang nyamuk kebun yang ganas atau malah mengundang kehadiran maling.

Pada akhirnya, saya sadari bahwa segala hal pasti ada plus minusnya dan yang terpenting adalah bagaimana kita beradaptasi dengan baik pada setiap situasi yang kita hadapi.

Tidak terasa dua minggu berakhir di Aschaffenburg, saya mendapatkan keluarga baru yang hangat, Nick teman terbaik saya, lingkaran pertemanan baru, dan badan yang lebih fit karena aktif berolahraga. Dengan berat hati, saya pun meninggalkan Aschaffenburg dan bertolak ke Munich.

Munich adalah ibu kota negara bagian Bayern di Jerman, yang dikenal karena kombinasi warisan sejarah dan inovasi modernnya. Kota ini menawarkan pesona arsitektur klasik, seperti Frauenkirche yang terkenal dan Istana Nymphenburg yang megah. 

Selain itu, saya mendapati bahwa Munich juga merupakan pusat teknologi dan ekonomi di Jerman dengan sejumlah perusahaan teknologi tinggi dan universitas bergengsi seperti Universitas Teknik Munich (TUM).

Munich juga terkenal sebagai tuan rumah Oktoberfest, festival bir terbesar di dunia, serta memiliki taman-taman indah seperti Englischer Garten. Munich merupakan kota yang memadukan kekayaan budaya dan gaya hidup kontemporer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun