Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang mempengaruhi sepertiga populasi dunia, dengan defisiensi zat besi sebagai penyebab utamanya. Anemia ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin dalam darah, sehingga pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh tidak optimal. Kondisi ini lebih sering ditemukan pada kelompok rentan, termasuk anak-anak, remaja putri, dan ibu hamil (Chaparro & Suchdev, 2019; Noreen et al., 2021). Anemia menimbulkan dampak pada gangguan perkembangan kognitif, fisik, hingga imunitas, terutama pada anak-anak. Sementara itu, pada remaja putri, anemia mempengaruhi kebugaran, konsentrasi, dan kesejahteraan sosial yang secara tidak langsung berdampak pada prestasi akademik dan produktivitas mereka (Qothrunnada & Sudaryanti, 2023; Taqwin et al., 2023)
Prevalensi anemia di Indonesia, terutama pada remaja putri, sangat tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka prevalensi anemia pada kelompok usia 15–24 tahun mencapai 32% (Kementerian Kesehatan RI, 2019). Temuan ini sejalan dengan pengamatan global bahwa faktor sosial ekonomi secara signifikan mempengaruhi prevalensi anemia, di mana populasi yang kurang mampu mengalami tingkat anemia yang lebih tinggi (Kassebaum et al., 2014). Selain itu, kurangnya akses terhadap edukasi gizi di wilayah tertentu, khususnya di daerah berpenghasilan rendah, turut memperburuk situasi (Mistry et al., 2017). Salah satu upaya utama pemerintah adalah promosi suplementasi zat besi bagi ibu hamil. Kementerian Kesehatan merekomendasikan konsumsi tablet zat besi oleh ibu hamil, dengan anjuran sebanyak 90 tablet selama masa kehamilan untuk mengurangi risiko anemia.  (Darmawati et al., 2020). Sama halnya dengan di Kabupaten Sumedang, yang menjadi fokus utama dalam kepatuhan remaja saat mengkonsumsi tablet tambah darah. Kondisi ini menjadi alasan kuat untuk dilakukannya pengabdian kepada masyarakat berupa pendidikan kesehatan kepada remaja kelas 7 SMP mengenai pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah dalam mencegah anemia dan stunting sedini mungkin.Â
Kegiatan penyuluhan di SMPN 1 Cimalaka, Kabupaten SumedangÂ
Sesuai dengan tugas mahasiswa yang tertera dari tridrama perguruan tinggi yang salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat, Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Sumedang melaksanakan kegitan pendidikan kesehatan kepada siswi SMPN 1 Cimalaka yang bertema "Gaungkan Kebiasaan Konsumsi Suplemen Tablet Tambah Darah Kepada Remaja Putri Sebagai Upaya Preventif." Acara ini berlangsung pada tanggal 23 November 2024, di SMPN 1 Cimalaka Cimalaka, Kec. Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat 45353.Â
Pendidikan kesehatan ini memiliki sasaran siswi kelas 7, sebanyak 55 orang siswi. Sasaran lokasi dilakukan secara acak guna mengeneralisasikan tingkat pengetahuan remaja, serta paparan dari pihak guru yang berada di SMP menyatakan bahwa sekolah telah bekerja sama dengan pihak puskesmas untuk pemberian TTD, namun belum mengetahui apakah sudah patuh dalam konsumsinya atau tidak.
Ringkasan Kegiatan Pendidikan Kesehatan
1. Pemaparan MateriÂ
- Definisi, Gejala dan Penyebab yang disebabkan oleh anemiaÂ
- Pentingnya remaja mengenal anemiaÂ
- Dampak anemiaÂ
- Pencegahan dan penanganan anemia
2. Demonstrasi PraktikÂ
Peserta bermain dengan pemateri dengan cara membahas mitos dan fakta mengenai anemia yang menjadi pertanyaan di masyarakat.
3. Sesi Tanya JawabÂ
Diskusi antara pemateri dan peserta mengenai hal-hal yang ingin ditanyakan oleh peserta.
4. EvaluasiÂ
Dilakukan pre-test dan post-test dalam mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan pada remaja untuk melakukan pengukuran tingkat pengetahuan peserta.
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, rata-rata pengetahuan peserta saat dilakukan pre-test adalah skor pre-test adalah 84.527, kemudian mengalami peningkatan rata-rata saat post-test adalah 96.691. Hal tersebut menunjukan bahwa pendidikan kesehatan ini mampu meningkatkan pengetahuan siswi yang berkaitan dengan anemia.Â
Harapan Tindak Lanjut
 Pendidikan kesehatan kepada siswi kelas 7 merupakan langkah yang tepat dalam menangani kasus anemia yang marak terjadi pada remaja sehingga mereka dapat mencegah terjadinya anemia secara dini. Penyakit anemia dapat dicegah melalui kepatuhan seseorang dalam mengkonsumsi tablet tambah darah yang perlu didukung dengan pemahaman yang cukup dalam menanganinya. Kegiatan selanjutnya yaitu dengan berkampanye dengan beberapa pihak seperti sekolah dan puskesmas dalam mengontrol kepatuhan remaja dalam mengkonsumsi tablet tambah darah.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai anemia, tontonlah video animasi yang diunggah di youtube melalui link berikut : Video Animasi Mengenai Anemia. Jangan lewatkan tiap infomasinyaa!Â
Anemia bukan akhir dari cerita. Dengan kepatuhan, kesehatanmu bisa kembali bercahaya. Karena, Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H