Mohon tunggu...
Pendidikan

Mengenal Ragam Keluarga Cucurbitaceae

15 Mei 2019   23:56 Diperbarui: 16 Mei 2019   00:23 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara agararis, dimana sebagian besar masyarakatnya  bekerja dibidang pertanian. Di Sukabumi misalnya, kota dengan hasil pertanian yang melimpah. Salah satu jenis sayuran dari kota Sukabumi yang terkenal ialah sayuran dari keluarga tanaman Cucurbitaceae. Cucurbitaceae adalah jenis tumbuhan berbunga, contohnya seperti timun dan oyong.

Di Sukabumi, Kebun Hasil Sayur Indonesia (HSI) adalah perkebunan yang besar yang menanam kedua jenis tanaman cucurbitaceae ini. Luas kebun ini mencampai 30 hektare.Cara penanaman Timun dan Oyong ini tidak terbilang rumit, tetapi butuh perhatian yang khusus. Sebelum menanam timun, petani harus memastikan bahwa tanah yang akan ditanam timun sudah siap. Seperti, sudah diberikan kapur, pupuk kandang, pupuk kimia, hingga ditutup oleh Mulsa. Mulsa merupakan plastik yang menutup bedengan tanah (tanah yang menggunung untuk ditanami), fungsi mulsa adalah menjaga air agar tidak cepat meluap.

Setelah itu, petani baru bisa menanam timun dan oyong dengan cara menggali lubang, memasukan benih ke dalam lubang, dan menutupnya kembali. Di musim hujan seperti saat ini, tanaman tidak perlu disiram setiap hari. Batang tanaman akan tumbuh dalam waktu satu minggu, pada saat itu, petani mulai membuat pagar untuk mengikat batang tumbuhan agar tidak tumbuh merunduk, jika timun atau oyong telat diikat pada pagar bambu, tumbuhan akan tumbuh merunduk yang akan menghasilkan hasil sayuran yang tidak bagus.

screenshot-103-5cdc4ac87506571a06315d8a.png
screenshot-103-5cdc4ac87506571a06315d8a.png
screenshot-107-5cdc4b2995760e1b4c704e68.png
screenshot-107-5cdc4b2995760e1b4c704e68.png
Timun baru bisa dipanen setelah 30 hari dari masa penanaman, sementara oyong baru bisa dipanen setelah 35 hingga 40 hari. Timun dan oyong yang sudah dipanen kemudian dipisahkan berdasarkan kualitasnya. Biasanya timun dan oyong juga sudah dipesan tengkulak atau supermarket, konsumen dari pasar biasa dan supermarket memiliki karakter yang berbeda.

screenshot-108-5cdc4b4d95760e039a6308eb.png
screenshot-108-5cdc4b4d95760e039a6308eb.png
Menurut penyuluh pertanian di Kebun Hasil Sayur Indonesia, Dedi Mulyatno mengatakan bahwa para konsumen di Supermarket biasanya lebih menyukai timun yang berukuran besar, sedangkan di pasar biasa konsumen tidak begitu memilih ukuran timun. Maka dari itu, para petani memilah jenis timun yang akan didistribusikan ke pasar dan supermakret.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun