Mohon tunggu...
Financial

Kecamatan Cidadap Terdekap Keterbatasan

12 Maret 2019   11:08 Diperbarui: 12 Maret 2019   11:11 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabupaten Sukabumi terkenal dengan beragam tempat wisata yang menyenangkan, Pantai Citepus di Palabuhan Ratu, Geopark Ciletuh, atau Suspension Bridge Siutugunung jembatan gantung terpanjang se-Indonesia yang belum lama ini diresmikan. 

Kabupaten Sukabumi juga terkenal sebagai Kabupaten dengan jumlah kecamatan terbanyak se-Jawa Barat yang terbagi menjadi dua bagian, Timur dan Selatan. Kecamatan Cidadap merupakan salah satunya yang berada di Selatan Kabupaten Sukabumi. 

Berbanding terbalik dengan tempat-tempat menyenangkan itu, Kecamatan Cidadap di Kabupaten Sukabumi ini justru mengalami berbagai kesulitan.

Masyarakat di Kecamatan Cidadap mengalami berbagai kesulitan, seperti informai dan teknologi, sarana dan prasarana, dan insfrastruktur. Jalan desa yang ada sangat tidak layak karena jalan tersebut rusak parah, berbatu dan berlubang. Kondisi ini jelas mempengaruhi perekonomian yang ada. 

Beberapa distribusi seringnya terhambat, bahkan sempat ada truck yang terjungkal. Selain itu, Anjungan Tunai Mandiri (ATM) belum tersedia di Kecamatan Cidadap.

Dokpri
Dokpri
"ATM atau Bank di Kecamatan Cidadap ini juga belum ada, jadi masyarakat biasanya memakai BRILING, BRI Keliling. Bentuknya seperti kios kecil," jelas Bapak Nano selaku Kasubag Kepagawaian dan Pekerjaan Umum Kecamatan Cidadap saat ditemui di kantor Kecamatan Cidadap, Rabu (20/2/19).

Beberapa fasilitas lain yang menunjang perekonomian juga belum dapat dirasakan oleh masyarakat setempat seperti pasar harian, minimarket, dan SPBU. 

Pasar hanya ada seminggu sekali yaitu setiap hari kamis. Akan tetapi, beberapa pedagang tetap menjajakan dagangannya meskipun sering mengalami kerugian, salah satunya Bapak Jarkoni pedagang sayur.

Menurut Bapak Jarkoni, penghasilannya sebagai tukang sayur tak seberapa. Setiap hari kecuali hari kamis ia hanya mengantongi untung sebesar sepuluh hingga dua puluh ribu rupiah. Kurangnya minat dan daya beli masyarakat sekitar menjadi salah satu penyebabnya.

Dokpri
Dokpri
"Kalau sekarang untung cuma sepuluh atau dua puluh ribu. Kalau kayak gitu terus kan yang ada kita rugi, modal lima belas juta tetapi dapat untungnya tidak seberapa." tutur Bapak Jarkoni, pedagang sayur yang telah memulai usahanya sejak sepuluh tahun lalu.

Rata-rata masyarakat di Kecamatan Cidadap bekerja sebagai pekerja kasar, seperti tukang ojeg, petani di lahan swasta, dan bekerja di pabrik. Bapak Nano juga mengakui bahwa kehidupan masyarakat disini belum dapat dikatakan sejahtera, karena mata pencahariaannya hanya mengandalkan perkebunan dan pertanian yang ada. 

Sumber Daya Manusia nya pun masih banyak kekurangan, untuk itu pemerintah Kecamatan Cidadap tengah melakukan berbagai upaya untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

Salah satunya mengembangkan potensi usaha desa yaitu olahan gula aren. Gula aren itu nantinya akan menjadi salah satu ciri khas dari Kecamatan Cidadap serta dapat menjadi salah satu sumber pendapatan. 

Cidadap nantinya juga akan membuka destinasi wisata yang tak kalah menyenangkan yaitu Curug Jengkol. Pemerintah rencananya akan memperbaiki jalan desa di Cidadap di tahun ini secepatnya. Perbaikan tersebut tentu saja diharapakan untuk menunjang perekonomian yang ada. Sehingga kondisi ekonomi masyarakat bisa lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun