Pengarang novel ini yakni, Anak Agung Pandji Tisna, beliau merupakan salah satu sastrawan angkatan pujangga baru dan terlahir sebagai bangsawan Bali. Oleh sebab itu karya-karya nya berisi kisah yang berlatar daerah di Bali. Dalam novel ini beliau memperkenalkan budaya-budaya yang ada di Bali, dimana adat istiadat serta agama di Bali sangat mengatur kehidupan masyarakat disana.
Dalam novel ini pengarang menceritakan tentang seorang gadis Bali yang nasib nya malang, sedari kecil ia sudah ditinggal ibunya, dan saat gadis ia harus pergi jauh dari desa nya karena ia malu sudah dilecehkan oleh salah satu polisi di sana. Ibu kandung nya lah yang menjadi dalang perbuatan keji itu, ia tidak tau bahwa Luh Sukreni adalah anaknya, sehingga ia mau membantu polisi itu untuk melakukan perbuatan keji itu dengan imbalan uang.
Sukreni pun pergi merantau ke desa lain, ia tidak ingin kembali ke desa nya karena sudah merasa tidak suci. Sukreni pun ikhlas akan takdir yang ia terima, ia melahirkan seorang anak laki-laki dari hubungan tanpa pernikahan itu. Namun sedari kecil anak itu nakal dan saat remaja tumbuh menjadi pemuda bengis yang kerjaannya mencuri dan merampok. Hingga pada suatu hari I Gustam anak sukreni ini melakukan perampokan dirumah dan di kedan milik Men Negara ibu kandung Sukreni, saat itu polisi yang sedang berjaga adalah I Gusti Made Tusan ayah dari I Gustam.Â
Terjadi perkelahian hebat hari itu antara para polisi dengan sekumpulan perampok, di akhir cerita I Gustam terbunuh oleh ayahnya sendiri yakni I Gusti Made Tusan. Begitu pun sebaliknya I Gusti Made Tusan meninggal karena sempat ditusuk dibagian perut oleh anaknya sendiri saat perkelahian. Sedangkan Sukreni kembali ke desa nya dan tinggal dirumah orang tuanya, lalu meninggal karena sakit. Ibu Kandung Sukreni yakni Men Negara pun menjadi gila karena kehilangan harta, rumah dan kedainya. Â
Novel ini pun menggambarkan bahwa perbuatan keji itu akan ada imbalanya, seperti kisah I Gusti Made Tusan dan I Gustam yang saling membunuh padahal berhubungan anak dan bapak, kisah Men Negara ibu kandumg Sukreni yang akhirnya gila karena kehilangan hartanya, dan kisah Sukreni gadis malang yang ikhlas menerima takdirnya. Dari novel ini kita bisa mendapat nilai moral dari kisah tokoh-tokoh yang ada di dalam novel.
D. Â Kelebihan Novel
Novel ini mampu menambah pengetahuan kebudayaan, khususnya budaya Bali, karena novel ini banyak menceritakan kebudayaan masyarakat Bali. Â Dalam novel ini pun menceritakan tentang pentingnya agama dan harus meyakini kepercayaan yang sudah di anut, sehingga para pembaca dapat mengambil hal positif dari pentingnya mempercayai tuhan, seperti kisah Sukreni, ia mampu mengikhlaskan takdir hidup yang ia jalani karena ia yakin tuhan sudah menakdirkan ia hidup seperti itu.
E. Kelemahan Novel
Kelamahan novel ini adalah menceritakan kehidupan masyarakat Bali pada zaman dahulu, gaya bahasanya pun sangat sulit dipahami. Mungkin pembaca di zaman sekarang akan kesusahan memahami bahasa dan makna yang pengarang akan sampaikan.
F. Kesimpulan
Novel ini sangat layak dibaca oleh para pemuda zaman sekarang, karena melalui kisah para tokoh dapat diambil nilai moral yang baik, novel ini juga sangat menginspirasi dan mendidik karena menceritakan nilai kebudayaan dan nilai religi.