Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[8 Tahun Kompasiana] Belum Sewindu Bersamamu

15 November 2016   13:36 Diperbarui: 15 November 2016   14:03 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maka bersamamu, sudah kuperoleh kebanggaan itu. Aku bangga telah berjejak. Tanda bahwaku pernah hadir di dunia, maya dan kasatmata. Kelebihanku hanya itu, jejak sederhanaku. Kelak bilaku tinggal nama, para pengiranku cukup datang mengunjungimu dan merinduiku. 

Bersamamu, pernah kujumpai teman yang sebagian tinggal, sebagian menghilang. Entah karena mereka maya sesungguhnya, atau ku yang terlalu sentimentil hingga berharap mereka akan terus ada.

Sungguh Kom, karenamulah, aku pernah mengenal keramahan seorang Jean Rachman, walau sejenak saja kureguk ramah tamah itu. Namun ketulusannya sudah melekat dan sepertinya tak kurelakan lenyap dari benakku. Seperti halnya ibu muda nan jelita, Neny Silvana,bahkan kepadanya –karena rasa percaya– maka berani kuberikan nomor selularku. Meski entah sebab apa kami urung melulu bercanda secara empat mata. Sebuah kepercayaan yang sama antara kita. Aku dengan identiti pasti, lalu kau balas berikan ceklis yang geulis. Huhu..

Aku juga pernah mengenal kecakapan menulis dari seorang Mike ‘Michusa’ Sendow yang perlahan namun pasti keputusannya menghindariku sejauh mungkin dapat kupahami. Padahal pengajaran bahasa inggrisnya sangat memukauku. Lalu Jack ‘Jenius’ Soetoppo yang berlidah tajam hinggaku ngeri dibuatnya namun auranya membuatku ingin terus meraba, belajar leliku politik yang menggelitik keji. Fandi Sido yang handal berfiksi dan suatu hari bermurah hati menawarkan kolaborasi. Dan dimana lagi, kalau bukan karenamu aku dapat berjumpa, mereguk keindahan cerita dari kepiawaian seorang Leil ‘Brilliant’ Fattaya. Walau lagi-lagi, kau kedikkan bahu bilang tak tahu ketika sosoknya menguap tah kemana, padahal ia teman favoritmu bukan? Ah, barangkali aku sajalah yang gagap media.

Seorang lagi, kau kenalkan kepadaku, Ahmad ‘VW Kombi’ Jayakardi, kakek bijak yang tak pernah kehilangan selera bercanda. Padanya, aku bisa bermanja sebagai cucu yang santun. Tentunya beliau tak pernah tahu betapa repotku mencari referensi agar bisa matur kromo se-inggil mungkin. Lalu duo penyair Edi, yang satu Edi ‘Masguru’ Susanto, yang lain Ayah Edy ‘Poetry’ Priyatna. Keduanya penyair sehebat bunda Selsa, Nathania, Venus, Lailatul Kiptiyah.

Ah, ya, lalu seorang teman yang tidak kukenal namun wajah gantengnya memaksaku untuk mengenal dan membaca tulisannya, Pakde ‘Brad Pitt’ Kartono. Lantas seorang teman yang acap kulirik diam-diam, Erwin ‘Principal’ Alwazir. Hahaha! Serius Kom, teman inipun aku tak mengenalnya. Hanya sebab engkaulah, maka kulihat ia sebagai sosok cerdas, tegas, tangguh dan cinta damai. Di setiap tulisannya tampak benar upayanya untuk berpijak di zona netral. Sedang mayoritas temanmu dengan bekal keenceran otak mereka, wawasan yang maha luas, namun tetap saja terlihat kemana lidah mereka menjilat. Saya si pandir inipun bisa merasakan aroma keberpihakan. Yaya, aku tahu, oke, cukup sejauh ini aku curhat kepada hal yang sensitif.

 

Indri ‘Amazing Mommy’ Hapsari, tentu saja, teman yang tak terlupakan. Sosok perempuan cerdas, pengajar, penulis, keahliannya menyeimbangkan karir dan keluarga bahagia dengan putra-putri sehat dan pintar, konsistensinya bermedsos, kemurahan hatinya, keramahannya, segar dan bernas dalam setiap kata, namun kau biarkan juga ia melenggang, melepaskan diri darimu, itu yang masih sulit kumengerti, Kom. Sekarang ia hanya dapat kutemui di FB, padahal kau tahu aku sangat phobi pada FB. Dan masih banyak, banyak lagi nama yang tak dapat kusebutkan karena kau membatasiku dengan 2000 kata saja.

Dan bersamamu Kom, cerita seputar keseharian seorang pembantu rumah tangga, bisa menjadi magnet yang menarik hingga 500-an pasang mata! Ini bungah yang amat buncah, Kom. Karenamu, Klaudia pun mengetuk kemurahan hati Ardian Syam dan Liz Mutiara dengan tawaran membukukannya. Tak ada pekik yang pas, kecuali yay! that was ‘The Best Moment Ever’!

Ini yang terakhir dan terpenting, Kom. Aku tahu kau telah  jemu dengan caraku bertutur yang mulur-mulur.

Lupa dan kematian, adalah hal yang mustahil disembuhkan. Tapi denganmu, setidaknya dapat kuhambat laju kelupaan yang terus merangsek usiaku. Walau tersendat, tetap akan kubayar sewa lahanmu dengan sembahan tulisan. Asal jangan kau gusur lahanku hingga uzur. Baiklah, aku tidak berharap kau mengerti hadiahku ini. Tapi kalau kau sudi menelusur, mana pernah sih aku terlibat dalam setiap evenmu, hm? Hanya karena desaskan rasa terima kasihku kepadamu atas lahan sewaanmu dan segala yang telah kupetik darimu, lelah dan bungah itu, berhari-hari ini telah kuupayakan membalasnya dengan...yeah, apalagi kalau bukan tulisan, sebab hanya itu kesanggupanku. Dan tak lupa, tentu, dalem kawula alit ndherek mangayubagya saha hangaturaken sugeng ambal warsa, sebuah tahniah kepadamu, Selamat Ulang Tahun, Kom.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun