Mohon tunggu...
Jasmine
Jasmine Mohon Tunggu... Wiraswasta - Email : Justmine.qa@gmail.com

Just me, Jasmine, just a tiny dust in the wind

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

[8 Tahun Kompasiana] Belum Sewindu Bersamamu

15 November 2016   13:36 Diperbarui: 15 November 2016   14:03 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah proses yang sungguh melelahkan, Kom. Sebab aku tidak seperti temanmu, PakTjiptadinata, sosok sepuh yang ampuh. Tidak dengan situasi dan kondisi seperti beliau hingga mampu setor wajah secara berkala disertai entitas tulisan yang berkualitas.

Kalau kufokuskan bercengkerama denganmu, pengorbanannya akan terlalu besar, Kom. Para pengiran harus kupasung dalam kamar, tidak kuberi makan, kubiarkan bolos segala mereka punya kegiatan, dan rumahpun harus kurelakan sekotor kandang ayam. Dan jelas kau takkan suka, bukan?

Aku juga bukan Oma Eni yang tak lagi remaja namun selalu ceria memeriahkan Pestasianivalmu itu. Aku? Wah, kalau mesti kuhadiri pestamu itu, ekor yang kubawa cukup panjang, berat dan melelahkan, Kom. Belum lagi, sais kudanya yang perlu kubujuk-rayu. Sedangku tak pandai dalam hal itu. Dia selalu penuh kuasa atasku, Kom. Aku sudah cukup bersyukur dengan segala fasilitas yang dia berikan agar kau dan aku bisa sempulur bertegur.

Kadang demi sebuah tulisan, aku mencuri-curi waktu di tengah gelap-senyap dengan jantung kencang berderap-derap, khawatir Bosku terbangun lalu nyap-nyap. Tausiahnya bakal panjaaang. Dan ujung-ujungnya aku dicap. Tak bertanggung-jawab. Lalai. Biasanya, kalimat penutupnya berbunyi: Ngapain sih? Dapat apaan sih? Pake dibela-belain segitunya?!

Kalau sedang mujur, debat itu lantas cepat terkubur. Akupun mengeluh dalam dengkur, huh, seperti dia tak punya hobi saja. Benar tidak, Kom? Eh, tapi memang ada sedikit benarnya juga. Haha! Maaf Kom, sungguh tak ada niatku menyalahkanmu. Ini murni salah tulisanku yang tak menerbitkan selera bagi teman-temanmu. Itu juga salahku yang tak pandai bergaul, tegur sana, sapa sini. Padahal Kom, di dunia kasatmata, aku tak sekikir yang kau kira. Tapi sudahlah, memang sudah sewajarnya bila lahan sewaku itu sesunyi kuburan. Sesekali saja, atas kemurahan hatimu, aku lantas kau dudukkan di tepi panggung dalam sorot lensa berkilauan. Maka dari itu, akupun tak berharap hadiah ultahku ini dikerek setinggi pancang pucang seperti dalam even tujuhbelasan.

Dengan kesempitan waktuku itu, aku bahkan pernah raib beberapa waktu. Beberapa surat pernah kulayangkan kepadamu. Tapi seperti halnya aku, kesempitan waktu mungkin menjadi alasanmu juga. Walau di masa lalu, kau masih sempatkan sekedar membalas kata selamat hari raya. Ah, kau semakin besar nampaknya, Kom. Kau mungkin terus-menerus berjuang di tengah gelombang yang berasal dari banyak penjuru.

Dan kau tahu, Kom? Ketika kujumpai lagi engkau, nyaris tak kukenali dirimu. Wajah dan semua temanmu itu, membuatku sejenak tergugu dan ragu kugerakkan kembali jemariku. Dan seperti sudah kuduga, aku semakin kesepian dalam hingar-bingar kemolekan parasmu. Seringkali kurindui kau yang dulu. Di lahan sewaku, kau sediakan sebuah ruang tersendiri yang memudahkanku melacak tulisan teman. Sekarang? Maaf ya Kom, secantik apapun wajahmu memajang tulisan teman-temanmu, aku terpaksa menyerah, dan semuanya menjadi terlewati begitu saja oleh mata minus-plusku.

Yang membuatku kian lelah, kau hanya menggeleng abai, saat kutanyakan dimana Fandi, Indri, Jayakardi, Mikey, Edi, Neny, Jeany, Black Horsey, Idoey, dan banyak nama yang pernah singgah di hati. Kalau kepergian aset semacam Fandi, Indri, Jayakardi, kau bersikap tak peduli, lalu macam mana denganku yang tak berbasis fans semasif mereka, Kom? Maka, kata ‘lelah’ jelas poin yang tepat, bukan?

Bungah.

Ya, itu kata dalam bahasa Jawa yang bermakna bahagia. Oh, ya ampun, sesenang itukah hingga kau tertawa sedemikian lebar? Benar, Kom, dengan kehadiranmu, dan dengan caramu sendiri, kau telah memberiku bahagia. Klise ya? Eh, ini sungguh bentuk kejujuran lain yang kali ini tidak membuatmu sebal, namun senang.

Begini Kom, guruku pernah berkata: If you are dissapointed in yourself or your life, start doing things that will make you proud of yourself.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun