Senja petang itu belum pun luruh benar. Masih sebagian semburatnya berbaur dengan terang keemasan. Sebuah koper datang lagi kepada Delilah. Walau keras hati menolak dengan alasan jumlah kopernya sudah memenuhi tiap ruangan, koper itu tak bergeser. Apa mau dikata, Delilah pun tak berdaya pada kekerasan hati kurir pengantarnya. Tinggi besar, berwajah sangat tidak ramah dan bersiteguh agar Delilah menurut dan menerima koper itu.
Umumnya sebuah koper terbuat dari bahan kain yang tebal dan kuat, atau ballistic nylon yang lebih ringan, bisa juga polycarbonate. Akan tetapi koper satu ini murni berbahan kayu. Berat dan kaku. Tak ada pegangan untuk menjinjing. Lalu bagaimana mengangkatnya? Sepertinya perlu beberapa tangan bertenaga untuk mengangkatnya. Delilah miris melihat wujudnya yang besar, jauh lebih besar dari semua koper miliknya. Jauh lebih lebar, dan panjang, mungkin seukuran tubuhnya, entahlah, Delilah tak kuasa lagi mengira-kira, sebab koper itu sekonyong-konyong melahap Delilah…
-o0o-
[image: www.groupon.my]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H