"Siapa? apa maksud mama orang-orang yang mukanya mirip sama ibu Kartini meskipun dia tak berkebaya gitu?" tanyaku bingung.
"Hahaha.... ga begitu nak, maksud mama, Kartini-Kartini tersebut adalah para wanita Indonesia yang hebat, sama seperti ibu Kartini yang dulu" terang mama.
"Gimana caranya Shinta bisa jadi Kartini, bukannya masa penjajahan udah lewat? apa Shinta harus pergi ke masa lalu dengan mesin waktu?" tanyaku.
"Denger ya, kamu tau ngga ibu Sri Mulyani?" tanya mama.
"Tau dong ma... siapa yang nggak tau, dia sudah terkenal sampai ke mancanegarakan?" jawabku.
"Nah, itulah Kartini masa kini, wanita Indonesia yang berprestasi" jelas mama. "Kartini itu tak harus berkebaya sayang...zaman sudah berubah. Kartini masa kini tetap ada walaupun cuma semangatnya."
"Ooo, begitu..." aku mengangguk pelan.
"Ok, aku ingin menjadi Kartini tanpa kebaya ma!" sahutku semangat.
Akupun mulai membuat tugasku. Benar juga apa yang dikatakan mama, di zaman sekarang akupun bisa menjadi Kartini. Ternyata, untuk menjadi seorang Kartini tak harus ada dan berjuang di masa penjajahan dulu, tapi, dengan cara membuat prestasi dan mengharumkan nama bangsa, itulah wujud Kartini masa kini. Kartini tanpa kebaya  :)
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H