Semarang-Â Allium ascalonicum L. atau bawang merah merupakan tanaman musiman yang dibudidayakan di banyak wilayah di Indonesia. Bawang merah termasuk ke dalam tanaman rendah yang tumbuh tegak dengan tinggi tanaman 15-50 cm. Bawang merah dapat hidup di iklim kering pada suhu 25-32 Â C dan kelembaban 50-70% dengan penyinaran minimal 70%. Konsumsi bawang merah di Indonesia hingga tahun 2014 mencapai 8,69%/kapita/tahun (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2015). Kebutuhan bawang merah terus meningkat di Indonesia. Pada saat musim panen bawang merah akan tersedia dalam jumlah yang banyak tetapi dengan harga yang rendah, namun apabila sudah melewati musim tanam maka persediaan bawang merah nasional menjadi menurun drastis dengan harga yang tinggi. Pascapanen sendiri merupakan suatu tahapan budidaya bawang merah yang sudah mencukupi umur panen yang meliputi panen, pengangkutan, pemilihan (sortasi), pengeringan, penyimpanan, pengepakan, pengolahan, dan pemasaran. Penyimpanan di gudang menjadi salah satu proses pasca panen yang sangat krusial karena sangat rentan terjadi penyakit pembusukan yang disebabkan fungi. Bawang merah yang baru dipanen tidak dapat bertunas karena mengalami dormansi. Penyakit layu merupakan salah satu penyakit yang paling sering menyerang umbi bawang merah di gudang penyimpanan disebabkan oleh fungi genus Fusarium. Bawang merah yang telah dipanen harus segera dilakukan penanganan untuk mengurangi kerusakan.
Berikut merupakan beberapa metode penyimpanan bawang merah yang tepat :
1. Pengeringan dan penyimpanan secara konvensional
Bawang merah yang telah dipanen dijemur terlebih dahulu di bawah sinar matahari untuk menghilangkan air yang terkandung dalam kulit luar dan leher batang. Bawang merah kemudian disortir dengan dibersihkan dan dipilih bagian yang tidak busuk. Umbi bawang merah digantung secara tradisional di atas tungku perapian pada temperatur 26-29 C dengan RH 70-80% selama 2 atau 3 kali dalam semiggu. Penyimpanan secara tradisional ini dapat mempertahankan kondisi bawang merah namun mengakibatkan kehilangan susut bobot sekitar 25%. Penyimpanan ini juga dapat memicu kerusakan kontaminasi hama dan penyakit karena bersifat terbuka dengan lingkungan luar. Penyimpanan secara konvensional juga sangat memiliki ketergantungan dengan cuaca. Ketika cuaca panas, memungkinkan bawang merah akan menjadi sangat kering, sementara ketika musim hujan, produk bawang merah akan lama kering dan dapat berpotensi tumbuh jamur sampai membusuk.
2. Penyimpanan Suhu Rendah Refrigerator
Mempertahankan mutu bawang dapat dilakukan dengan disimpan di suhu rendah untuk mengendalikan laju transpirasi, respirasi, infeksi penyakit, serta mempertahankan bentuk. Penyimpanan pada suhu 7-10 C dengan RH 65-75% dapat menekan laju respirasi yang tinggi, mampu mempertahankan kekerasan dan kadar air, serta dapat bertahan hingga 2 bulan. Prinsip ini dapat menekan kehilangan bobot hingga 10-17%. Suhu penyimpanan 0 C merupakan suhu terbaik yang dapat mempertahankan kualitas mutu bawang merah hingga akhir penyimpanan dengan susut bobot kurang dari 11%. Selama penyimpanan pada suhu 0 C ditempatkan juga kapur (CaCO3) dan silika gel pada refrigerator untuk tetap mempertahankan RH yang diinginkan.
3. Ruang penyimpanan Instore Drying
Terdapat juga sistem penyimpanan bawang merah yang disebut Instore drying yaitu sebuah ruangan yang didalamnya terdapat sensor suhu, sensor kelembaban, pemanas serta exhaust yang terhubung dengan kontroler sehingga dapat mudah dipantau. Sistem yang dirancang dilengkapi dengan lampu Ulta Violet tipe C (UVC) yang berfungsi untuk membunuh jamur pada bawang merah. Selain itu, sistem ini menggunakan sumber tegangan dari panel surya dimana energi dari sinar matahari akan dikonversi ke energi listrik yang disimpan dalam aki. Suhu dan kelembaban relatif dikontrol berkisar di 25-30C dan 60-70%, relatif lebih rendah dibandingkan dengan suhu dan kelembaban lingkungan. Penyimpanan dapat dilakukan hingga 1,5 bulan komoditas yang disimpan. Ruang penyimpanan ini mampu meyimpan bawang merah dengan kapasitas 400-500 kg. Hal ini menjaga stock bawang merah mengingat masa panen bawang merah yaitu 50-60 hari. Melalui ruang penyimpanan ini, diharapkan komoditas bawang merah dapat disimpan untuk beberapa waktu tanpa khawatir bawang merah akan cepat busuk atau terlalu kering