Kecanduan Media Sosial? Awas Berlebihan!

Kalian tahu media sosial, bukan? Youtube, Instagram, Twitter, dan TikTok, nama-nama tersebut terdengar tidak asing, gak sih? Bagi sebagian besar dari kita, media sosial menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Tidak dapat disangkal bahwa hari-hari kita akan terasa tidak lengkap tanpa situs-situs tersebut.

stats-9-autoresized41rey-63e8bfcb95660655e11dd712.jpg

Pentingnya media sosial dapat dengan mudah kita pahami jika sudah mengetahui seberapa besar dampak media sosial dalam penggunaannya. Ketika kita berbicara tentang media sosial, biasanya terlepas dari batasan geografis. Studi menunjukkan bahwa salah satu aktivitas online paling populer adalah penggunaan media sosial. Pada tahun 2021, lebih dari 4,26 miliar orang menggunakan media sosial di seluruh dunia, jumlah yang diproyeksikan meningkat menjadi hampir enam miliar pada tahun 2027. Pada Januari 2020, tingkat penggunaan media sosial global mencapai hingga 49 persen. Dengan hampir separuh populasi dunia menggunakan media sosial, pentingnya media sosial sudah tidak diragukan lagi. Individu dan bisnis sama-sama berterima kasih atas mode komunikasi massa yang efektif, murah, dan cepat ini. Namun, apakah media sosial benar-benar bagus sampai-sampai kita mengabaikan sisi lainnya?

Ada beberapa dampak negatif dari media sosial terhadap orang-orang. Lebih tepatnya, kaum muda adalah korban utama dari media sosial. Media sosial menyebabkan depresi, kecemasan, dan penurunan produktivitas. Jika kita menghabiskan lebih dari dua jam per hari di situs media sosial, situs-situs ini dapat mempengaruhi suasana hati kita.

Selain itu, seseorang tidak bisa fokus pada hal-hal yang harus mereka lakukan. Mereka tidak dapat berkonsentrasi dalam kehidupan mereka. Mereka hanya merusak kesehatan mental dan fisik mereka jika menggunakan waktu yang berlebihan di media sosial. Membuang-buang waktu adalah hal yang buruk dan menggunakan media sosial menyebabkan kita menghabiskan lebih banyak waktu. Ngobrol berjam-jam, menonton video yang tidak berhubungan dengan kita, menjelajahi Facebook dan timeline orang lain tanpa tujuan apa pun, terus-menerus memeriksa ponsel, menghitung likes di media sosial, memeriksa notifikasi terus-menerus, mengunggah hal-hal yang tidak perlu di grup dan profil---hal tersebut menurunkan produktivitas kita. 

Biasanya, banyak pengguna media sosial yang online lebih dari 12 jam per hari. Apa sebenarnya yang mereka lakukan secara online? Orang-orang tidak mengobrol saat mereka bertemu secara fisik dan hanya melambaikan tangan kemudian pergi. Tetapi saat di platform media sosial, mereka mengobrol sepanjang malam. Siswa tidak dapat cukup mempersiapkan kursus akademik mereka karena kebiasaan buruk menggunakan media sosial. 

Orang-orang menjadi lebih virtual daripada fisik. Mereka tidak peduli apa yang sedang terjadi di masyarakat mereka dan justru malah menunggu untuk melihat pemberitahuan tentang apa yang sedang terjadi di grup dan di timeline virtual mereka.

Berita palsu adalah masalah besar lainnya. Umumnya, orang mempercayai portal berita online tanpa memeriksa faktanya. Siapapun bisa menjadi jurnalis di media sosial. Mereka dapat berbagi berita, fakta, informasi apapun yang tidak memiliki dasar sama sekali. Akibatnya, informasi palsu tersebar ke ratusan orang. 

Seperti hal lainnya, media sosial membawa hal baik dan buruk ke dalam hidup kita. Pada akhirnya, kita lah yang memutuskan apakah ada lebih banyak bantuan atau bahaya untuk kita. Kita harus sadar dan harus menyensor diri kita sendiri. Kita harus menggunakan situs sosial secara seimbang. Jika kita dapat mengontrol privasi kita dan banyak hal lainnya, kita dapat aman dari pengaruh buruk media sosial.