Selain itu, guru juga dapat berfungsi sebagai penyangga terhadap beberapa dampak dari interaksi teman sebaya yang negatif, baik dengan membangun hubungan yang hangat dengan anak yang ditolak oleh teman sebaya dan identitas sosial yang positif perlu didorong.Â
Status Sosial - Ekonomi
Faktor yang kuat dalam pencapaian pendidikan tidak dengan sendirinya, tetapi melalui pengaruh terhadap suasana keluarga, pilihan lingkungan tempat tinggal, keterlibatan pengasuh, dan harapan orang tua terhadap anak. Umumnya, kesenjangan prestasi antara siswa yang diuntungkan dan yang tidak diuntungkan melebar dari taman kanak-kanak hingga kelas tiga sekolah dasar.
Liburan akhir tahun atau hari raya lainnya berkontribusi pada kesenjangan ini karena perbedaan dalam situasi lingkungan rumah dan dalam pengalaman belajar pada libur akhir tahun yang dimiliki anak-anak, terutama yang berkaitan dengan membaca dan berpikir.
Selain itu, karena kesenjangan pendapatan antara keluarga kaya dan miskin semakin besar, kesenjangan prestasi antara anak-anak kaya dan miskin juga semakin besar. Selain faktor-faktor tersebut, status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi perkembangan otak itu sendiri. Sebagai contoh, anak-anak yang hidup dalam status ekonomi yang rendah kemungkinan terpapar racun lingkungan seperti limbah sampah, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan otak dan cenderung tidak memiliki akses ke makanan sehat dan lebih mungkin menderita kekurangan nutrisi.
Selain itu, kemiskinan dikaitkan dengan stres yang lebih tinggi, dan tingkat stres kronis yang tinggi dapat memiliki efek negatif langsung terhadap perkembangan anak. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang hidup dalam kemiskinan memiliki volume materi 3 hingga 4 persen lebih sedikit di lobus frontal (memproses berpikir, akal budi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan perencanaan), lobus temporal (proses berbicara) dan hipokampus (penyimpanan dan pengolahan memori jangka panjang), yang berimplikasi pada fungsi akademis.
Penggunaan Media
Penggunaan media memberikan efek penyitaan waktu belajar anak. Penggunaan media pada golongan anak sekolah dasar memberikan pengaruh yang positif serta negatif. Siswa/i yang menggunakan media tanpa kenal waktu dan tujuan yang tidak benar akan sangat menghambat proses akademisnya. Anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun menghabiskan waktu sekitar 14 jam per minggu untuk menonton televisi. Lebih sedikit waktu (1 jam 20 menit per minggu) dihabiskan di depan komputer. Dari jumlah tersebut, sebagian besar waktu dihabiskan untuk bermain video game, penggunaan internet – media sosial, dan sisanya ialah belajar.
Jenis paparan media ini memiliki pengaruh yang berbeda-beda, tergantung pada jenis media yang fokuskan serta jenis kelamin anak. Sebagai contoh, televisi dikaitkan dengan tergesernya pengalaman yang lebih bermanfaat bagi sang anak seperti bermain atau tidur. Penggunaan komputer/laptop sering dikaitkan dengan anak laki-laki yang lebih cenderung bermain video game yang mengandung kekerasan, dikaitkan dengan peningkatan masalah perilaku agresif.
Maka dari itu, pengaruh tingkat prestasi akademik anak di lingkungan sekolah ditentukan oleh karakteristik dari sang anak itu sendiri dalam menghadapi lingkungan di sekitarnya dan dukungan serta perhatian yang kuat dari orang tua, karena orangtua yang memberi dukungan penuh terhadap anaknya cenderung memberikan efek seperti, semangat, termotivasi, terbimbing dan memperoleh perubahan dalam hidupnya ke arah yang lebih baik. Selalu yakin akan kemampuan akademisnya, akrab dengan teman sebaya, dan melakukan jeda waktu untuk penggunaan media di selang harinya, seperti membaca buku dan belajar.
Dengan melalui proses tersebut anak akan mulai nyaman dengan kegiatan yang mereka lakukan dan memberikan hasil tingkat prestasi anak akan jauh lebih bagus di setiap perkembangannya. Selain itu, anak dengan faktor lingkungan yang buruk akan menimbulkan tingkat prestasi yang menurun dikarenakan adannya tidak mengenal waktu bermain video game, ragu akan kemampuan dirinya, memiliki tempat tinggal yang kurang bersih berdampak negatif pada perkembangan otak serta kurangnya perhatian yang baik dari orangtua atau pengasuh dari sang anak itu sendiri.Â