Mohon tunggu...
Jasmine Nazwa
Jasmine Nazwa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Karya Tulis tentang Keseharian PJJ

27 November 2020   21:35 Diperbarui: 27 November 2020   21:48 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai nama saya Jasmine Nazwa ini postingan pertama yang saya buat di blog kompasiana. Sedikit cerita tentang keadaan kegiatan belajar di tengah pandemi Covid-19. Disini saya akan berbagi sebuah karya tulis saya yang berjudul keseharian pjj dimana karya tulis yang saya buat ini berhasil mendapatkan juara 1 di perlombaan hari guru SMKN 50 Jakarta. 

"KESEHARIAN PJJ"

Sejak diterapkannya social distancing oleh pemerintah untuk memutuskan rantai penyebaran virus corona, kegiatan berinteraksi langsung pun dibatasi. 

Dalam artian tidak keluar rumah apabila kegiatan tidak terlalu penting. Hal ini yang membuat masyarakat Indonesia melakukan semua kegiatannya dari rumah. 

Kondisi ini tentunya berpengaruh pada sistem belajar mengajar yang ada di Indonesia. Pemerintah menerapkan sistem daring yaitu belajar dari rumah masing-masing dengan memanfaatkan internet.

Pandemi di muka bumi ini masih belum berakhir. Entah sudah berapa lama kita berada di rumah bahkan tidak tahu sampai kapan kita akan terus seperti ini. 

Banyak hal yang terlewatkan terutama tentang kegiatan di sekolah. Semuanya harus dilakukan dengan tatap muka secara online. Perasaan jenuh sudah pasti timbul di kalangan pelajar seperti kita.

Pastinya keadaan seperti ini yang membuat suasana berubah. Karena semua yang dilakukan harus mandiri dari rumah, tidak dapat berinteraksi langsung dengan teman-teman sekolah. Terutama dari cara kita menyelesaikan tugas tanpa bertatap muka dan berusaha memahami materi yang disampaikan oleh bapak atau ibu guru kita.

Rindu, itu merupakan sebuah kata yang menggambarkan keadaan sekarang ini. Rindu tidur cepat di malam hari untuk mempersiapkan kebutuhan sekolah yang akan dibawa besok pagi. 

Rindu paniknya ketika dasi hilang di hari senin menjelang upacara, rindu disiapkan bekal makanan enak oleh mama, atau bahkan menyapa teman sekitar ketika sampai di sekolah.  Sayangnya di kelas sepuluh ini kita tidak bisa merasakannya.

Kini pagi yang kita lewati berbeda. Tidak ada pamit kepada orang tua saat berangkat sekolah, tidak ada makan bersama teman ketika bel istirahat tiba, tidak ada bercengkrama bersama teman, sekarang hanya duduk di depan laptop mendengar penjelasan guru tanpa adanya teman sebangku. Namun itu semua tidak menjadi masalah, karena meskipun begitu kita juga tetap mendapatkan ilmu.

Pandemi memang belum berakhir tetapi sebagai pelajar sudah seharusnya tetap semangat dalam melaksanakan kegiatan belajar. Karena sudah semestinya sebagai pelajar kita harus rajin dalam menuntut ilmu dan menggali potensi yang ada di dalam diri kita masing-masing. Walaupun pembelajaran saat ini kita hanya bisa bersapa dari layar ke layar tetapi senyum para guru dan kita tidak pernah pudar. Tetap berjuang bersama untuk meraih masa depan bangsa.

Tentunya kegiatan belajar daring pasti ada suka duka yang menyertainya. Sukanya kita jadi banyak memiliki waktu bersama keluarga. Lebih merasa nyaman karena kegiatan yang dilakukan berada di rumah masing-masing. Terkadang juga diberi tambahan waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan yang membuat kita sebagai pelajar tidak terburu-buru mengerjakan tugas dan lebih paham tentang materi yang diajarkan.

Kita juga dapat menyelesaikan tugas sekolah diiringi musik jadi apa yang dikerjakan terkesan tidak terlalu membosankan. Pembelajaran jarak jauh dengan materi yang disampaikan melalui video juga dapat membantu pemahaman kita karena jika kita lupa materi yang disampaikan, dapat mengulang lagi dengan menonton video yang telah diberikan.

Tetapi kegiatan pembelajaran jarak jauh ini juga ada dukanya. Terutama sejak awal pertama diterapkan. Kegiatan pembelajaran ini terkesan sangat memberatkan karena kita masih dibilang belum terbiasa dalam menghadapi kegiatan pembelajaran jarak jauh ini. 

Tugas terasa menumpuk dan memiliki kegelisahan akibat ketidakpahaman terkait materi yang disampaikan oleh bapak atau ibu guru. Ada juga kendala ketika cuaca tidak mendukung, contohnya ketika hujan.

Saat dilaksanakannya kegiatan zoom atau google meet sering terjadi kendala seperti kehilangan jaringan, kerusakan audio atau yang sering disebut "suaranya putus-putus".

Lain hal ketika ada beberapa guru yang tidak mau mengerti muridnya contohnya menetapkan tenggat waktu yang sedikit dengan banyaknya tugas yang tidak masuk akal. 

Kendala lainnya pada penjelasan materi yang guru sampaikan tidak dapat dimengerti murid. Boros kuota internet juga merupakan permasalahan dari pembelajaran jarak jauh.

Pelajar juga mengalami penurunan tingkat kemauan belajar karena sifat mereka yang terlalu mengandalkan. Mungkin ada beberapa contoh yang menurut saya perlu di maklumi dalam kondisi yang mengandalkan internet seperti saat ini. 

Seperti contoh ketika seorang anak telat mengisi absen dan langsung diberi keterangan alfa, seharusnya para guru juga mendengarkan keadaan yang melatarbelakangi kejadian tersebut. 

Pembelajaran jarak jauh menurut saya kurang efektif dilaksanakan. Alasannya karena mulai pudarnya kejujuran dari para pelajar yang memanfaatkan internet di waktu yang tidak tepat.

Kurangnya penghargaan terhadap muridnya misalnya ketika murid tersebut mengerjakan tugas dengan jujur tetapi yang lebih dihargai adalah murid dengan nilai yang tinggi. 

Guru yang juga langsung memberi tugas tanpa dijelaskan. Nilai yang kecil yang membuat murid merasa kekreatifan nya sedikit tidak ternilai. Namun mau tidak mau kegiatan pembelajaran jarak jauh ini harus tetap dijalankan. Karena kondisi yang tidak memungkinkan jika harus tetap dipaksakan.

Kegiatan pembelajaran jarak jauh akan membentuk sistem pendidikan gaya baru. Semua pelajar memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama,  dengan cara mereka yang memanfaatkan teknologi sesuai kemampuannya.  Para pelajar diharapkan dapat memanfaatkan media yang mengandalkan internet untuk mengembangkan kemampuan berpikir mereka. Semoga kasus Covid-19 cepat menurun di Indonesia agar dapat kembali melaksanakan sekolah tatap muka atau luring.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun