Penyalin Cahaya menceritakan tentang mahasiswi bernama Sur (Shenina Cinnamon) yang terkena musibah kehilangan beasiswa karena foto mabuknya yang tersebar di media sosial. Hal itu pula yang menjadi alasan beasiswanya hilang karena telah mencemarkan nama baik fakultas.Alasan Sur mengalami kejadian ini bermula karena ia mendatangi pesta perayaan kemenangan UKM teater yang ia ikuti untuk mengolah situs kelompok teater tersebut. Karena usaha Sur pula pertunjukan teater ini ditonton banyak orang. Sebelum keberangkatannya ke pesta, ayahnya mengingatkan untuk tidak meminum alcohol dan tidak pulang larut malam. Kemudian Sur berangkat Bersama sahabatnya, Amin (Chicco Kurniawan) yang merupakan tukang fotokopi yang tinggal dan bekerja di kampus.
Di pesta, Sur pada akhirnya meminum minuman beralkohol karena tuntutan permainan dare. Sur pun mabuk parah hingga tak sadarkan diri. Sahabatnya, Amin pun menyerah dan pulang duluan. Esok harinya Sur terbangun pada siang hari di kamarnya. Disaat itu juga Sur kaget melihat swafoto dirinya ketika mabuk tersebar di media sosial dan paling buruknya adalah pihak beasiswa menyadari hal tersebut dan mengeluarkan Sur dari beasiswa. Keadaan semakin rusuh karena ayahnya mengetahui perbuatan Sur dan mengusirnya dari rumah karena dianggap sudah membuat malu keluarga. Apa yang harus Sur lakukan untuk memperbaiki keadaannya yang semakin buruk?
Isu Sensitif yang Diangkat dengan Sempurna
Film Penyalin Cahaya karya Wregas Bhanuteja yang ditayangkan di Busan International Film Festival dan juga berhasil meraih 12 Piala Citra di Festival Film Indonesia 2021, mengangkat isu sensitif yaitu kekerasan seksual secara sempurna. Selain karena bantuan acting dari para pemeran yang spektakular, storytelling di film ini cukup baik sampai meraih banyak penghargaan dari festival film terbesar di Indonesia.
Perjuangan Sur untuk memperjuangkan hak nya sebagai mahasiswa dan juga perempuan, serta penggambaran kehidupan kuliah yang tidak seindah wacana yaitu betapa berbahayanya kehidupan diluar sana yang penuh dengan orang jahat, terutama yang di highlight dalam film ini adalah kejahatan seksual.
Memperlihatkan bagaimana kejahatan seksual di lingkungan kampus, dan juga keacuhan pihak kampus terhadap keadilan mahasiswa nya karena lebih mementingkan nama baik kampus, serta memperlihatkan lingkup pergaulan kampus dan segala hal yang tidak pernah dibahas bahkan diketahui oleh masyarakat banyak diperlihatkan, diulik, dan disinggung dengan sangat menarik di film Penyalin Cahaya. Tidak banyak film Indonesia yang berani mengangkat tema dan pembahasan didalamnya yang sensitif membuat film ini patut untuk diapresiasi.
Jalan cerita di film ini pun tidak dapat ditebak karena mengandung unsur teka-teki layaknya film detektif. Penonton digiring untuk menebak siapa pelaku kejahatan seksual dan berakhir dengan plot twist yang tidak mengecewakan. Oleh karena itu film ini patut diberi nilai sempurna dalam masalah storytelling.
Akting pemain yang Over the Top
Selain dari pembawaan cerita yang menarik, film Penyalin Cahaya disuguhkan dengan Akting over the top dari jajaran pemeran yang berkualitas. Hal ini sangat membantu pembawaan cerita yang awalnya sudah menarik, menjadi lebih special karena akting dalam film ini sangatlah ikonik tapi juga relatable. Maksudnya adalah akting dalam film ini tidaklah kaku dan mampu menguras emosi para penonton. Tidak hanya pemeran utama namun sampai pemeran pembantu pun membawakan cerita secara maksimal. Dan diantara jajaran pemain-pemain, yang paling menarik dibahas adalah karakter Farah yang diperankan oleh Lutesha.
Karakter Farah merupakan karakter yang kompleks namun menarik. Pada awalnya karakter Farah diperlihatkan sebagai semacam antagonis dari sudut pandang karakter utama, Sur, yang kemudian diakhir berubah menjadi kawan seperjuangan. Selain dari perubahan karakter, watak Farah pun menarik untuk dibahas karena karakter Farah merupakan perwujudan dari wanita independen. Sehingga Farah menjadi wanita yang memiliki karakteristik wanita kuat dan mematahkan stigma feminisme.
Visual yang Indah
Semua unsur diatas dibungkus secara sempurna dengan visual yang sangat indah. Warna yang dominan dalam film ini adalah hijau yang memberi unsur semiotika kepada judul film ini sendiri, yaitu Penyalin Cahaya, atau dalam bahasa inggris adalah "Photocopier".
Isu dan Pelajaran.
Dalam film penyalin cahaya ini jika kita telaah lebih lanjut, sebenernya ini film yang sangat mengangkat ttg kehidupan lingkungan mahasiswa yang gelap. Mungkin saja masyarakat umum melihat mahasiswa hanyalah seseorang yang melanjutkan ilmu. Berteman, lalu aktif. Siapa sangka ternyata film ini mengambarkan tentang kehidupan gelap yang nyata. Film ini juga menunjukkan bagaimana maraknya dan bahayanya hal yang berbau seksual apalagi tentang "fetish" yang kadang kala manusia tidak mengetahui hal tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H