Pernahkan kamu mendengar istilah saraf kejepit? Ya, di Indonesia istilah saraf kejepit memang bukan lah hal asing. Saraf terjepit adalah saraf yang tertekan. Kalau kamu pernah mengalami nyeri punggung, leher kaku, atau nyeri lengan dan kaki, kondisi itu juga bisa disebabkan oleh saraf kejepit.
Apabila kamu mengalami saraf kejepit, kamu tak bisa sembarangan mengobatinya. Sebab, pengobatan saraf kejepit memerlukan penanganan khusus dari dokter saraf.Â
Untuk mengantisipasi kondisi saraf kejepit agar tidak semakin memburuk, penting untuk mengetahui apa saja penyebab dan ciri-ciri saraf kejepit.
Apa Itu Saraf Kejepit?
Dalam istilah kesehatan, saraf terjepit disebut sebagai radikulopati atau pinched nerve. Seperti namanya, saraf kejepit terjadi akibat adanya saraf yang tertekan atau terjepit olehÂ
jaringan di sekitarnya, seperti tulang rawan, otot, dan tulang.
Ketika mengalami kondisi saraf terjepit, tubuh akan mengirimkan sinyal berupa rasa nyeri di area yang mengalami tekanan.Â
Meski saraf terjepit bisa memengaruhi beberapa area tubuh, namun kebanyakan kasus saraf kejepit terjadi di leher (radikulopati servikal), punggung tengah atas (radikulopati toraks) atau punggung bawah (radikulopati lumbal).Â
Tak hanya itu, kamu juga dapat mengalami saraf terjepit di tangan, siku, dan pergelangan tangan (carpal tunnel syndrome). Â
Baca Juga:
Ciri-ciri Saraf Kejepit
Setiap saraf dalam tubuh mendeteksi sensasi di area tertentu, baik itu pada kulit maupun organ dalam. Saat terjadi tekanan pada saraf, kamu akan mengalami gejala berupa: