Mohon tunggu...
Jasmaryati
Jasmaryati Mohon Tunggu... Guru - Guru

mengabdi untuk negeri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Pelosok Negeri

2 Desember 2023   23:42 Diperbarui: 2 Desember 2023   23:50 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia adalah negara kaya raya. Selain memiliki sumber daya alam yang melimpah, sumber daya manusianya lebih dari cukup. Dengan demikian saat manusianya ditempa dengan pendidikan yang baik, tentu sumber daya alam bisa dikelola dengan baik pula.

Sayangnya aset terbesar bangsa itu hingga kini masih banyak yang belum tersentuh. Pendidikan yang didapatkan terkesan minimalis bahkan kekurangan.

Untuk memaksimalkan pendidikan di daerah tersebut tidaklah harus menunggu pemerintah. Justru dengan kepedulian pada sesama, siapapun dapat mengulurkan tangan. Saat itulah orang yang peduli bisa turut berkontribusi pada bangsa serta memiliki tabungan akhirat.

Daerah Indonesia yang pendidikannya masih tertinggal rata-rata adalah daerah pelosok. Selain banyak ditemukan di daerah timur Indonesia, daerah luar yang lain juga bernasib sama. 

Contoh daerah yang masih tertinggal pendidikannya adalah daerah Provinsi Bengkulu tepatnya di kabupaten Kaur Dusun NUNUNG, tepatnya di SDN 125 Kaur.

Tempat pendidikan yang ada pun masih sangat sederhana. Para murid belajar dengan fasilitas seadanya. akses jalan masih tanah liat yang kadang hujan guru tidak bisa menuju ke tempat mengajar.

Hingga saat ini daerah pelosok masih sulit mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat. Sebagai sesama putra bangsa, fenomena semacam ini selayaknya mengetuk hati. Perhatian pada sesama putra bangsa akan menumbuhkan harapan yang berarti.

Sebab Minimnya Pendidikan di Pelosok Indonesia

Daerah pelosok sulit mengembangkan pendidikan tentu disebabkan banyak faktor. Berikut adalah beberapa faktor penyebabnya:

1. Akses

Masalah akses menjadi sebab utama sebuah daerah berkembang. Tidak hanya urusan pendidikan saja, namun juga pada sektor yang lain. Ketika sebuah daerah memiliki akses yang mudah, kebutuhan untuk membangun mudah untuk tersalurkan.

Selain itu sumber daya manusia bisa datang dengan mudah. Rata-rata para SDM mumpuni tidak bertahan di suatu daerah disebabkan sulitnya akses. Dengan demikian jika akses diperbaiki maka mengembangkan sebuah daerah semakin mudah, termasuk pada pendidikan.

2. Minim Guru

Kondisi pendidikan di daerah terpencil tidak mengalami perkembangan diantaranya karena minim guru. Guru adalah sosok yang memiliki peran penting. Guru yang memiliki inisiatif, selain berupaya mengangkat kualitas muridnya juga peduli pada lingkungannya.

Jika guru yang dimiliki jumlahnya terbatas, tentu fungsi tersebut sulit tercapai. Terlebih nasib para guru pun tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Selain beban tugas yang terlampau besar, kesejahteraan mereka pun bisa dikatakan belum maksimal.

3. Fasilitas Tak Layak

Fasilitas cukup berpengaruh dalam dunia pendidikan. Meskipun bukanlah hal utama, dengan fasilitas memadai akan memberikan dorongan semangat pada peserta didik. Dengan semangat tersebut pendidikan yang diselenggarakan semakin mudah menghasilkan SDM yang baik.

Nah, salah satu masalah pendidikan daerah pelosok Indonesia adalah banyaknya sekolah yang belum memiliki fasilitas memadai. Misalnya saja, kurangnya kelas, keadaan gedung dan kelas yang mengkhawatirkan dan lain-lain. Saat pendidikan di kota sudah memiliki laboratorium, masih ada pelajar di pelosok yang belajar beralaskan tanah.

4. Tingkat Ekonomi Rendah

Ekonomi menjadi sebab tersendiri yang berpengaruh pada pendidikan. Bukan tidak memiliki minat untuk belajar, namun keadaan ekonomi seringkali menjadi penghalang. Daripada menghabiskan waktu untuk belajar yang dinilai lama menghasilkan uang, banyak SDM yang memilih bekerja. Padahal usia mereka masih produktif untuk belajar.

Banyak diantaranya yang tidak bisa membayar biaya pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja masih kesulitan. Jika sudah seperti ini, pendidikan sudah tak begitu penting bagi mereka.

5. Pola Pikir

Kebiasaan hidup yang dijalani bersama masyarakat menumbuhkan pola pikir tersendiri. Jika interaksi yang terjadi sesama orang yang tidak berpendidikan, tentu pentingnya pendidikan menjadi kabur.

Fenomena seperti ini bukanlah kesalahan. Jika ada keseriusan, maka pola pikir demikian bisa dirubah. Tentu dengan mengirimkan orang yang istiqomah mengajak kepada perubahan menuju hidup lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun