Mohon tunggu...
Annisa Putri Jasmin
Annisa Putri Jasmin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi : Membaca dan Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bangkit dari Keterpurukan

18 Oktober 2022   17:29 Diperbarui: 18 Oktober 2022   17:32 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore itu saat Satria pergi menjual kue basahnya ke kampung sebelah ia bertemu dengan seorang anak kecil yang sedang menangis, lantas Satria heran mengapa anak itu menangis dan ia pun menghampiri anak tersebut. "Dik, mengapa kamu menangis?", kata Satria dengan suara lembut, " Aku kehilangan ayahku, tadi aku habis beli boneka di pasar depan tetapi setelah itu aku terpisah dengan ayahku, hiks hiks hiks. Kakak aku ingin bertemu ayahku, aku ingin pulang", jawab adik kecil itu sambil menangis ketakutan. "Baiklah dik, akan aku antar kamu kepada ayahmu. Apakah kamu tau dimana alamat rumahmu?", tanya Satria sambil menenangkan adik kecil itu, " Rumahku Perumahan Cempaka nomor 3 kak", jawab anak itu. "Baiklah, jangan menangis lagi ya, aku akan mengantarkanmu kembali ke rumah", ucap Satria. 

Waktu sudah hampir maghrib, sebenarnya Satria tidak bisa pulang terlalu sore karena harus menyiapkan makan malam untuk keluarganya, tetapi karena ia merasa sangat kasihan terhadap adik kecil itu ia lantas menemani adik kecil tersebut kembali kerumah. "Ini kak, kita sudah sampai dirumahku, tunggu sebentar ya kak aku ingin memanggil ayahku dahulu", ucap anak itu. Ternyata rumah anak kecil itu sangatlah besar, dengan mobil yang terparkir di halaman rumahnya yang luas. Tiba-tiba seorang lelaki berjas hitam dan berpakaian rapi menghampiriku, ternyata ia adalah ayah dari anak kecil itu. "Nak, terimakasih banyak telah mengantarkan anak saya kerumah, tadi anak saya terlepas oleh saya di pasar, maafkan saya nak sudah merepotkan anda, terimakasih banyak nak. Kalau boleh tahu siapa nama mu nak?", kata ayah dari anak itu. " Namaku Satria pak, aku tinggal di Desa Mampai", jawab Satria. "Wah jauh sekali perjalananmu kesini nak, kalau begitu biar aku antar kamu kembali kerumahmu", kata ayah dari anak itu. "Boleh pak jika tidak merepotkan bapak", jawab Satria. Satria pun di antar oleh ayah anak kecil itu menggunakan mobilnya, diperjalanan menuju ke rumah Satria mereka berdua saling bertukar cerita tentang kehidupan mereka.

Beberapa menit kemudian sampailah mereka di rumah Satria, "Nak, karena kebaikanmu hari ini dan cerita hidupmu yang menginspirasi membuat bapak ingin memberikan kamu beasiswa belajar nak hingga kamu mendapatkan gelar sarjana", ucap ayah anak kecil itu, dengan sangat terharu Satria tidak menyangka bisa mendapatkan rezeki seperti ini, ia benar-benar terharu dan sangat bersyukur, ia pun menangis saat itu, "Apa benar pak??.. ", jawab Satria sambil tersendat-sendat. "Iya saya serius, saya akan membiayai sekolahmu hingga kamu menjadi orang sukses", ucap ayah dari anak kecil itu. 

Tidak ada yang menyangka akhir dari segala peristiwa yang di alami manusia, dan tidak semua penderitaan akan berlangsung lama tetapi pasti akan selalu ada jalan untuk keluar dari penderitaan tersebut. Siapa yang ingin bangkit dari penderitaan hidupnya pasti akan selalu ada jalan keluar dari Allah bagi siapapun orang yang mau berusaha. 

Beberapa tahun kemudian Satria pun menjadi orang yang sukses, ia berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya dan menjadi pebisnis besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun