Bagi banyak mahasiswa skripsi atau tugas akhir atau thesis atau disertasi bisa dilalui dengan lancar dan cepat. Faktanya ada yang mengalami banyak kesulitan, bukan karena kurang pandai atau kurang rajin, tetapi banyak sisi lain mulai dari kehilangan ide, kesulitan secara teori, tidak menemukan jurnal referensi, kehilangan gairah, tidak mengerti maunya dosen atau malah tidak mengetahui apa yang sebenarnya menjadi masalahnya.
Sebenarnya wajar saja jika mahasiswa kesulitan menyelesaikan studynya hanya karena karya ilmiah, karena bagaimanapun karya ilmiah adalah hal yang baru selama jenjang pendidikan yang di tempuh. Memang benar ada matakuliah metode penelitian dan sejenisnya yang sebenarnya melatih mahasiswa untuk menyusun skripsi, thesis ataupun disertasi. Tetapi tetap saja berbeda
Solusinya:
Mencari pelatih adalah jalan tercepat dan terbaik dalam banyak hal. Memang benar ada orang - orang yang dianugerahi talenta luar biasa sehingga bisa belajar secara autodidak, tetapi pelatihan dan mencari pelatih adalah jalan tercepat dan terbaik. Tim motoGP Honda pernah mengontrak Michael Doohan legenda juara motor GP untuk menjadi penasehat teknis dan penasehat pembalapnya di awal karir Valentino Rossi. Demikian juga Ducati menjadikan Casey Stonner jadi penasehat teknisnya. Mereka perlu seorang juara untuk menstranfer tidak saja pengetahuan teknis membalap, settingan motor tetapi juga soal mentalitas juara.
Jadi jika anda kesulitan dalam menyelesaikan skripsi, thesis ataupun disertasi tidak ada salahnya mencari seorang pelatih. Pelatih bukanlah joki skipsi. Ada salah persepsi di masyarakat seolah konsultan penelitihan adalah joki skripsi. Konsultan penelitihan hanyalah fasilitator dan coach untuk mempercepat pemahaman mengenai karya ilmiah anda, mulai dari dukungan jurnal yang bagus, pengolahan data sampai bagaimana anda bisa memberikan sumbang sih pengetahuan melalui kesimpulan yang ada pada karya ilmiah anda.
Apakah dosen pembimbing tidak cukup?
Hal ini relatif, tetapi adakalanya kita harus jujur ada beberapa keterbatasan dengan beberapa dosen pembimbing. Keterbatasan tersebut tidak seharusnya menghentikan langkah mahasiswa, justru sebaliknya menyadarkan untuk secepatnya mencari solusi terbaik.
Kembali ke pertanyaan awal, mengapa skripsi harus cepat.
Pertama: Skripsi adalah tiket awal untuk merajut karir. Dunia selanjutnya setelah lulus jauh lebih komplek, tidak saja bicara mengenai IPK dan alumni mana, tetapi juga kemampuan adaptasi, interpersonal dan mengelola tanggung jawab. Makin cepat anda memasuki dunia kerja ataupun wiraswasta, makin cepat pula anda beradaptasi dengan realita.
Kedua:Orang - orang yang anda cintai, entah itu pacar, istri, orang tua, anak atau siapapun yang berharap anda sukses, akan sangat bahagia dengan kelulusan anda. Bukankah lebih baik tinggal bersama dengan orang - orang yang berbahagia dibanding tinggal dalam suasana was - was?
Ketiga: Ini adalah pride diri anda sendiri, sukses dalam pendidikan bukan segalanya, tetapi sukses dalam pendidikan adalah salah satu tiket untuk mempermudah jalan hidup anda selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H