Ade Armando mengalami pengeroyokan saat berada di demo pada  11 April 2022. Polisi sudah mengantongi empat nama pelaku yang ternyata bukan mahasiswa.
Empat Pelaku itu adalah : Komarudin, Abdul Latip, Markos Iswan, dan Muhammad Bagja.
Ade Armando selaku Dosen Universitas Nasional (UI) dikeroyok sekelompok massa pada Senin 11 April 2022 saat ikut dalam demonstrasi mahasiswa. Akibatnya, ia mengalami sejumlah luka di wajah dan kemudian dilarikan ke dalam Gedung DPR untuk mendapat pertolongan.
Massa terlihat sedang mengawasi Ade Armando dan timnya. Secara tiba-tiba Ade dan tim didatangi oleh seorang ibu-ibu tidak dikenal sambil memaki-maki. Ibu-ibu inilah yang mengundang massa untuk bertindak anarkis. Mereka semua mengepung Ade Armando dan timnya.
Ade dan tim kemudian mundur ke dinding pagar DPR. Kemudian massa datang  yang mendorong-dorong Ade.
Beberapa saat kemudian tim dihampiri beberapa orang tidak dikenal dan mereka tiba-tiba langsung menyerang Ade.. Pengepungan dilakukan untuk menutup penyerangan dari pantauan petugas.
Anggota tim Ade Armando berusaha melindungi Ade Armando yang terus menerus diserang dan dipukuli tetapi tim liputan tidak bisa menolongnya karena tim pada saat itu terpental dan terjatuh.
Karena tidak mungkin bisa menolong, tim yang terpental mencari polisi untuk meminta bantuan.
Polisi kemudian datang dengan cepat dan memberikan bantuan.
Setelah diamankan dan ditarik ke dalam gedung DPR oleh pihak kepolisian, Ade Armando mendapatkan penanganan dokter polisi.
Kondisi Ade pada saat itu masih bisa berkomunikasi dan menghubungi keluarganya.
Lalu Ade Armando dipindahkan ke ke RS.
Opini Saya :
Menurut saya ade armando sebaiknya tidak turun ke tempat pendemo berada dikarenakan stigma publik terhadap anggota anggota DPR yang sangat buruk disaat situasi sedang memanas, Ade Armando menjadi korban dari ekspresi publik yang menjadikan dia public enemy. Terlebih lagi banyak diantara pendemo yang bukan mahasiswa yang sering disebut provokator. Sangatlah sulit untuk mengontrol hal seperti itu di massa pendemo. Ade Armando pun turun tanpa pengawalan yang ketat walaupun dia setuju dengan pendapat demonstran tetapi alangkah baiknya dia mendapat pengawalan yang cukup ketat untuk meminimalisir seluruh resiko yang dia tanggungi. Tetapi tetap saja kekerasan yang terjadi pada Ade Armando tidak bisa dibenarkan, pelaku harus ditemukan secepatnya agar diproses sesuai prosedur yang berlaku.
Nama : Jarwanda Yolanda Vhita
NPM : 203516516255
Program Studi : Ilmu Komunikasi
Tugas Mata Kuliah Propaganda dan Opini Publik
Universitas Nasional
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H